Chapter 1 : Jeon Family

831 156 43
                                    

~Happy reading~

.

.

Sambil nunggu Thirty Something nambah peminatnya, ini kulanjutin. Harus adil :v

Dan gak akan kulanjut kalau yang baca males vote!! Sorry, itu salah satu suntikan penyemangat aku buat lanjut nulis. Nulis butuh waktu dan tenaga. Kalian semangat, aku juga semangat. To the point nih.

Welcome to Book 2 beybeh!

Perlu kuingatkan, ini alternate-weird universe, whatever is coming... just let it be.

.

.

.

Langkah-langkah telapak kaki mungil mengendap-endap menyusuri koridor yang gelap. Bunyi derit lantai kayu membuat langkah itu terdengar pilu, halus, dan samar-samar. Apabila volumenya kalian tambah, langkahnya terdengar semakin mengerikan, backsound di film horor.

Tenang saja, yang sedang melangkah tadi benar-benar anak manusia. Bukan anak makhluk dunia lain.

Anak manusia ini membuka pintu kamar di ujung koridor. Kali ini bunyi derit pintu yang bergesekan dengan lantai kayu menggema di kamar gelap itu. Si anak manusia ini menyeringai dalam gelap.

"Sssst, honey..." bisik Jimin dibawah selimut. "Kau dengar itu?"

"Hm.. ya..." Jungkook menggerung pelan, malas mengangkat kelopak mata. "Tetap pejamkan matamu, sayang."

Jimin setuju. "Oke."

"Paaa... Maa... aku laper... mau cemilan tengah malem," rintih suara itu.

"Pokoknya jangan bergerak," gumam Jungkook pakai suara dalam, nyaris tidak menggerakkan ruas-ruas bibirnya seinci pun. "Lanjutkan tidurmu."

"Papaa! Mamaaaa!" pekik suara lain. Lebih nyaring dan menusuk gendang telinga.

Tidak seperti anak manusia pertama, anak manusia kedua ini langsung menerobos pintu, memanjat naik ke tempat tidur, lompat-lompat selincah kangguru kecil.

"Kami lapar! Kami lapar! Kami lapar!" Junghoon meloncat-loncat diatas kedua orangtuanya. Injak sana-sini sembarangan.

"Adooh!" Jimin menjerit. "Vaginakuuu!"

Jungkook bangun sambil melotot. "Perutku!"

Puas melihat orangtuanya menderita, si bocah cepat-cepat merangkak turun lalu kabur. "I love youuu!"

Jungkook menggerung sambil ngelus-ngelus perut. "Aish... anak siapa sih tadi?"

"Anakmu kan?" Jimin menyibak selimut, masih keram gara-gara area vitalnya terinjak sedikit. "Didikanmu itu!"

"Aku tidak pernah mengajarinya membangunkan orangtua dengan cara brutal. Aku cuma mengajari mereka jadi bintang rock." 

"Bintang rock semuanya brutal!" semprot Jimin. "Sudah kubilang kan, ajari mereka jadi pemain orkestra, atau pemain harpa."

"Harpa membosankan!" cibir Jungkook. "Alat musik ngantuk. Lebih keren gitar elektrik."

"Ma, aku lapar." Yejin cemberut. "Mau cemilan."

Back to Nature 2 [KM/VH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang