Jum'at, 11 Nov 2011 [17.30]

117 26 71
                                    

Rainy sound

Slide mulmed dan putar rainy sound 💿

---------------------------

'Hari itu, benar benar hujan deras! Awalnya aku sangat marah ke bang Jaehyun. Tapi kalau saja bang Jaehyun datang, mungkin aku dan dia ngga akan pernah bertemu.'


----

Hujan turun dengan deras saat itu. Petir dan kilat berdatangan seiring berjalannya waktu. Di sebuah ruko, gadis itu mengumpat sambil memeluk lututnya dengan ketakutan.

"Katanya tanggal cantik! Kok kena sial begini?! Ah bang Jaehyun awas aja nanti di rumah! Hiks huhu." Sedikit terisak ia akhirnya berdiri. Nekat untuk terobos.

Dar!

Sepertinya petir dan kilat tersebut tidak mengizinkannya sama sekali.

Ia pun kembali berjongkok di sana. Sambil mencoba menyalakan sebuah BlackBerry yang terbilang terlaris pada tahun itu dan kemudian mati kembali karena tidak memiliki daya baterai untuk hidup. Dalam hati ia kembali mengumpat kepada abangnya yang lupa menjemputnya yang mengharuskan gadis itu jalan kaki ke rumah. Tetapi hujan turun dengan deras tanpa menunggu para manusia untuk berteduh.

Velyn. Itu namanya. Dengan kakinya ia lari ke arah ruko yang sepi. Mau bagaimana lagi? Ruko itu yang paling terdekat. "Neduh mba?"

Gadis itu kembali mengumpat dan berdiri karena saking terkejutnya. Sedangkan seseorang yang membuatnya terkejut hanya tersenyum tanpa bersalah yang membuat gadis itu kembali mengumpat dalam hati. Alih alih bukannya menjawab, Velyn melangkah menjauh. "Mba nya ngambek? Yaudah saya minta maap. Cantiknya hilang loh nanti."

Ia melangkah mendekati gadis itu. "...Ah belum kenalin diri ya. Na Jaemin. Mba nya siapa?"

Lama berdiam akhirnya Velyn pun angkat bicara. "Jung Velyn. Panggil aja Velyn, Vel, Lyn terserah." Jaemin tersenyum menanggapi.

"Udah mau malam. Pulang gih. Ngga baik buat cewe keliaran begini tanpa orang tua. Masih SMP lagi seragamnya." Tanpa berdosa Jaemin menyuruhnya pulang sambil melihat arah depan. 'Gila ya masih hujan nyuruh orang pulang. Minta ditendang.'

Tanpa menjawab ia mencubit pinggang Jaemin tanpa ragu dengan kesal. "Heh udah tau hujan masih nyuruh orang pulang! Ngga tau apa kalau hujannya deres banget?! Kalau bukan SMP juga terus situ apa?!" Jaemin yang kesakitan mengaduh meminta Velyn untuk berhenti sambil tertawa kencang. "Nah gitu dong jangan cemberut mulu."

Velyn melepas dan menggeleng kepalanya dan tidak memperdulikan Jaemin yang masih tertawa kecil.

Hujan reda. Tetapi masih menyisakan rintik rintik kecil. Tidak sederas tadi. Kalau kata orang orang namanya gerimis. Velyn pun tersenyum senang dan berpamitan pada seseorang disebelahnya. Jaemin hanya tersenyum. Menurutnya Velyn seperti bocah.

☔☔☔

Tetesan Air Hujan -Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang