Chapter 2: Meet The Twins, Casey Aprilia Radityan and Carvian Armada Radityan
Carvian Armada Radityan
Masih terlalu cepat seribu tahun lagi untuk Tristan si kutu kupret berhati es itu untuk menikah dan menyentuh tubuh adik kembarku yang sangat kusayangi melebihi nyawaku sendiri! Walaupun Papa dan Mama sudah setuju dengan usul gila Om Redhiza untuk menikahkan anak sulungnya yang memiliki darah dan tatapan iblis itu dengan Casey, adikku yang paling cantik hingga mengalahkan kecantikan Putri Diana, tapi selama aku masih bernapas, aku tidak akan sudi menjual nyawa adikku pada Tristan. Enak saja. Langkahi dulu mayatku jika dia memang bisa. Namanya memang Tristan, tapi dia bukan Tristan si vampir yang mencari darah suci Nayla, kan?
Oke, abaikan! Aku sudah dikontaminasi oleh Devon dan Revon!
Suatu saat, aku pasti akan mencincang Kakak sepupuku yang omong-omong juga kembar sepertiku dan Casey. Bedanya, Casey kembaranku itu perempuan, sementara mereka berdua laki-laki. Devon Herjuna Raditya lahir lima menit lebih dulu sebelum kemudian Revon Herjunot Raditya mengikuti jejak Kakak kembarnya. Menurut cerita yang kudengar, Tante Inggit, Mom si kembar itu sempat menjambak rambut Omku yang gantengnya sama denganku—itu artinya, aku, si kembar Von-Von dan Papapku memiliki wajah yang sama karena Papaku dan Omku kembar—hingga mengancam akan menceraikan Omku jika beliau nekat menaruh bayi lagi didalam perut Tante Inggit.
Aku masih duduk di bangku kuliah semester tiga, pun dengan Casey. Juga dengan Gevarna, adik perempuan Tristan yang manis itu. Menurutku, mungkin saja Tristan dipungut oleh Om Redhiza dan Tante Lexna di rumah sakit. Anak kandung mereka mungkin hanya Gevarna saja. Jika kuperhatikan lebih seksama lagi, hanya Tristan yang memiliki sifat berbeda dengan keluarganya. Si kunyuk satu itu angkuh, arogan, dingin, cuek, datar dan lain sebagainya.
Intinya... MEMUAKKAN!
“Abang....”
Suara merdu dan manis itu membuyarkan lamunanku. Aku menoleh dan tersenyum lebar ketika melihat Casey masuk kedalam kamar sambil membawa sebuah nampan. Aku melongokkan kepala dan melihat sepiring pudding cokelat beserta segelas es jeruk kesukaanku. Casey menaruh nampan tersebut di atas meja belajarku dan duduk di atas pangkuanku. Setiap pagi, aku memang jarang sarapan. Aku lebih suka menyantap pudding dan minum es jeruk karenanya Mama selalu membuatkan pudding setiap hari. Menurut Mama, aku mengikuti jejak Papa yang mencintai pudding dan es jeruk.
“Nggak ke kampus, Cas?” tanyaku seraya menatap wajah datarnya. Kuelus rambutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Casey memang cantik. Amat sangat cantik. Rambutnya panjang bergelombang dan berwarna sedikit kecokelatan. Mata cokelat terang diwariskan oleh Mama untuknya juga untukku. Hidung mancung kami diturunkan oleh Papa. Walaupun aku dan Casey kembar, tapi Casey hanya mirip sedikit saja dengan wajahku juga wajah Papa. Yah, pokoknya, wajah Casey itu unik. Campuran yang terlihat sangat jelas dari wajah Mama dan Papa, sementara aku memiliki wajah Papa seutuhnya.
“Nanti. Diantar sama si beruang kutub.”
“Tristan?” tanyaku dengan nada pongah sambil menaikkan satu alisku. Jujur, setiap mendengar nama Tristan, rasanya aku sangat kesal dan ingin membakarnya hidup-hidup. Ini karena dulu, sewaktu aku dan Casey masih berumur lima tahun dan Tristan berumur tujuh tahun, laki-laki itu pernah mendorong Casey hingga jatuh dari atas ayunan dan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abimanyu Junior's Series: Behind The Shadow
Romance-Kisah dari anak-anak Redhiza Taufano Abimanyu dan Prudence Lexnarita dari serial The Sweet Devil- Tristan Herzano Abimanyu... tampan, angkuh, dingin, masih duduk di semester tujuh di salah satu universitas swasta di Jakarta. Dipaksa menikah oleh Ay...