Namaku citra, citra kartika askari. Jelas aku seorang perempuan kelahiran 7 september 1995 Dan aku seorang seniman di era reformasi ini.
Soal nama, kata ayah nama belakangku di ambil dari bahasa arab yang berarti pejuang yaitu ASKARI. Maklum saja ayahku seorang pensiunan jenderal TNI dan punya banyak pion yang siap melindungi Negara haha. Ayahku adalah seorang satria tangguh yang ku kagumi sejak kecil, kelahiran daerah istimewa Yogyakarta dan seorang humoris tak kenal putus asa.
Dan ibuku adalah seorang ratu dari aceh, mantan penari saman sebelum di nikahi oleh ayahku katanya. Jangan berpikir yang aneh aneh soal Ratu. Aku yang menyebutnya Ratu, iya Ratu pewaris masakan terenak keluarga yang ku posisikan sebagai Bundahara yang berhasil memiliki 2 orang anak, aku dan kakakku.
Waktu remaja ibuku adalah seorang penari saman sekaligus penyanyi terkenal di kotanya. dan jelas di dalam darahku mengalir darah seni seperti ibuku. Aku bersemangat soal ini, Menurutku dia punya suara yang khas dan pandai bermain gitar. Dan dialah orang yang membantuku memahami soal semesta berjuta aksara, berjuta makna.
Sejak kecil aku tinggal bersama kedua orang tuaku di Yogyakarta, daerah Pusat kota pada tahun 2001. Namun saat ayahku di pindah tugaskan di daerah jakarta, semua ikut terbawa tak terkecuali aku, ibu dan kakakku. Cukup lama untuk beradaptasi dan akhirnya aku mulai terbiasa dengan suasana kota yang tidak pernah tidur itu. Cukup lama kami tinggal di sana. Tapi karena ayah seorang tentara, ayah di kembalikan lagi ke daerah asalnya, yaitu Yogyakarta. 11 tahun aku tinggal di Jakarta dan punya banyak kenangan dengan kota keras itu.
Kabar kami saat mau pindah ke yogya di dengar oleh keluargaku dan tak terkecuali oleh nenekku, hal itu membuat nenekku senang dan menyiapkan segala hal demi menyambut kami, namun tepat sebulan sebelum kami akan pindah, nenekku meninggal pada tahun 2012. Dan rumah yang ada di sleman mutlak menjadi milik ayahku. Bangunan tua yang di buat pada masa belanda namun cukup kuat karena telah di renovasi. Tapi masih saja terlihat tua karena bentuk bangunannya. Punya pekarangan luas, dan karena nenekku seorang yang suka menanam, ada berbagai tanaman hias dan obat tersusun rapi menghias tanah pekarangan.Hal ini membuat aku terpaksa pindah sekolah dari Jakarta ke Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pendidikan. Yah maklum di setiap daerah di Yogyakarta memiliki beberapa sekolah dan pasti memiliki murid yang banyak. Aku pindah di salah satu SMA negeri yang ada di kota itu. Meskipun bukan sekolah favorit tapi aku merasa nyaman saat pertama memasukinya.
Menurutku sekolah itu adalah SMA terindah seumur hidupku yang membuat banyak kisah yang menghasilkan kasih pada saat berseragam putih abu-abu.Sekolah yang cukup luas dengan taman tepat di tengah tengah gedung sekolah yang membentuk huruf “o”. tepat di tengah taman juga terdapat pohon besar di sebelah lapangan basket, tempat yang paling ku suka pada saat senja, pada saat gerimis ataupun pada saat matahari menyapa pertama kali. Kata anak-anak itu adalah pohon keramat peninggalan pada masa belanda, ahh tapi aku tidak takut asal aku tidak sempat tidur di situ dan yang terpenting itu bukan pohon beringin yang terlihat angker. Itu adalah hanya pohon besar entah spesies apa akupun juga tidak tahu, yang aku tahu hanya besar dan sejuk.
Jarak sekolah dari rumah cukup jauh, setiap hari aku naik angkot yang akhirnya memaksaku untuk berjalan melewati jalan yang tidak ada angkotnya. Yah meski tidak jauh,aku hanya berjalan sekitar 100 meter setelah aku turun di ujung jalan pemberhentian angkot.
Yang aku ingat dulu sebelum aku pindah ke Jakarta, kota ini adalah kota yang menerapkan adat yang kental, apa lagi di daerah keraton Yogyakarta. Dulu orang orang tidak terlalu senang memakai sepeda motor ataupun mobil. Mereka lebih senang memakai sepeda onthel tanpa polusi. Tidak seperti sekarang, tidak peduli lingkungan yang mereka pikirkan hanya cepat sampai tujuan dengan kuda beroda dua berbahan bakar bensin itu.
Selain indah, sekolah itu juga menyimpan berjuta kenangan. Tentang dia yang pertama kali mengenalkanku soal rasa tanpa aksara, yang sempat mengisi hidupku hanya beberapa saat namun tidak sekejap. Dan pagi hari ini, akan kuceritakan.Akan kutulis semua yang ku alami dengan beberapa tempat dan nama yang ku samarkan agar kau hanya tau ceritanya dan demi kenyamanan bersama. Dan ku ceritakan semuuanya dengan gaya bahasa yang cenderung formal dan kaku oleh dia namun tetap ku kagumi dan ini adalah sebatas mengingat semesta yang di lukiskan oleh dia yang sempat tak ingin ku relakan pergi, menghilang, dan menjauh.
Sebelum itu kan kuberi tahu posisiku sekarang. Pagi ini, aku berada di teras rumah dan duduk santai di temani kopi susu expresso dan cemilan khas Sidoarjo. Di kawasan alun alun kota sidoarjo. Dan di disini rumah milik aku dan suamiku tinggal.Mari kita mulai, dan ini lah semestaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta
Teen Fictionterimakasih samudra, sesuai namamu ku temukan lautan yang luas untuk ku arungi.