3. Tuntutan keluarga

2.1K 185 7
                                    

Hidup Uchiha Sasuke dulunya memang selalu bergelimang harta dan hidup mewah, namun berbeda dengan kehidupannya yang sekarang. Sekarang ia hanya hidup dengan sederhana dengan apartemen yang tidak terlalu besar, namun masih cukup terbilang mewah. Ia bersyukur karena sebelumnya ia sempat mendalami ilmu teknologi jaringan internet, meskipun secara diam-diam. Dan itu menjadi sangat berguna bagi kehidupannya sekarang. Pekerjaannya yang sekarang, bahkan sudah sangat menjamin kehidupannya untuk 10 tahun ke depan. Dengan duduk di depan komputer berjam-jam ia bisa langsung menghasilkan uang yang cukup besar nilainya. Ia puas.

Mengingat masa lalunya, ia teringat akan jati dirinya yang hanya menjadi sebuah robot untuk keluarganya. Menjadi alat pencari uang untuk orang tuanya.

Dan berkerja di usia 10 tahun, itu sama sekali bukanlah keinginannya. Apalagi dalam dunia bisnis. Ia sama sekali tidak menyukainya. Ia masih ingin bermain dengan teman sebayanya, bukan bergelung dengan dokumen yang bahkan ia tidak mengerti tentang apa itu isinya. Seandainya ia bisa menyampaikan keinginannya, ia mungkin bisa lebih bahagia. Tapi itu hanyala sebuah angan belaka. Nyatanya ia tidak bisa menyuarakan apa isi hati dan kepalanya. Yang ia tahu, ia hanya di haruskan untuk membahagiakan orang tuanya, dan tidak mengharuskan membahagiakan dirinya sendiri. Ia tidak memiliki kesempatan itu. Ia muak.

Sakura memperhatikan Sasuke yang tengah berkutat dengan laptop, pria itu terlampau serius dengan pekerjaannya. Dirinya mendengkus melihat Sasuke yang mengabaikan dirinya.

"Sasuke-kun-" sufix kun yang ia ucapkan hampir tenggelam saat ia berusaha mencegah untuk tidak mengucapkannya, namun Sasuke yang jauhnya hanya dua meter darinya masih bisa menangkapnya. Ia hampir menyeringai mendengarnya. Namun tidak megindahkan atensi dari wanitanya. Hanya gumaman khasnya yang sempat Sakura dengar.

"Jam 1 siang aku ada janji dengan Dokter Tsunade"

Mendengar itu, Sasuke langsung menghentikan ketikan jari-jarinya pada keyboard laptop miliknya. Ia menoleh menatap Sakura yang sedang serius menonton drama koreanya.

Merasa di perhatikan, Sakura menolehkan kepalanya pada diri Sasuke. Namun Sasuke lebih dulu sudah memposisikan tubuhnya ke semula seperti saat ia bergelung dengan pekerjaannya tadi.

"Bisa mengantar?"

"Ya" hanya itu, singkat dan jelas.

"Membosankan" gumam wanita musim semi ini kemudian. Ini hari senin, ia libur karena tidak ada kelas di kampusnya. Dan lihat, karena dirinya libur Sasuke juga memaksakan dirinya ikut tidak ke kampus dan libur. Alasannya cuma sekedar tidak ingin dirinya sendirian di apartemen. Haruskah dia tersentuh karena perhatian lelaki itu?
Well, Sasuke beberapa hari ini memang sedikit lebih protektif pada dirinya. Dan itu sedikit juga membuatnya bingung. Ada apa dengannya?

Meninggalkan laptopnya, ia mendekati Sakura dan meletakkan kepala diatas paha wanitanya. Ia menenggelamkan wajahnya pada perut rata wanitanya dengan tangan kirinya yang serta memeluk pinggangnya.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Sasuke dengan lirih, sampai kapan Sakura akan bisa mencintainya kembali. Jika saja dirinya tidak bodoh di masa lalu, mungkin sampai sekarang Sakura pastilah masih mencintainya. Menghela napas besar kala merasakan tubuh wanitanya menegang. Ia tahu bagaimana perasaan Sakura terhadap dirinya. Tapi tak apa, ia akan menunggu. Sampai kapanpun ia akan menunggu.

Rumah sakit masih sangat ramai. Namun berbeda pada poli kandungan sekarang. Hanya terlihat beberapa orang yang masih mengantri untuk panggilan pemeriksaan. Seperti Sakura yang saat ini juga ikut mengantri.

Ada Sasuke yang duduk di sampingnya, sedang bermain game dengan ponselnya.

"Kenapa tidak pakai ponselmu sendiri sih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Futatabi KoiniochiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang