Chapter 9

42 9 1
                                    

Park Jimin membawa Hara pergi ke Korea, Negara kelahirannya. Ia membawa gadis itu ke Seoul. Bi Inah memang ikut dengannya, tapi ia tak membawa perawat dari rumah sakit yang dulu merawat Hara. Dan ia menyewa seorang perawat di Korea, tepatnya di rumah sakit milik keluarganya.

Di Indonesia, Park Jimin dikenal sebagai aktris, tetapi di Korea ia hanya seorang putra pemilik rumah sakit terkenal di Korea. Meski rumah sakitnya menjadi no. 1 di Korea, tapi ia tak menjadi artis. Karena selalu saja kakak tertuanya yang disorot media ketimbang dirinya.

Selain menjadi artis di Indonesia, Park Jimin juga lulusan kedokteran. Ia mengerti seluk beluk ilmu kedokteran. Dan ia bertugas untuk menjadi dokter Hara.

"Ternyata mas Jimin ini orang Korea ya? Dokter lagi." Seru bi Inah begitu sampai di rumah Park Jimin yang seperti istana itu.

"Iya Bi. Oh ya Bi, aku boleh minta tolong tidak?" Tanya Park Jimin sembari duduk behadapan dengan Bi Inah. Sementara Hara tertidur dengan tenang di ranjang di belakang mereka.

"Apa itu mas?"

"Bibi jangan bilang sama siapa-siapa kalau kita ada di sini. Aku tidak mau ada orang yang mau mencelakai Hara."

"Lho? Memangnya ada yang mau mencelakai non Hara?"

"Ya siapa tahu saja ada. Kita kan tidak tahu."

"Iya Mas. Bibi tidak kasih tahu pada siapa pun soal keberadaan non Hara di sini." Bi inah sekilas menoleh pada gadis yang tertidur di ranjang. Gadis itu kelihatan damai sekali. "Bibi sudah menganggap non Hara seperti anak sendiri. Apalagi semenjak kecil."

"Bukankah itu wajar kalau seorang pengasuh akan menyayangi anak asuhnya seperti anaknya sendiri."

Park Jimin mencoba mengorek informasi dari Bi Inah. Ia tahu ada sesuatu yang aneh dalam keluarga Hara.

"Iya. Tapi ini bukan seperti itu. Kalau saja non Hara tidak mengalaminya, mungkin bibi tidak akan ikut dengannya sampai ke sini. Bahkan melupakan keluarga di kampung."

"Memangnya apa yang terjadi Bi?"

"Sejak kecil, non Hara selalu disisihkan oleh orangtuanya sendiri. Bahkan ia sempat mau dibunuh oleh ibunya sendiri. Sejak ia berumur satu tahun, Om dan Tantenya yaitu orangtua non Mina meninggal karena kecelakaan. Nyonya dan tuan pun menjadi orangtua asuh non Mina. Karena rasa sayangnya nyonya pada adik perempuannya, membuatnya menyayangi non Mina seperti anaknya sendiri. Dan ia lupa pada putri kandungnya sendiri.

Meski satu rumah, nyonya tidak pernah merawat non Hara. Sampai umurnya yang kelima tahun non Hara selalu dirawat oleh bibi. Sampai suatu hari, non Hara tidak sengaja mengambil boneka non Mina dan non Mina menangis. Mendengar non Mina menangis, nyonya menjadi kalap seperti orang kesetanan. Ia memarahi dan memukul non Hara. Dikiranya non Hara itu anak orang lain yang mau mencuri boneka non Mina yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri.

Saat itu nyonya benar-benar kelewatan. Nyonya memukul non Hara sampai pingsan dan harus diirawat di ICU. Setelah kejadian itu, bibi sangat marah pada nyonya yang sudah membuat non Hara kritis. Kalau bibi mau, bibi bisa melaporkan nyonya ke penjara. Tapi itu tidak bibi lakukan. Karena tuan berjanji pada saya kalau non Hara akan disayang oleh nyonya dan tuan. Dan tidak akan mengacuhkannya lagi. Bibi setuju untuk tidak melaporkan nyonya pada polisi.

Begitu keluar dari rumah sakit, nyonya mau bermain dengan non Hara dan menganggapnya seperti anaknya. Karena tuan bicara pada nyonya tentang kebenarannya. Akhirnya nyonya menganggap non Hara sebagai anak kandungnya dan menganggap non Mina sebagai keponakannya. Meski sudah tak seperti dulu lagi, nyonya malah memberi tekanan-tekanan mental pada non Hara. Ia selalu marah tanpa sebab atau memukulnya tanpa sebab. Saya selalu sedih melihat semua itu.

Dan setelah dewasa non Mina marah, kalau dia bukan anak dari keluarga nyonya melainkan keponakan yang menumpang di rumah itu. Non Mina pun selalu membuat masalah dengan berakhirnya non Hara dimarahi. Setiap apa yang dimiliki non Hara pasti akan direbut oleh non Mina. Dan yang paling menyedihkan lagi, nyonya dan tuan tidak bersikap adil. Mereka selalu membela non Mina.

Padahal semua yang dimiliki non Hara entah itu sepatu, baju, boneka ataupun yang lainnya adalah pemberian dari bibi. Bibi selalu mengambil uang belanja yang dikasih nyonya untuk membeli keperluan non Hara. Karena nyonya tidak pernah membelikan sesuatu untuk non Hara. Sampai orangtua murid yang hadir di sekolah itu pun bibi yang harus mengganti tempat duduk ibu non Hara.

Suatu hari non Hara jatuh cinta pada seorang laki-laki teman sekolah di SMPnya. Non Hara menyukainya selama delapan tahun. Dan harapan non Hara terputus saat pemuda yang dicintai non Hara datang ke rumah untuk melamar non Mina. Saat itu non Hara benar-benar terluka hatinya. Ia bahkan sempat nekat bunuh diri. Kalau bibi tidak mencegahnya, mungkin dia sudah tidak ada.

Non Hara tumbuh jauh dari kasih sayang orangtuanya, tapi ia tetap tumbuh normal dengan otaknya yang cerdas dan mendapat beasiswa. Ia bahkan mengajari bibi untuk menulis dan membaca. Ia menjadi guru bibi di rumah. Mengajarkan segala sesuatunya yang ia tahu. Bahkan bibi bisa bahasa Inggris berkat non Hara. Dan mungkin bibi pembantu terpandai di Indonesia. Karena bibi bisa menjadi guru di desa bibi berkat pengajaran non Hara."

"Apa bibi sangat menyayangi Hara?"

"Sangat. Bibi sangat menyayanginya. Bahkan bibi sudah menganggap dia seperti anak bibi sendiri. Kebetulan bibi tidak punya anak dan suami bibi sudah menceraikan bibi dan menikah lagi. Jadi bibi menganggap non Hara seperti anak bibi sendiri."

"Kalau begitu, apa bibi mau memainkan sandiwara ini?"

"Sandiwara?"


~~~

Sandiwara apaaa itu yaakk, hihi

Maaf yaa kalau panjang bnget

Next? Votee

I Love You, Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang