"Gasss cuyy!!"
Brrmmm~
Mobil Sunroof berwarna hijau daun itu melaju cepat meninggalkan tempatnya terparkir tadi.
"Berhenti kalian pencuryy!!" teriak salah satu staff bank yang juga panik, dia terlihat bingung dengan ponsel yang di genggamnya guna menelpon polisi.
Setelah cukup jauh, dan berhasil lolos dari orang-orang, Marko menghela nafas lega..
"Wuw!! tadi itu hampir aja chall," seru Marko membuka topeng wajahnya, dia benar-benar panik setengah mati setelah melakukan aksi merampok bank secara terang-terangan.
"Hampir pala lo! ngapain sih pake ketahuan segala? ribet su, bisa jadi buronan kita malam ni," timpal Marschall yang masih fokus pada jalanan di depannya.
"Ya maaflah, namanya juga manusia pasti ada salahnya," ujar Marko,
"Eh gimana kalau kita kerumah Niya dulu? gue ada les private disana, sekalian sembunyiin ni mobil," sambungnya,
Marschall mengangguk pelan, dia melajukan mobilnya ke jalan menuju rumah Niya.
•••
Niya adalah teman masa kecil Marko, walaupun Marko hanya anak jalanan yang tidak jelas identitasnya, tapi Niya menerima pertemanannya sejak Marko menyelamatkannya dari aksi bullying teman-teman satu sekolah Niya waktu SD dulu.
Setibanya dirumah Niya, rumah yang sederhana di sisi kota, tanah belakangnya lumayan luas, Niya juga memiliki gudang yang cukup besar, Marko sering menggunakan gudang tersebut untuk menyimpan mobilnya.
Tok tok tok.. pintu rumah Niya di ketuk Marko.
Tak lama kemudian pintu itu dibuka, dan keluarlah seorang gadis berkacamata, rambutnya di ikat belakang, dengan pakaian piyama, ya dia lah Niya.
"Marko? Marschall? kalian habis merampok lagi??" tanya Niya dengan sorot mata tajam,
Marko mengangguk, "gimana kalau kita ngobrol di dalam aja? gue capek nih,"
Hum! Niya mempersilahkan mereka masuk, sebelumnya Marschall memarkirkan mobilnya di dalam gudang milik Niya.
Di dalam rumah Niya, Marschall tiduran di sofa ruang tamu, sedang Marko dan Niya pergi ke dapur untuk menyeduh teh.
"Bapak lo kemana?" tanya Marko sambil membuka kulkas, dia mengambil beberapa camilan yang ada disana lalu di makannya,
"Masih kerja, hari ini jadwal operasi pasiennya," jawab Niya yang tengah menyeduh tiga gelas teh hangat,
"Malam ini gue sama Marschall nginep disini gak apa-apa kan?" tanya Marko lagi,
Niya mengangguk, "bawa camilannya untuk Marschall juga," ucap Niya sambil membawa nampan berisi tiga gelas teh itu ke ruang tamu.
Niya meletakkan nampan itu di atas meja, lalu menyuguhkan gelas teh itu pada Marschall, "minum dulu chall,"
"Makasih," Marschall mengambil gelas teh itu, lalu meminumnya.
"Chall, lo gak mau ikut les juga gak?" tanya Niya menatapnya,
Marschall meletakkan kembali gelas teh yang dia sisakan separuhnya, "gak usah, gue udah males belajar," jawab Marschall,
"Jangan ngomong gitu chall, gue mau kalian berubah, kalian harua punya masa depan yang cerah, gue lakuin ini semua demi kalian kok, plis.." ucap Niya penuh harap.
Marschall hanya menatapnya sekilas, lalu dia kembali berbaring di sofa, memejamkan kedua matanya tanpa membalas ucapan Niya.
"Chall? Chall lo denger ucapan gue barusan kan?" tanya Niya,
KAMU SEDANG MEMBACA
THUG LIFE (proses)
Teen FictionMengisahkan hidup preman, dua orang perampok ini bertemu dengan seorang gadis dengan kepolosan tak terbatas yang membuat mereka luluh dan ingin terbebas dari kehidupan suramnya. Warning!! Cerita ini mengandung 69% Bumbu Toxic🏃