#2

10 2 0
                                    

"Kita putus!"

Gue terkesiap. Bakso yang masih dalam kunyahan gue telan paksa ninggalin efek perih dikerongkongan tapi ga seperih hati gue yang seketika mencelos.

"L-lo ngomong apa?" Respon gue terbata memastikan.

Rangga, cowok yang lagi menatap gue datar seperti biasanya itu menghela napas greget karena kelemotan otak gue.

"Gue bilang kita putus. Lo gue end!" Tegasnya.

Bahu gue langsung terkulai lemas. Mata gue mulai berair tapi gue tahan. "T-tapi kita kan baru jadian seminggu."

"Emang gue peduli?!"

Jleb banget! Iya, gue juga tahu. Dia emang gak pernah peduli sama gue tapi kan..., "Alasan lo mutusin gue apa?"

"Bosan!" Jawabnya cepat gak pake mikir. Hati gue langsung tertohok.

"Secepat itu? Kan baru seminggu kit--"

"Cukup!" Sela Rangga. Dia ngelihat gue tanpa minat. "Seminggu waktu yang cukup untuk gue tahu kalau lo itu membosankan!"

Jahat! Cowok didepan gue ini bener-bener jahat... kejam... sadis...

Hati gue sakit. Air mata gue tumpah gitu aja. Gue menangis dalam diam ga histeris kek didrama apalagi sampai adegan menyiram segelas es teh ke wajah Rangga. Enggak, gue ga sedrama itu.

Gue tertawa miris disela menyeka air mata. "Kalo itu emang mau lo yaudah. Kita selesai." Gue berdiri setelah meneguk sisa es teh tapi mengabaikan pentol bakso yang masih tersisa dua dimangkok. Pengen ngabisin tapi udah terlanjur patah hati bikin selera makan gue hilang mendadak.

"Lo mau kemana?"

Cegah Rangga bikin gue yang udah beranjak menuju pintu keluar balik lagi lalu menatapnya nyalang. "Ya pulang lah. Ngapain gue harus lama-lama disini? Nungguin lo makan?!"

Gue ngomong gitu karena bersamaan dengan pesanan Rangga baru disajikan.

"Bayar makanan lo. Gue bukan pacar lo lagi jadi gue ga mau bayarin."

Rahang gue jatuh kebawah. Rangga ga peduli respon gue setelahnya dan malah mulai sibuk nikmatin sate ayamnya.

"G-gue lupa." Ujar gue pelan. Lebih ke nyadarin diri gue sendiri kalau gue emang lupa karena diotak gue cuma pengen cepat pulang trus mewek sampai tengah malam. "Heh, gue lupa! Makasih udah ingetin!" kata gue ketus sambil banting uang tiga puluh ribu diatas meja bikin Rangga balik liatin gue tapi gue langsung buang muka lalu berjalan keluar dari warung makan pinggir jalan yang jadi TKP memori kelam gue.[]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Prompt!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang