Langit masih gelap. Matahari juga masih enggan muncul dibalik awan. Tapi satu cewek yang tingginya dibawah rata-rata sudah standby diteras rumah. Mengenakan seragam putih biru lengkap dengan atribut MOS.
"Semoga gue nemu cogan. Amin!" harap Kimi menutup ritual doanya dipagi hari ini.
"KAK KIMI !!!"
Kepala Caren, adiknya muncul dibalik pintu rumah membuat Kimi kembali menegakkan kepalanya lalu menoleh sebal.
"Apaan sih? pagi-pagi udah toa!" sungut Kimi mengusap kuping.
Caren menyengir lebar sembari duduk disebelah Kimi yang kini beralih mengutak-atik hapenya, mengirim chat LINE pada Anna.
KIMI : Posisi?
"Kak ... "
"Hm?!" sahut Kimi cuek.
Anna : Otw, nyek..
"Kak! Nengok sini bentar ... " Paksa Caren membuat Kimi menoleh dengan tak minat.
"Tadaaaaa !!!"
"Uh-wow. Gue terkejut!" Pekik Kimi dengan wajah biasa-biasa saja.
Caren cemberut. "Kok gak kaget sih? Kejutan ini."
Kimi menatap kaos kaki bermotif tengkorak yang masih menggantung diudara dan wajah Caren bergantian.
Keningnya mengerut. "Buat apaan sih? Lo kasih ke gue?"
Caren mengangguk antusias serta senyum merekah saat kaos kaki tersebut berpindah tangan. Kimi kini mengamati benda yang menurutnya kalau diperhatikan, rada unyu.
"Gue beli kemarin pas jalan-jalan ke mall gitu deh. Itung-itung sih hadiah selamatan hari pertama elo ikutan MOS." celoteh Caren bangga.
Mendadak Kimi merasa terharu. Keluarganya memang super duper perhatian. Kemarin Mama ngasih buku tips mendapatkan cogan, sekarang Caren.
"Tapi kok lo ngasih beginian? Minimal ID LINE cogan, kek."
Caren berdiri dari duduknya lalu berkacak pinggang. "Enggak ah. Gue gak mau teman-teman gue jadi korban kelabilan lo."
Kimi ikutan berdiri, hampir tak menggubris ucapan Caren namun mendengar jawaban adiknya itu membuat Kimi gemas.
"Lah, siapa juga yang mau sama anak ingusan?! Dih. Gue sih gak demen brondong ya." Kimi bela diri.
Padahal usia mereka hanya terpaut dua tahun, tetapi Kimi tetap menganggap teman-teman Caren tidak pantas untuk di gebetnya. Lagipula Kimi tak yakin Ia bakal diterima juga.
"Makanya jangan ngarep deh punya pacar cogan. Sadar diri. Ngaca, Kak!" komentar Caren kejam.
Kimi manyun. "Jahat lo. Gue buang nih?!" ancamnya bersiap melempar kaos kaki tengkorak ke tong sampah.
"Jiaah, ngambek! Awas aja kalo lo buang. Gue sumpahin gak pernah dapetin cogan."
"CAREEENNNN!!!"
Pip..pip...
Suara klakson motor milik Anna menggema bersamaan dengan kaki Kimi yang akan mengejar Caren.
Wajah Kimi masih merona menahan emosi saat menghampiri Anna.
"Dikatain Caren lagi 'kan pasti?" tebak Anna, sahabat seperjuangan Kimi semenjak lahir.
"Ho'oh. Masa dia sumpahin gue gak akan pernah dapetin cogan sih?! Huh, ngeselin bingits pengen gue gigit."
Tanpa sadar Kimi malah mengigiti kaos kaki tengkorak milik Caren yang belum dibuangnya.
"Ih, jorok lu!"
Aksi Kimi terhenti. "Bersih tau." katanya sembari memasukkan benda itu ke tas karung yang Ia kenakan.
Kalau bukan karena motif tengkoraknya yang rada unyu, Kimi pasti bakal sedekahin sama nenek-nenek yang lewat.
"Udah yuk! Capcus! Telat nih kiteee." Anna langsung tancap gas setelah Kimi mendaratkan bokong diboncengan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prompt!
RandomJadi book ini khusus berisi potongan plot yang berbeda tiap chapternya. Aku lagi ngalamin writer block. Punya ide buat nulis satu chapter tapi selanjutnya dah ga tahu mau digimanain, ujung2nya malah aku telantarin. Dan sekarang baru terpikir, daripa...