Sore Itu.

9 1 0
                                    

     Di hari itu, tepatnya sore di hari sabtu. Aku berjalan jalan di taman dekat rumahku. Sewaktu kecil memang aku suka berjalan jalan di dekat situ dengan bunda. Sepi dan nyaman. Tapi itu dulu beberapa tahun yang lalu waktu aku masih kecil.

    Sekarang sudah berbeda keadaan. Tempat itu sudah ramai, ya ramai orang yang sekedar jalan jalan atau jogging sore hari. Aku senang , taman itu jauh dari polusi. Taman hijau penuh dengan bunga warna warni.
Sesekali aku melihat kupu kupu, burung gereja, dan lebah berlalu lalang sibuk bekerja melayani ratunya. Aku memetik salah satu Bunga dengan warna yang paling mencolok. Dan sesekali aku mencium aromanya. Hmmm sungguh surga keindahan  bagiku. Tidak sengaja aku melihat samudra, iya samudra yang sedang berada  di sebuah pos kamling dekat situ. Sedikit terkejut dan membuatku penasaran.  Ku dekati dia dan aku memperhatikannya dari kejauhan.

Dari kejauhan dia terlihat berkumpul bersama anak jalanan. Sepertinya samudra menerangkan sesuatu. Aku lihat mereka bahagia, tertawa bersama. Aku semakin penasaran “apasih yang samudra lakuin itu?” kataku dalam hati. Setelah lama aku  memperhatikan dari kejauhan. Mereka terlihat menyudahi kegiatan itu dan pergi meninggalkan pos kamling. “hai, ini aku belikan ice cream” tiba tiba anonymous itu menghampiriku dan membelikanku ice cream.

“kamu? Tau dari mana aku ada di sini?” kataku heran
“kebetulan aku selesai latihan basket dan berjalan jalan di taman.  Wah Penggemar Anggrek?” dia bertanya
“maksutnya?” aku bingung.
“itu di tanganmu? Bunga apa kalau bukan anggrek?” dia sambil menunjuk ke arah tanganku yang membawa bunga anggrek berwarna ungu.
“oh ini?, aku suka semua bunga.” Kataku menjelaskan.
“jadi bunga yang aku kirim? Kamu suka?” dia tersenyum.
“Bunga? Bunga apa?” aku terkejut dan aku benar benar tidak menyangka kalau dia yang mengirimnya.
“iya karangan bunga yang aku sisipkan pesan untukmu di dalamnya”
“oh itu kamu yang mengirimnya ke rumahku?, bundaku yang menerimanya.”
“loh? Kok bundamu?” dengan wajah yang sedikit ternganga.
“iya  bundaku. Bunganya di buang bunda, bunda kira bunga itu dari mantannya. Takut Cinta lama bersemi kembali katanya” aku sedikit berbohong, padahal bunganya masih aku simpan di kamar.

“Lohhh? Serius? Salah sasaran. Priben kiye” dengan wajah yang terkejut.

“ya sudahlah. Ini ice creamnya. Mau tidak?, keburu leleh. Dan tenang, aku bukan orang jahat.” Lanjutnya.
“bilang bundamu, kalo mantannya sudah lupa sama bunda”.
“makasih” kataku sambil menerima ice cream itu.

“mau duduk di taman deket jalan itu” sambil menunjuk bangku di taman yang kosong.
“iya boleh”
Setelah kami duduk dan memakan ice cream yang dia belikan
“oh iya, namaku riaddy.  Tau kan?” dia dengan Percaya dirinya bahwa aku mengetahuinya.
“enggak, aku nggak tau”

“loh? Serius? Semua guru kenal denganku loh.”
“ga peduli juga si” jawabku cuek
“aku ulangi ya. Aku riaddy, kelas sebelas sosial 3. Dan yang terpenting aku ketua tim basket sekolah”
“terus? Mau sombong gitu?”
Dia terdiam sejenak

“soal kemarin, maaf ya. Jangan berpikir aku agresif. Aku cuman lagi ngebantuin temenku” dia berkata serius.

“maksutnya?” tanyaku.
“iya, jangan berfikir kalo aku suka sama kamu. Semua itu aku lakuin buat ngebantuin temenku cari informasi tentang kamu. Di hari pertamamu masuk sebenernya faldi yang kagum denganmu. Waktu kamu turun dari angkot. Faldi itu cinta pandangan pertama katanya.” Jelasnya

“lucu ya, cinta pandangan pertama?, Ga jelas banget.terus soal kamu tau namaku? Dari mana?” tanyaku penasaran soal hal itu.

“semua guru kenal dengnku? Informasi soal anak baru gampang aku dengar dari mereka sebelum kamu masuk sekolah.”

“oh gitu. Tapi tunggu, aku masih penasaran soal temanmu itu.” Aku penasaran

“ siapa ? faldi?. Udah jangan di pikit terlalu dalem. Dia udah pindah kemarin. Ayahnya di pindah tugaskan di papua” jelasnya
“loh? Aneh”
“udah jangan di bahas. Mau ku antar jalan jalan?” lanjutnya.
“kemana?”
“keraton Yogyakarta” jelasnya.
“boleh. Kebetulan aku belum pernah pergi ke keraton”

    Setelah itu riaddy mengajakku jalan jalan. Di temani senja dan sampai di sana tepat pukul 5 sore. Kami berjalan jalan bertukar pendapat soal suasana di sana.  Seneng si cuman, aku kali ini juga tidak menyangka.  Aku mendapatkan teman baru lagi. Dan di situlah aku mengenal Riaddy seorang kapten basket sekolahku.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang