Gue sebenarnya agak amnesia kenapa gue bisa masuk ke jurusan keperawatan. Tapi gue bakal berusaha sebaik mungkin untuk mengingat-ingat kronologi tanggal, dan tempat kejadian perkara. Baiklah, sel-sel otak di lobus frontalis cerebrum ku, RECALLLLL!!!
Gue adalah salah satu orang yang mengalami kejadian rumit dan misterius yang atas kehendak Tuhan akhirnya berkuliah di jurusan keperawatan. Gue A-S-L-I ngga pernah ada niatan buat masuk jurusan keperawatan sebelumnya. Ngebayangin kerja di rumah sakit aja gue udah merasa ada perasaan ngga nyaman disudut hepar gue (bukan berarti gue colecistitis). Sepertinya hal tersebut dikarenakan gue punya pengalaman ngga enak saat dirumah sakit. Kita flashback ke kejadian lain sebentar.
Waktu itu kalau ngga salah gue kelas 5 SD. Ibu (gue ngga mau manggil Nyokap dan Bokap disini) gue udah berumur sekitar 45 tahun dan lagi mengandung adik gue dengan usia kehamilan 3 bulan. Memang bukan usia yang dianjurkan untuk hamil, dan termasuk kehamilan yang berisiko.
Pada suatu ketika musibah terjadi di keluarga gue dimana Ibu gue mengalami abortus insipiens alias keguguran yang pada akhirnya janinnya udah ngga bisa diselamatkan lagi. Segeralah hari itu ibu gue dibawa ke rumah sakit Y dan besoknya direncanakan operasi curretage (atau yang biasanya disebut operasi kuret). Sebagai informasi, saat itu Ibu gue ngga ditaruh diruangan nifas, tapi langsung ditaruh diruangan VK alias Verlos Kamer alias kamar bersalin. Pada waktu itu ruangan VK yang terdiri dari banyak bed-bed lagi kosong semua, dan ngga ada 1 petugas pun disana. Gue pikir waktu itu para bidan dan dokter masuk kerjanya pagi hari. Jadi disana cuma ada Ibu gue yang terbaring di bed menahan kontraksi uterus, ada gue, Mbak Anantari (kakak tertua gue), dan Ayah gue.
Sebagai anak kelas 5 SD yang kepo dan cukup waspada, gue mulai mengamati lingkungan yang asing bagi gue ini. Gue masih ingat ruangannya panas, ngga ada kipas angin atau AC yang dihidupkan, ubinnya berwarna hijau dengan sedikit noda darah yang masih membekas disana dan gue mulai mikir, apakah pembersih lantai ngga berdaya menganggkat darah ini dari ubin? Darah siapa kah ini? Kenapa bisa ada darah yang tertinggal disini? (waktu itu gue ngga tahu kalau ruangan itu adalah ruangan bersalin yang wajar aja darah bisa tertinggal disana) dan gue mulai berpikir horor. Gue berjalan ke kamar mandi di ruangan itu dan merasakan bau pesing yang agak menyengat, gu lihat air di bak penampungan sedikit, lampunya pun ngga menyala. Gue lalu melihat ke wastafel, disana ada sebuah baskom, dan wadah berbentuk aneh (yang sekarang gue ketahui sebagai nierbeken alias bengkok) yang keduanya terbuat dari alumunium. Gue amati sudut-sudut wastafel dan medapati setitik noda berwarna coklat yang gue yakini adalah darah yang mengering (hasil baca komik detektif conan dan kesotoyan gue), gue bergidik. Kemudian gue berjalan ke bed-bed yang berjejer sejajar dengan bed Ibu gue. Rangkanya terasa dingin, dan gue lihat lagi-lagi ada suatu pola aneh yang tertinggal di perlak yang melapisi bed di ranjang itu, apakah itu? Bekas apakah itu? Darah?? Dan gue mulai bergidik lagi, gue beralih ke hal lain. Disetiap bed selalu ada 1 lemari kecil disampingnya, dan mulai lah gue mengeksplorasi setiap lemari kecil yang ada disamping setiap bed, termasuk bed Ibu gue sendiri. Temuan yang paling berkesan bagi gue adalah, sebuah uang koin, selembar kertas bertuliskan bahasa Arab, dan bunga tabur yang mengering dan masih wangi. Semua benda tersebut gue temukan di lemari yang berbeda, tapi yang bikin gue sebagai anak kelas 5 SD mikir engga-engga adalah selembar kertas bertuliskan bahasa Arab dan bunga tabur yang mengering, buat apakah itu?? Apakah diranjang ini ada yang meninggal?? (sekali lagi gue yang kelas 5 SD waktu itu masih berwawasan sempit daripada sekarang).
Gue disuruh tidur sama Mbak gue di bed yang kosong, tapi gue ngga bisa tidur karena lampunya yang dihidupkan, ditambah perlak yang dingin dengan kemungkinan pernah terdapat darah disana, dan nyamuk-nyamuk malnutrisi yang berusaha menyerap sari kehidupan gue. Dan yang paling bikin gue ngga bisa tidur adalah pikiran-pikiran negatif tentang kenapa bayi-bayi di ruang sebelah ngga berhenti nangis dipagi yang masih buta ini. Apakah mereka diganggu Tante K? Ah positif thinking Ara, paling mereka lapar, dan gue berusaha menghilangkan kesadaran gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Suster
Non-FictionIni cerita tentang manis pahit, gelap terang kuliah di jurusan Keperawatan. Jika kalian suka, mohon dukungannya. Jika ada kritik dan saran, mohon berkomentar sesuai dengan kaidah norma sosial, dan norma kesopanan yang ada. Peace love and ghaul (hidu...