Ya, aku tau. Karma is Real

21 1 0
                                    

Kau bilang karma tidak semanis buah kurma dan aku harus berhati-hati. Jujur, itu sebuah ungkapan yang membuat aku sedikit kecewa. Seakan-akan dari berakhirnya hubungan kita karena aku menjadi si pengkhianat. Apa kau lupa, tentang apa yang membuat semuanya berakhir? Mungkin kau lupa karna rasa egoismu yang begitu pekat. Ia mengambil alih pikiran dan perasaanmu, sehingga kau menganggap bahwa kaulah yang tersakiti dan kaulah korban. Hei.. Apa kau tak ingat bagaimana usahaku untuk mempertahankan semuanya? Apa kau tak ingat seberapa banyak air mata yang jatuh karenamu?
Apa kau lupa siapa yang akhirnya memutuskan untuk berakhir? Seharusnya kau mengerti saat itu bukan perpisahan yang aku inginkan, tapi rasa kasihmu.
Dan hingga akhirnya aku sadar. Tanpamu aku bisa menjadi diriku sendiri. Tanpamu bahkan aku jauh lebih bahagia.
Kita hanya manusia, dan manusia punya batas pertahanannya masing-masing, bukan? Wajar saja semua harus diakhiri. Aku tidak mau saling menyakiti terus-menerus. Aku ataupun kau berhak bahagia.
Tuhan mudah membolak-balik perasaan manusia. Mungkin kemarin mencintai dan setelah itu hambar tak berasa.
Kau tak bisa paksakan semuanya. Kau ingin semua kembali seperti sedia kala. Lalu aku tak menginginkannya. Kau ingin aku kembali mencintaimu. Lalu aku tak bisa. Pertanyaannya, apakah dengan tidak mencintai lagi itu salah? Apakah dengan tidak ingin mengulang cerita pahit itu juga salah?
Jadi ku mohon jangan keraskan hati dan pikiranmu tentang hanya dirimu yang tersakiti.  Jangan main-main menggunakan kata karma. Karna karma datangnya tidak main-main.

-Tha.n

Aku dan sejuta rasaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang