Aku - Kamu

1.3K 142 24
                                    

"Kalo lo mau buka hati lo, gue boleh masuk jadi peserta pertama kan Niss?"

Nissa's POV
Aku kaget bukan main ketika seorang Dimas Ardianto bilang mau masuk ke hati gue kalo gue udah buka hati.

Dim, lo engga lagi sakit kan?

"Hah? Ahahaha apaan sih lu Dim"

"Gue serius Niss. Boleh engga?"

"Dim, udah malem. Besok kita ada kelas pagi kan? Gue masuk dulu ya Dim"

Ketika aku mau buka pintu, Dimas dengan sigap meraih tangan ku.

"Lo belum jawab pertanyaan gue Niss."

Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

"Gue engga tau Dim harus jawab apa. Gue belum sepenuhnya pulih dari masa lalu gue sama Hendri. Gue engga tau, gue bingung"

Dimas langsung melepas tangannya.

Apa aku terlalu kasar ya?

Terjadi kecanggungan diantara kami berdua sekarang, di dalam mobil Dimas.

"Maaf Niss. Gue engga tau waktu banget ya..."

"Yaudah Niss, udah malem. Besok kelas pagi kan. Masuk gih" Kata Dimas sambil tersenyum memperlihatkan barisan giginya.

Aku yang gugup, segera membuka pintu mobil Dimas dan masuk ke dalam rumah.

.

Setelah bebersih diri, aku merebahkan diri di kasur.

Kenapa ya setiap malam, pasti ada aja pikiran-pikiran yang harusnya engga aku pikirin.

Aku tiba-tiba kepikiran Dimas.

Iya, Dimas baik, care, asik, biarpun wajahnya dikenal galak sama orang-orang tapi kalo kalian udah kenal sama Dimas, Dimas tuh sebaik itu makanya orang sebaik dan selembut Jefri betah temenan sama Dimas.

Jujur, aku merasa engga enak hati sama Dimas. Suara ku yang tiba-tiba meninggi tadi membuat Dimas merasa kecewa pasti, aku bisa ngeliat dari matanya. Semakin aku mengenal Dimas, aku semakin takjub sama dia. Dia aktif di organisasi BEM Universitas tapi dia juga selalu mendapatkan IP diatas 3.60 dan IPK nya pun cumlaude. Dimas nampak seperti kutu buku yang mengabdi sekali pada kampus tetapi Dimas tidak begitu, dia juga tidak melupakan teman-teman tongkrongannya. Setelah mengenal lebih dekat dengan Dimas juga, aku jadi tau setiap ingin menempuh ujian, Dimas yang pintar selalu dengan senang hati mengajari teman-temannya.

Dimas sebaik itu, kalo dibilang kagum dengan Dimas. Iya, aku akui aku sangat kagum dengan pribadi Dimas. Aku juga mulai nyaman berhubungan baik dengan dia.

Tapi....

Aku engga tau apakah Dimas bisa menggantikan Hendri di hati ku atau engga.

Aku semakin bingung saat ini. Aku memutuskan untuk membuka Handphone dan membuka aplikasi Spotify dan memilih lagu secara acak.

Hivi - Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta

Meski bibir ini tak berkata

Bukan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita

Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara

Bahwa aku inginkan kau ada dihidupku

Setelah aku menghayati lirik dari lagunya Hivi ini, aku mulai menggerakan jari ku untuk membuka aplikasi WhatsApp dan mencari salah satu kontak yang aku beri nama "Dimas Ardianto"

BusinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang