First Moment

120 5 5
                                    

Selama perjalanan menuju ke sekolah, sesekali Aku melihat sekeliling kota yang membuat mataku tak lepas pandangan akan keindahan kota yang Aku tinggali saat ini.

Karin tampak antusias menjelaskan kepadaku mengenai seluk-beluk kota yang menjadi kota kelahirannya tersebut. Terlihat gedung - gedung pencakar langit yang berdiri dengan kokohnya ditambah rindangnya pepohonan yang berbaris di sepanjang tepi jalan memberikan suasana asri tersendiri.

Tak hanya itu, suasana kekeluargaan juga tumbuh pada keberagaman suku bangsa, agama, ras, bahasa serta adat istiadat sehingga memberikan warna tersendiri pada kota yang penuh akan sejarah ini.

" Bang, pinggir bang!!!" seru Karin

Angkot pun menepi ke tepi jalan.

" Nih.. bang!! " kata Karin sambil memberikan uang lima ribu rupiah kepada supir angkot.

Kringgg........

" Ayo..... Buruan!! Kita uda telat nih... " kata Karin.

Kami pun berlari dengan terburu - buru.

" Ayo dek... Cepatan lari..!! Letakkan tasnya di perpustakaan lantai 4 dulu, setelah itu upacara!! " teriak kakak kelas.

Kami pun bergegas menaiki setiap anak tangga, Dan.....

Brukkk......

" Eh... Sorry ya kak!!!" kata Sellia sambil menatap Rey.

" Hmm... " Rey pun tersenyum:)

Aku menabrak seorang anak laki - laki yang sangat misterius. Ia hanya melontarkan senyuman yang manis dengan lesung pipit yang amat dalam kepadaku. Tatapan yang sangat tajam dengan alis tebalnya membuat aku terpanah akan parasnya yang menawan serta berkarisma. Tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir tipisnya itu hingga membuatku semakin penasaran akan dirinya.

" Ayo... " kata Karin sambil menarik tanganku.

Karin sangat mengacaukan momen yang sangat berharga ini. Bahkan Aku pun tak sempat bertanya, siapa nama anak laki - laki yang misterius itu.

Setelah upacara bendera selesai, kami pun diarahkan berkumpul di lapangan sekolah. Seperti pada umumnya, kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) yang sering dilaksanakan pada setiap awal ajaran tahun baru guna menyambut kedatangan para siswa baru.

Di hari pertama MOS ini, kami hanya diberikan perkenalan tentang Sekolah Tunas Bangsa serta arahan tata tertib dan peraturan sekolah yang disampaikan oleh Ibu Lisnawati selaku Kepala Sekolah Tunas Bangsa.

Namun, kami dikejutkan oleh suara gaduh dari luar sekolah yang membuat ibu kepala sekolah bertanya-tanya. Ternyata itu adalah suara yang berasal dari percekcokan seorang siswa dengan satpam.

" Bu, bukak lah pintunya!!" teriak Acong sambil memegang pagar.

" Gak boleh!! Siapa suruh kau datang terlambat " ketus bu Ely Sugigi.

" Kan cuman telat lima menit " sahut Acong.

" Apapulak lima menit!! Kau tengok jam berapa sekarang? Udah sejam lebih kau telat kok kau masih bilang telat lima menit " pungkas bu Ely.

Kemudian datang bapak Syarifin Naibaho selaku guru BK untuk menghentikan kegaduhan tersebut.

" Ada apa nih bu? " tanya pak Syarifin Naibaho.

" Nih lah pak, masaan dia cuman telat lima menit katanya padahal udah sejam lebih dia telat!! " jawab bu Ely dengan emosi.

" Ya udah bu, dia biar saya yang ngurus" kata pak Syarifin Naibaho.

" Tuh kan bu, bapak ini aja ngasih" Acong berkata dengan nada mengejek.

Akhirnya Acong diberi izin untuk masuk ke sekolah. Namun tak sampai disitu, pak Syarifin juga memberikan nasehat kepada kami sebagai murid baru untuk datang lebih awal agar tidak terlambat.

Disela-sela kegiatan MOS berlangsung, Karin mengajakku untuk menemaninya pergi ke kamar mandi.

" Sel, temenin aku yok ke kamar mandi!! " ajak Karin.

" Ayo... Tapi permisi dulu sama bapak itu " Sellia sambil menunjuk pak Syarifin Naibaho.

" Yok lah... Buruan!! " Karin yang tak tahan lagi.

" Pak permisi ke kamar mandi ya pak?" Sellia meminta izin.

" Ya nak" jawab pak Syarifin.

Suasana di dalam gedung cukup hening, karena kakak kelas belajar seperti biasanya. Hanya saja anak osis yang berada di lapangan sekolah.

" Ayo... Buruan!! Aku uda gak tahan lagi nih. Jangan asik main hape aja lah!! " kata Karin dengan geragas.

" Iya sabar dikit dong.... "

Sesaat kemudian, datang lah dua anak cowok masuk ke dalam kamar mandi sehingga membuatku terkejut akan kedatangan mereka.

" Ahhh..... " teriak Sellia

" Ahhh.... Kamu kok masuk ke kamar mandi cowok? " tanya Bani dengan terkejut.

" Bukannya ini kamar mandi cewek ya?" tanya Sellia dengan tegas.

" Ini tuh kamar mandi anak cowok, ngapain kamu ke sini?? " kata Bani.

" Ada apa Sel??? " sahut Karin.

" Karin, ini kamar mandi cewek atau cowok sih ??? " tanya Sellia.

"Aku gak tau, tadi aku tuh asal masuk aja karena aku udah gak tahan lagi" jawab Karin dengan santai.

" Apa-apaan sih kamu Karin, ini tuh kamar mandi cowok. Ayo buruan keluar!!!" teriak Sellia sambil mengetuk pintu kamar mandi.

" Ya.... Sabar dong!!" kata Karin sambil keluar dari kamar mandi itu.

Sellia pun memasang muka sebel.

" Maaf ya bang.... " kata Karin kepada mereka.

" Iya, gak apa kok, hahaha... " Bani tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Si cowok misterius itu hanya bisa menatapku dengan tajamnya dan melepaskan senyuman berlesung pipit yang manis itu dengan tertawa kecil di dalam hati sambil menyender di dinding kamar mandi.

Aku bergegas pergi menahan malu sambil menarik tangan Karin. Dan tanpa sadar, lantai yg licin membuat ku terjatuh tepat di depan cowok misterius itu.

Namun akankah Rey sang cowok misterius itu menolong Sellia ???

Tunggu kelanjutannya di sekuel berikutnya!!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JinggaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang