2 (Lagi !!)

29 9 0
                                    

Sesampainya di rumah aku bergegas menuju kamar tanpa menyapa bunda ataupun ayah yang sedang berkebun ria di halaman rumah. Entah apa yang ada dipikiran ku sekarang, seharusnya aku yang marah karena telah dituduh sembarangan oleh pria tak dikenal. Nyatanya sekarang justru aku malah takut bertemu orang berandalan seperti Diaz ( Setahuku tadi ia dipanggil kak Diaz oleh adiknya ). Ku cerna kembali kejadian hari ini dan tiba-tiba kantuk ganas telah menyerang ku. Seakan memerintahkan ku untuk segera menutup mata dan terlelap dalam dunia mimpiku.

• • •

"Tok.. tok.. tok.." "Dek."
"Adekkk.... Kok nggak dibuka ? Kenapa dikunci sih ?" Terdengar teriakan dari balik pintu yang sontak membuatku terbangun dari dalam dunia mimpi yang seolah nyata, Aku bermimpi akan bertemu kembali dengan pria seperti Diaz.

"Hoaamm... Iya kak. Bentar." jawabku dari balik selimut sambil mengumpulkan nyawaku agar kembali pada ragaku.

Cklek.. kubuka pintu kamarku, Terlihat disana sosok laki laki paling jahil tapi juga sangat perhatian padaku. Ia adalah kakak paling nyebelin dan super duper baik. Aku dilahirkan sebagai anak ke 3 dari 2 bersaudara. Kakak pertamaku sudah menikah dan ikut suaminya ke Surabaya. Dan kakak ke 2 ku adalah kak Rian yang sekarang berada tepat di depanku.

"Dek. Kok masih molor sih. Liat deh sekarang udah jam berapa ! " Tanya kak Rian dengan nada sedikit kesal padaku.

"Sekarang masih jam 4 kok. Emang ada apa sih kak ? Ganggu aku tidur segala. Kakak juga udah rapi aja pake tuxedo segala. " Ucapku santai sambil menggosok-gosok mataku khas orang bangun tidur.

"Ya ampun dek. !! Kita kan mau ke acara ulang tahunnya Dea anaknya Tante Desi. Jangan jangan kamu lupa ya ? Hadeeh.. Makanya sadar dulu deh !" Bentak kakakku sambil mencubit kedua pipiku.

"Hah ? Iya iya kak aku lupa. Kakak sih nggak bangunin aku dari tadi ! Yaudah tunggu bentar ya kak ! Lima menit aja. Aku mau siap-siap dulu. Udah sana sana pergi dari kamarku !" Ucapku kaget sontak menutup pintu bergegas menyiapkan diriku bertemu teman masa kecilku Dea. Sudah lama aku tidak berjumpa dengannya karena ia memutuskan pindah ke Inggris bersama pamannya saat lulus Sekolah Dasar.

• • •

"Bun.. kira kira Dea sekarang berubah nggak ya ? Dea kan udah lama di Inggris. Dia masih ingat nggak ya kenangan semasa kecilnya sama aku ?" Celotehku memecah keheningan di dalam mobil.

"Setahu bunda sih Dea sekarang cantik dan tinggi is. Ya nanti coba kamu sapa duluan ! Kalian kan teman dekat semasa kecil. Jadi firasat bunda Dea bakal ingat kenangan kalian dulu." Jawab bunda datar.

"Setahuku sih pasti Dea nggak inget kamu is ! Yakin banget deh aku. Apa sih yang pantes diinget dari kamu ? Jelek, gak asyik lagi ! Mending dibuat aja ke laut! Hahaha." Ucap kak Rian dengan nada mengejek dan sungguh menyebalkan.

"Udahlah kak ! Males deh jadinya ngomong. Diejek terus sama kakak. Nggak bosen apa ganggu terus?" Jawabku sambil memalingkan wajahku menatap deretan gedung pencakar langit di deretan kota Semarang.

"Udah deh Ais, Rian, sekali kali ga usah berantem. Kakak adik kok kerjaannya berantem terus. Udah sampek nih di apartemennya Tante Desi !" Sahut ayahku tenang.

Kami bergegas turun dan masuk kedalam apartemen besar dengan warna silver di setiap bagiannya.

• • •

Aku mengedarkan mataku ke seluruh sudut ruangan mencari keberadaan si pemilik acara, Dea. Aku ingin segera menyapanya dan mengingatkannya tentang masa-masa kecil kita yang mungkin sudah dilupakannya.

"Dea !" Teriakku.

Aku menghampiri Dea yang sedang menerima banyak ucapan selamat di seberang meja. Sontak Dea melihat kearah ku dan mendekatiku. Kami mulai membicarakan banyak hal mulai dari masa kecil hingga kehidupan kami yang sekarang. Ini benar benar reuni yang luar biasa. Dea masih begitu jelas mengingat ku dan kenangan masa kecil kita.

"Oh ya Aisyah aku mau kenalkan kamu ke sepupuku. Dia besar di Inggris sama sepertiku. Dan saat aku kembali ke Indonesia dia ingin hidup dan bersekolah disini juga." Celoteh Dea padaku.
"Sebentar aku carikan dulu !" Lanjutnya sambil mengarahkan matanya ke seluruh ruangan ini.

"Nah itu. Diazkaa.. sini !!" Teriaknya sambil melambaikan tangan pada sosok laki laki yang pernah kulihat. Tapi dimana ?

Sebentar.. hah? Itu preman yang tadi di taman ! Bagaimana aku harus bersikap ? Apa dia akan mengusirku bahkan memakanku ? Kenapa aku tidak tau jika dia sepupu Dea ? Celotehan ku dalam hati yang ingin mengajukan berjuta-juta pertanyaan.

"Apasih De ? Why you call me ? What can I do for you ?" Tanyanya dengan wajah penasaran.

"Aku mau kenalin lo ke temen kecil gue. Namanya Aisyah." Jelasnya sambil memegang pundak ku yang sudah lemas dari tadi.

"Kenalin gue Azka. Lo siapa ?" Tanyanya sambil mengajukan tangan putihnya.

"Aku Aisyah. Salam kenal !" Jawabku bingung. Dia tidak marah ? Atau mungkin dia lupa ? Mungkin saja. Tadi aku memakai kacamata ku dan sekarang aku hanya menempelkan softlens ku.

Sekian dulu ya kawan kawan ! Azka siapa ? Diaz siapa ? Satu orang ? Beda orang ? Tenang ya ! aku bakal publish lagi Jumat selanjutnya setelah dapat 15 vote dari kalian. Enggak banyak kok. Jadi silahkan vote dan komentar yang banyak ya. Terimakasih
Happy Friday :)

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang