Aku terbangun di atas tempat tidur berwarna putih dengan tiang-tiang kasur tinggi berkelambu transparan. Sebenarnya kasur ini sangat besar untuk satu orang, namun orang tua ku sangat 'memanjakan' ku sampai-sampai, mereka membuat kamar ku terpisah dari rumah utama. Kamar ku banyak dilengkapi barang-barang yang kubutuhkan seperti, komputer untuk bermain game, meja belajar besar, playstation, VR 4D, kulkas, TV, dan banyak lainnya. Namun tetap saja, seluruh barang yang mereka berikan untuk ku tidak dapat menyembuhkan kesepian yang ku alami.
Sudah sejak lahir aku di tempat ini. Tidak pergi ke sekolah, belajar lewat guru privat yang sangat membosankan, bahkan aku sampai tidak pernah menginjakkan kaki ku di atas rumput, tanah, atau bebatuan.Biasanya aku menghabiskan waktu untuk belajar memasak karena di kamar ini dapur sangat luas dan sayang kalau tidak digunakan meskipun makanan selalu tersedia dan diantarkan oleh para pelayan. Sering juga aku bermain game dan menemukan banyak orang baru dari online. Namun papah mengingatkan untuk tidak melakukan 'video call' dengan sembarang orang. Aku selalu melihat kaca, memangnya aku buruk rupa? aku saja tampan, masa iya orang lain tidak ingin melihat wajahku?
Sering kali aku mengutuki orang tua ku, mereka jarang menemaniku. Kekayaan yang tidak berguna ini selalu membuatku risih memikirkannya, apa jangan-jangan ada yang ingin membunuhku karena masalah pertempuran antar perusahaan? Oh menjijikan!
Tok Tok..."Papah ya? atau 'mamah'?"
Pintu terbuka, terlihat pria dengan paras cantiknya memasuki kamar. Matanya hitam kecoklatan, rambutnya dicat coklat muda, dan tubuhnya pendek langsing tanpa bentuk otot apapun yang menempel.
"Apa maksudmu dengan sebutan mamah?, aku ini pria GG yang bisa hamil. Itu saja! dasar, tidak papah tidak kamu, sama saja." setelah mendengar pria di depanku ini, aku langsung membatin 'gak sadar situ kayak cewe? GG dari mana?'.
"Terus aku harus panggil apa?"
"...Papah dua."
"Yang benar saja!? Papah hanya ada satu, papah Kurouchi dan 'ISTRI' nya yaitu mamah Teruishi." Mamah langsung memutar bola matanya dan menutup pintu. Entah kenapa setiap orang masuk ke kamar ku, mereka pasti menutup pintu itu dan tidak membiarkannya terbuka.
"Yasudahlah, sebagai orang tua dan sebagai 'Mamah' aku mengalah. Mamah mau bicara sama kamu, ini hal penting. Yah, mumpung kamu udah besar dan memasuki umur 16 tahun." Mamah duduk di tengah ruangan. Di sana ada karpet bulu dan meja pendek, alas untuk duduknya dari bantal persegi yang empuk. Aku mendekornya seperti itu karena dapat menghangatkan tubuh saat musim salju.
"Kenapa?" kataku sembari duduk di hadapannya.
"Kamu tau kan apa itu Alpha, Beta, dan Omega?" Mamah menatapku serius. Aku menaikkan alisku, ini baru pertama kalinya aku mendengar tentang itu.
Aku menggeleng. Mamah menghela napas dan menepuk-nepuk meja seakan sedang mengolah kata. "Begini, manusia itu ...."
'Ya pokoknya panjang.' batin ku.
"Lalu? aku biasa saja sih mah. Kan mamah yang ngelahirin aku. Aku juga mikir dong kalau seorang laki-laki bisa hamil dan memiliki anak."
Mamah mem'pout' bibirnya dan melanjutkan perbincangan tadi. "Tapi kamu spesial. Makanya mamah sama papah selalu menyembunyikanmu."
"Hmm? jadi bukan karena petarungan antar perusahaan seperti pelajaran ekonomi yang aku pelajari dulu?"
"Memangnya papah kamu itu pengusaha kotor? Dia terlalu baik sampai tidak punya 'rival'." Saut mamah.
"Leh, terus aku spesialnya dimana?"
"Kamu termasuk omega yang paling bahaya sayang. Sekalinya ada alpha yang dekat atau mencium bau mu, bisa-bisa mereka menerkammu. Biasanya alpha atau alpha dominan bisa menahannya saat ada omega biasa, namun berbeda cerita kalau bertemu dengan mu." Aku ternganga. Sudah membatin akan menjadi alpha yang luar biasa, eh malah jadi seperti mamah yang seorang omega.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Smell
Fiksi RemajaWarning Alert : This is omegaverse! #Rated-M #M-preg Sinopsis : Orang tua ku selalu mengurung ku di dalam sebuah kamar seperti kisah puteri Rapunzel. Namun aku tidak tahu, apa maksud mereka mengurung ku di dalam kamar ini. . . . . "Untuk menggantik...