Pagi ini aku seperti biasa berangkat sekolah dengan angkutan umum. Hari ini aku sangat bersemangat mengingat akan di pertemukan kembali dengan teman-teman aku di kelas tujuh. Aku sangat merindukan mereka.
Seperti pada saat pembagian kelas sebelumnya aku berbaris bersama teman-temanku kelas delapan. Setelah itu aku berpisah dengan teman-temanku, sedih sih tapi aku masih mengingat perlakuan buruk dari mereka yang tidak pernah kulupa. Rasanya aku happy karena kini aku tak akan di hadapkan seperti mereka.
Nama-nama siswa perkelas sembilan beserta wali kelas yang baru di sebutkan. Namaku yang terpanggil di absen dua segera saja aku berbaris dengan teman-temanku yang sangat aku rindukan. Senyuman pun mengembang.
Usai pemanggilan nama. Aku dan teman-teman sekelas ku memasuki kelas 9A bersama seorang ibu guru yang bernama bu hj,Ati Sumiati.
"Akhirnya kalian bertemu lagi dengan teman-teman yang sama pasti saling kangen yah. Ya sudah sekarang kalian segera mencari tempat duduk masing-masing."Ucap bu ati seraya duduk di sebuah kursi belakang sebuah meja dekat papan tulis.
Aku pun segera mencari tempat dudukku dan aku kebagian duduk di meja paling belakang pojok tanpa teman sebangku yang menemaniku. Aku jadi ingat Arica dia teman satu-satunya saat aku berada di kelas tujuh, ia selalu duduk sebangku denganku dan kini ia telah pindah sekolah begitu juga dengan wiri yang di kenal sebagai sosok yang paling dewasa di antara aku dan semua temanku di kelas ini walau aku tidak cukup akrab dengannya. Yah begitulah aku di kelas tujuh. Aku sangat pendiam saat. Saat itu aku hanya berpikir bahwa tak akan ada yang mau menjadi temanku karena segala kekurangan dalam diriku.
Di saat itu aku hanya ingin memiliki satu teman namun sangat berarti daripada seribu teman yang saling menyakiti namun sekarang aku ingin memiliki banyak teman yang baik dan tulus kepadaku. Yah sangat pendiam tapi sekarang aku akan memulai untuk berubah.
"Amel maaf aku sama Sandi mau duduk di sini kamu boleh duduk di sana."Pinta Taufik dengan sopan sambil menunjuk ke arah sebuah bangku yang masih kosong belum ada yang menempatinya.
"Iya."Jawabku pendek lalu segera memindahkan tasku dari kursi yang aku duduki saat itu ke bangku yang masih kosong.
"Oh ya. Kalian nanti besok akan di bagi buku paket perorangan."Informasi di sampaikan oleh bu Ati kepada murid-muridnya.
"Iya bu."Balas murid-murid kelas 9 A termasuk aku yang duduk di belakang baris ketiga.
Di saat jam istirahat aku pun bercakap-cakap dan pergi kekantin bersama Diana yang baru mulai akrab denganku saat kelas 8. Berhubung kami satu ekstrakulikuler. Awalnya aku ragu untuk mencoba bergaul dengan yang lainnya namun aku mulai terbiasa bergaul dengan teman-temanku sejak saat itu. Sejak saat itu aku tidak terlalu pendiam dan aku menemukan teman-teman berharga untukku yang selama ini ku cari. Aku menyayangi semua teman sekelasku. Mereka baik dan saling menyayangi.
~~~*~~
Semoga suka yah ceritanya. Maaf kalo gak rame nanti bakal di ramein deh. Makasih..
YOU ARE READING
INFINITE Teman Abadi
Dla nastolatkówTeman-teman di kelasku... Kenangan yang tak kan pernah terlupakan... Mereka berharga.... Guru-guru kecilku... Ke banggaanku..... Motivasiku.........