Ending hasn't ended with you

15 0 0
                                    

Aku mulai pasrah dengan apa yang terjadi setelahnya. Aku berpikir inilah nasib yang harus kujalani. Setelah satu hari yang kujalani bersamanya, mungkin inilah kenyataan yang harus kuterima, bad ending.

Itulah analisaku sebelum mengetahui masa depan yang terjadi satu detik setelah itu. Seperti yang kita ketahui, masa depan adalah rahasia.

"Fiuh apa boleh buat." Ucapku kemudian lanjut melangkah pulang.

Selang beberapa menit aku berjalan, terdengar seperti seseorang memanggilku dari belakang.

"Dan..!" Suara tersebut terdengar samar.

Sejenak aku menghentikan langkah untuk memastikan. Namun suarq tersebut tak lagi terdengar. "Mungkin cuma perasaanku saja !" Ucapku lalu mulai berjalan lagi.

"Dante..!" Suara itu terdengar lagi dan sedikit lebih jelas

Aku menghentikan lagi langkahku dan memastikannya lagi. Namun suara tersebut juga tak lagi terdengar. Aku tak menghiraukan dan terus berjalan.

"DAANTEE...!" Suara itu terdengar lebih jelas membuat langkahku terhenti lagi. Untuk kali ini aku merasa mendengar suara tersebut lebih jelas dan terasa nyata.

"Ga mungkin....!" Perlahan aku menoleh kebelakang sembari mencari sumber suara tersebut. Aku melihat seorang gadis yang tersenyum kearahku.

"Claudia ?!" Ucapku kaget.

Ia berjalan menghampiriku dan sekarang tepat berada dihadapanku.  Ia menatapku dengan senyuman yang menenangkan.

"Ada apa Claudia ?" Ucapku memulai.

Claudia tak langsung menjawab, ia menatapku lekat. "Kamu ga buru-buru kan?". Ujarnya.

Aku menggeleng ringan. "Ada yang mau kamu bicarakan ?" Sahutku.

Claudia tetap menatapku lekat, tersirat ketulusan dari matanya. Ia menghela nafas panjang. "Sebelumnya makasih ya dan, makasih udah jadiin aku yang pertama dihatimu, makasih juga karena udah nunggu aku sampai saat ini, dan makasih untuk hari yang berkesan dan spektakulernya." Ia mengucapkan semua kalimat dengan suara yang lembut.

Sejujurnya aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, bukankah dia ilfill denganku ? Tapi kenapa hal seperti ini bisa terjadi. Aku hanya bisa menyimak semua ucapannya.

"Iya sama-sama." Balasku.

Claudia masih menatapku lekat. "Tapi ?" Ucapnya.

Aku mengerutkan kening, menunggu apa yang dia ucapkan.

"Maafin aku ya !"

Sejenak aku terdiam, sekujur tubuhku terasa bergetar, perasaan dihatiku bercampur aduk. Namun kemudian aku tersenyum karena sesuatu hal yang tentunya tidak membuatku kaget. "Aku tau kok !" Balasku.

"Tau apa dan?" Ucapnya.

Aku tersenyum sebelum memulai bicara. "Tadi pas disekolah, aku melihat foto seorang cowok di ponselmu." Lanjutku.

Sejenak Claudia diam lalu mengangguk ringan, mengiyakan maksud dari kata-kata ku.

"Sudah berapa lama ?" Tanyaku.

"Hmm kami ga pacaran sih, cuma lagi dekat aja." Balas Claudia.

Aku mengangguk ringan. "Apakah dia orang yang baik?" Ucapku.

"Sejauh ini aku masih menilai dia baik." Ucapnya. "Kami bertemu di kampus awal semester 8." Lanjutnya.

"Semoga dia tidak membuat trauma mu bangkit ya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Days In Bukittinggi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang