Anonymous

45 3 0
                                    

Pagi itu di Yogyakarta tepat aku turun dari angkot saat aku berjalan untuk menuju ke sekolah, memang aku murid baru yang belum kenal siapa siapa, dan wajar saja kalau aku berjalan sendirian. Sebenernya bukan hanya aku yang berjalan sama sepertiku untuk kesekolah. Tapi aku hanya ingin berjalan sendiri dulu dan mempersiapkan nanti saat aku berkenalan dengan teman sekelasku.

tiba tiba aku mendengar suara motor dari arah belakang yang di kendarai seseorang. cukup membuatku takut, barang kali dia mau berbuat tidak tidak kepadaku.
Dia mengendarai motor sport 250 cc dan berjalan pelan. Nampak menawan dan wangi dan seolah berjalan sejajar denganku. Halah paling cuman dia saja yang ingin berjalan santai dengan kecepatan pelan untuk sampai kesekolah, karena kebetulan waktu masih cukup pagi. Kataku dalam hati.
Lalu aku terkejut

"selamat pagi"
"pagi" ku jawab sambil ku toleh sambil terheran.
"anak baru ya?" dia bertanya sambil tersenyum.
"iya" ku jawab sedikit cuek.
"aku berpikir kau akan cepat tahu namaku" dengan nada sedikit sombong.
"iya" ku jawab sambil berkata dalam hati. Dia ini siapa sih, dia anak guru? Anak kepsek? Atau anak alay?. Sombong banget bicara gitu.

"dan nanti kalau kita bertemu di kantin itu tandanya kita jodoh. Hehe, aku janji traktir bakso terenak di kantin kalau itu benar terjadi." Sambil tersenyum.
"iya" ku jawab tidak peduli.
Dia pasti ngajak bercanda, tapi aku tidak terbiasa bercanda dengan orang orang yang belum aku kenal. waktu itu aku tidak tahu harus gimana, aku hanya bisa tersenyum, itu cukup untuk sekedar basa basi dan tidak terlihat terlalu judes atau bagaimana.
Aku benar benar tidak tahu siapa dia, entah satu sekolah denganku atau bukan. Yang pasti aku tidak kenal dengan dia. Dia berbahasa Indonesia tapi kental dengan bahasa jawa, dan sedikit aneh di telingaku karena aku terbiasa mendengar orang yang fasih berbahasa Indonesia.
"mau ku antar?" dia menawariku.
"nggak, terimakasih . udah deket kok" jawabku mencari alasan. Ku pikir itu hal yang aneh. Enak saja, belum kenal dia udah ngajak aku di belakangnya. Apa kata anak anak di sekolah nanti.

"oke" katanya "jangan lupa janjiku tadi"
"iya" ku jawab biasa.
"duluan ya, kamu hati hati" lalu dia memacu sepeda motornya.
Dia itu siapa? Membuatku sedikit penasaran. Ah entahlah, menurutku itu tidak penting. Yang penting sekarang aku ingin segera cepat sampai ke kelas baruku.
Lalu sampai di sekolah aku di antar oleh guru BP yang mengajar di kelasku katanya. Dia mengantarkanku sampai di kelas dan dia juga yang memperkenalkanku pada teman temanku yang belum aku kenal.
Setelah itu aku di suruh duduk dan ada bangku yang memang sengaja di persiapkan untuk ku duduki yang sebelahnya wajah yang belum aku kenal.
Lalu dia menyodorkan tangannya.

"ayundra" dia menyebut namanya.
"oh iya, citra" sambil ku balas jabatan tangannya.
Dan dia adalah teman pertamaku di hari itu. Seorang yang menurutku cantik, pandai, namun tak banyak bicara. Aku senang mengenalnya.
Setelah melewati jam pelajaran. Lalu bel istirahat. Sebenarnya aku ingin ke kantin. Aku ingin kekantin hanya ingin tahu dan membeli sesuatu di kantin untuk ku makan, sayangnya aku di panggil ke ruang bp Untuk mengisi biodata.

"kamu pergi ke ruang bp saja,nanti aku belikan sesuatu untukmu." kata ayundra.

"wah bener? Makasihhh" kataku senang.

Setelah aku memenuhi panggilan ke ruang bp, aku kembali ke kelas. Banyak yang ingin berkenalan denganku di kelas itu. Setelah aku kenal semua. Arga, ketua kelasku 11 IPA 3 yang baru saja aku kenal, memintaiku biodata untuk mengisi keterangan siswa di kelasku dan ku cantumkan juga nomer hp lengkap beserta alamat rumahku.
Setelah itu bel masuk berbunyi.
Waktu bubar sekolah aku cepat cepat ingin pulang, kebetulan waktu itu hari sedikit mendung. Dan aku tidak ingin basah kuyup kehujanan.
Waktu aku jalan dan ingin segera naik angkot, tiba tiba motor yang sepertinya anak tadi pagi, sejajar dengan jalanku.

"sepertinya kita bukan jodoh" dia mulai bicara.
"iya" kujawab sambil senyum ringan.
"boleh aku minta nomer wa?" dia bertanya.
"untuk apa?" aku seolah menjaga diri dan ga mau ngasih.
"untuk ibuku" katanya.
"ibumu?"
"iya ibuku" dia menjawab dengan sedikit serius "ibuku ingin aku mengenalkan bidadari padanya"
"maaf, handphone ku lowbat, nomernya ga hapal" ku jawab sinis, yang intinya aku ga mau ngasih nomer ke sembarang orang.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang