Chapter 1 : Jung Family

842 129 40
                                    

~Happy reading~

.

.

.

.

Tidak, Taehyung tidak stress.

Dia... sibuk. Banyak kok orang yang sibuk. Memang begitulah hidup. Dia punya pekerjaan bergengsi, kariernya sangat penting, dan Taehyung menikmatinya.

Oke. Memang kadang kala dia agak tegang. Agak tertekan. Tapi please deh, dia itu kan pengacara sukses. Mau bagaimana lagi?

Taehyung menyukai pekerjaannya kok. Sangat sangat suka! Taehyung menikmati kepuasan waktu melihat celah dalam sebuah kontrak, dia menyukai semburan adrenalin di tubuhnya waktu menutup kesepakatan. Taehyung suka ketegangan negosiasi dan argumentasi, mengemukakan pendapat-pendapat dengan berani di ruang rapat.

Walau... yaah... memang.. kadang-kadang dia merasa semua orang seperti menumpuk beban ke bahunya. Seperti batu bata yang disusun diatas tumpukan batu bata, lalu Taehyung dipaksa bertahan membawa semua itu kesana kemari. 

Ambisi Taehyung terlahir dari beban-beban itu.

"Saya rasa..." Taehyung duduk bersandar di kursinya, tatapannya yang tajam melayang ke seluruh klien yang duduk mengelilingi meja. "Ini adalah pendekatan yang agresif, memanfaatkan kelemahan dari kasus gugatan kita. Soal Kontrak ZFN Corporation, saya sudah baca amandemennya, menurutku kita harus melakukan pendekatan seperti itu."

"Terima kasih pendapatnya Taehyung-ssi." Joheon melempar senyum formal untuk Taehyung. "Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, itu tadi pendapat dari kolega terbaik kami."

"Maaf..." Seorang rekanan mengangkat tangan tanda keberatan. "Bukankah jika kita terlalu terang-terangan, justru nantinya mereka akan sulit ditenangkan?"

Taehyung memutar-mutar pulpen di jarinya, seulas senyum miring, singkat, penuh ambisi melintas di wajah cantiknya. "Mister Simmon, anda tidak mengenal mereka, tapi saya mengenal mereka, tujuan kita adalah memenangkan permasalahan ini, karena terus terang saya tidak ingin jadi pihak yang kalah."

Wajah-wajah puas terbit secara serentak.

"Anda benar." Mister Simmon berbicara pada Joheon. "Dia sempurna untuk kasus ini."

Taehyung lagi-lagi merasa telah menyelamatkan dunia.

Sembilan jam kemudian mereka masih juga rapat. Meja kayu mahoni tertutup berbagai rancangan kontrak, laporan-laporan keuangan, note-note yang penuh coretan tangan, cangkir-cangkir kopi styrofoam, dan stiker Post-it. Kotak-kotak makanan bekas makan siang ditumpuk di kardus lalu baru-baru diangkat seorang office boy. Seorang sekretaris sedang membagikan fotokopi rancangan persetujuan kontrak yang baru. Dua pengacara dari pihak klien sudah berdiri dari meja dan melangkah meninggalkan ruangan. Ketegangan siang hari sudah berlalu, seperti ombak air laut yang surut. Wajah-wajah di sekeliling meja masih tampak lelah, emosi masih tinggi, namun sudah tak ada lagi yang berteriak. Para klien sudah pergi. Mereka sudah mencapai kesepakatan pada pukul empat sore, saling berjabat tangan, dan segera meninggalkan kantor dengan mobil-mobil limo yang mengilap.

Sekarang semua tergantung mereka, para pengacara, untuk memahami duduk perkara dan apa maunya klien, apa maksud mereka. Para pengacara selanjutnya harus bisa menulis semua 'keluh kesah' dalam rancangan kontrak yang baru, barulah setelah itu rapat lagi keesokan harinya. Rapat, rapat, rapat... Taehyung mencintai semua ini! Ohhh really love it! 

Fuck.

Taehyung menggosok wajahnya yang kering lalu meneguk cappucinonya yang nyaris dingin. Begitu senderan di kursi dan menengadah menatap langit, lampu neon di atas sana mulai berpendar-pendar menusuk mata, capek bukan main. Peran Taehyung dalam deal besar kali ini ada di sisi keuangan, jadi dia yang harus menegosiasikan kesepakatan pinjaman antara klien dengan beberapa bank. Dia juga yang menyelamatkan situasi ketika borok utang milik anak perusahaan klien muncul. Taehyung juga yang harus mengurusi soal frase konyol pada klausul 29(d) selama tiga jam! Tiga jam! Bayangkan! Dalam klausul tertulis "usaha-usaha terbaik", sementara pihak oposisi ingin menggunakan "upaya-upaya yang pantas". Taehyung menang, tapi tidak merasakan kepuasan dan gairah seperti dulu. Semua ini hanya membuat bibirnya kering, rambutnya lepek, hitam-hitam dibawah matanya menebal, dan kulitnya jadi semakin pucat seperti ikan mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back to Nature 2 [KM/VH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang