A. Ngambek

7.2K 678 85
                                    

"Chan-nie! Sibuk?"

Sebuah suara nyaring memasuki gendang telinga Chan. Pria itu mengangguk sekilas dan kembali sibuk dengan setumpukan kertas di hadapannya.

"Ung, mau main gak?"

"Aku bilang aku sibuk, Minho."

Minho tidak menyerah. Ia mendekati Chan kemudian menggoyang pelan lengan pria itu. "Chaaaan, main sebentaaar aja! Abis itu aku gak bakal ganggu kamu, janji. Aku bosaaan!"

"Lee Minho, aku bilang aku sibuk. Sana pergi, cari teman main yang lain."

Minho cemberut. Bibirnya ia majukan, tangannya ia lipat di depan dada.

"Hmph ya sudah, aku pergi ke tempat Woojin dulu," Minho mendumel. Ia melangkahkan kakinya dengan hentakan-hentakan kecil yang menggemaskan menuju pintu keluar.

"Jangan pergi."

Minho bergidik ngeri ketika Chan — dengan tanpa suara — melingkarkan kedua lengannya di perut bawah Minho dan meletakkan dagunya di bahu sempit Minho.

"Apa sih! Tadi ngusir! Udah sana pergi, aku mau maiiin!" Minho merengek kesal. Jemarinya bergerak melepaskan tautan lengan Chan pada perutnya. Tapi hal itu tidak membuahkan hasil.

"Jangan pergi ke tempat Woojin. Mending main sama aku, lebih ganteng," Chan berujar.

"Kepedean. Gantengan Woojin lah kemana-mana!" dengan sewot Minho berujar. "Udah ih! Lepas gak?!"

"Gak."

Minho mendengus kesal.

"Ish tau ah!" Minho berujar dengan kaki yang menghentak kesal, bibir yang mengerucut lucu dan tangan yang dilipat di depan dada.

Chan terkekeh pelan. Ia membalik tubuh Minho menghadapnya. Matanya menatap lembut kedua netra Minho yang menatapnya tajam. Ia lepaskan satu lengannya kemudian ia naikkan dagu Minho.

"Maaf. Main sama kakak aja ya?" Chan berujar dengan lembut. Bibirnya mengecup bibir Minho dengan penuh kasih sayang.

Minho mengerjapkan matanya beberapa kali. Rona kemerahan dengan sukses menjalar di pipinya, menambah keimutan pria itu. Chan tersenyum melihat wajah kekasihnya yang terlihat sangat manis.

"T-tapi kerjaan kakak..." Minho dengan malu menunduk. Jemarinya memilin ujung kaus yang dikenakan Chan.

"Kakak selesaikan di kantor aja nanti. Main sama kakak, ya? Kakak kangen quality time sama adek."

Minho mengangguk malu-malu. Pria manis itu selalu tidak dapat berkutik setiap kali kekasihnya membujuknya dengan cara itu.

"Hng, i-iya."

Lalu badan Chan oleng ke belakang akibat tubrukan tiba-tiba yang dilakukan oleh Minho. Untung saja mereka tidak jatuh.

"Cuddle?" Chan bertanya. Jemarinya menyisir rambut Minho yang acak-acakan sementara sebelah lengannya memeluk pinggang Minho dengan erat.

"Hng!" Minho dengan semangat mengangguk. Ia mendongak, menatap Chan tepat di netranya dengan sebuah senyuman manis.

Chan terkekeh pelan. "Okay, honey."

Malam itu dihabiskan Chan dan Minho dengan percakapan ringan, suara tawa manis Minho, dan sentuhan penuh kasih sayang dari yang satu ke yang lainnya dan sebaliknya.

— — — — —

APA-APAAN! INI SANGAT FAIL 😭😭

Failed Fluff ft. BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang