You Are My Sunshine, Agatha!

842 69 31
                                    

           

17 Desember 2015

Tepat hari ini Agatha berumur delapan belas tahun, satu tahun lagi Tuhan berikan kesempatan untuk menikmati segala pemberian-Nya. Waktu sudah menunjukkan Pk 10.00 dan Agatha sudah selesai dengan urusan kamar mandinya pagi ini, setelah segar ia mulai menunggu perayaan apa yang akan Papa, Oma, dan Gea berikan sudah tak sabar ia ingin merayakannya pula dengan Aldo.

Saat turun ia tak melihat siapapun di dalam rumahnya. "Papa.. Oma.. Kak Gea.." suara Agatha meninggi saat tak di lihat satupun orang di sana.

Namun ada suara di bagian depan pintu segera Agatha berlari ke sana dan menemukan Papa dan Omanya sedang bersiap masuk ke dalam mobil sedangkan Gea dan Ardan masih sibuk mengurusi koper. "Loh mau pada kemana?" tanya Agatha.

"Astaga, hampir aja lupa. Happy Birthday Adeknya Kakak yang tersayang. Sehat selalu, dan bahagia terus, gak nyangka sekarang udah dewasa." Gea mengamburkan diri ke pelukkan Agatha, di susul oleh Papa dan Oma yang mendekat.

"Selamat bertambah umur sayang, tetaplah menjadi Agatha anak kebanggan Papa dan Mama." Papa mengecup dahi Agatha dan tersenyum setelahnya. Agatha hanya terdiam, ternyata ia tidak bermimpi masih bisa merayakan ulang tahun bersama semua orang yang ia cintai walau mereka pernah berada dalam masa kelam terpisah dan membangun tembok sedingin es yang tak ingin di tembus.

"Cucunya Oma, sekarang udah jadi pacar orang. Dulu masih belajar jalan terus jatuh eh nangis." Oma meneteskan air mata detik itu, semua hanya terkekeh.

"Omaa.. Gatha malu ih." Agatha segera menyembuntikan wajahnya dengan memeluk Oma, sosok wanita yang telah mengurusnya semenjak sang Mama tiada.

"Gatha sayang, kita minta maaf banget karena mungkin perayaan ulang tahun kamu kita tunda lusa. Kamu tahu kan sebentar lagi Kakakmu akan menikah, jadi kita semua akan mengurusnya di rumah keluarga Ardan di Bandung."

"Yauda Agatha ikut." Lansung saja Agatha berucap seperti itu.

"Loh bukannya kamu harus mempersiapkan lomba untuk hari Kamis, itu tinggal beberapa hari lagi loh."

"Kan masih hari Sabtu, Pa." Agatha jadi kesal mengapa saat hari ini harusnya ia berbahagia justru sebaliknya ia di tinggalkan sendirian seperti ini.

"Kami gak mau menganggu konsentrasi kamu, lagipula kami akan menginap di sana. Mungkin lusa baru bisa pulang."

"Lama banget? Masa 2 hari Agatha sendirian?"

"Mandiri Tha." Gea menggoda.

"Selamat hari lahir Agatha, maaf ya gara-gara persiapan pernikahan Kakak dengan Kakakmu, kamu jadi berkorban." Ardan akhirnya memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada calon adik iparnya.

"Iya Kak, makasih. Tapi, aku harus ikut." Agatha keras kepala.

"Cucunya Oma, biasanya bisa menyikapi ini lebih dewasa." Goda Oma memeluk Agatha dari samping.

"Kali ini aja aku mohon, aku ikut deh. Pengen sama kalian hari ini gak usah ada perayaan di lusa juga gapapa. Aku mohon Kak." Secara tiba-tiba spontan Agatha memeluk Gea berujung dengan Agatha yang menangis di pelukkan sang Kakak.

"Maafin Kakak ya Dek, gara-gara Kakak mau nikahan kamu yang kena imbasnya. Yauda di batalin aja kalo gak Dan, besok mungkin baru keluarga aku ke rumah kamu. Kasihan Agatha, kita rayain ulang tahunnya hari ini aja." Suara Gea merendah.

"Bukan, gak gitu juga maksud Agatha." Ia terdiam.

"Jadi? Agatha maunya gimana?" tanya Papa dengan nada lembut.

SOULMATE: Always and Forever AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang