"Kalo setiap hari gue anterin lu pulang, Hendri engga marah kan ?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nissa'sPOV
Aku hanya diam.
Aku engga tau harus jawab apa.
Aku benar-benar bingung.
Bukan bingung dengan Hendri tapi bingung dengan Dimas.
Kenapa Dimas takut Hendri marah ?
Kenapa Dimas punya keinginan untuk anterin aku pulang setiap hari ?
Kenapa, kenapa, dan kenapa ?
Aku hanya diam mematung di depan pagar rumah. Dan tiba-tiba aku tidak menyadari bahwa Dimas sudah keluar dari mobilnya dan berdiri di depanku.
"Kok malah diem Niss ? Boleh engga ? eh maksudnya Hendri bakal marah engga ?"
"Hah? Lah kenapa Hendri harus marah deh? Ya kalo gue atau lo sama-sama gaada urusan dan bisa bareng yaudah bareng" aku memberanikan diri membuka suara.
"Ya siapa tau kan...... Okedeh. Gue balik ya Niss. Jangan lupa kabarin Hendri lu udah sampe rumah. Bye, see you"
Aku hanya mengangguk.
Aku benar-benar tidak paham dengan situasi saat ini.
- Business -
Setelah aku bersih-bersih dan berniat mau membaca buku yang ku pinjam di perpus tadi. Aku teringat ucapan Dimas tadi "Jangan lupa kabarin Hendri lu udah sampe rumah." Dan aku pun membuka ponsel ku. Ternyata belum ku kabari, Hendri sudah terlebih dulu mengirimi ku pesan.
