Diary

45 10 0
                                    

"Aku bukan dia ataupun mereka"

maaf ini bukan puisi,ini bukan quotes,ini hanya sebuah kisah yang author alami.Ini tentang bagaimana kau harus tetap berjalan walau bukan tanah atau kramik yang kau pijak melainkan duri.Saat kau harus tetap bernafas meski bukan oksigen yang kau hirup.Saat kau harus tetap berdiri tegak,meskipun kaki mu berlumuran darah.

"Jika kau tak bahagia,kenapa tersenyum?. Palsu?. Kamu hebat! Telah membuat hati yang rapuh kembali merapuh!"- Ini kata kata yang selalu aku ingat ketika aku sedang berada di tahap, dimana aku harus tersenyum tapi hatiku tak mengijinkan. Tapi aku payah, hatiku goyah, dan bodohnya aku tetap memaksa untuk tersenyum saat hatiku merapuh.

Karena apa? Aku sadar terlihat murung terus menerus akan membuatmu terlihat menyedihkan dan juga rapuh.Aku tak mau seorang pun tahu betapa rapuhnya aku,betapa lembeknya diriku,betapa mudah terkikisnya aku. Aku ingin mereka tahu bahwa aku adalah pribadi yang kuat.

Aku adalah sebuah pagar yang kokoh,bukan kayu yang rapuh.

Padahal sebenarnya aku hanyalah sebuah air,yang terkena getaran sedikit saja akan mengakibatkan gelombang di sekitarnya sangat terpengaruh.

Tidak tahunya mereka bahwa setiap hari aku harus menahan puluhan mililiter air yang menerobos untuk keluar dari mata. Tak tahunya mereka,bahwa setiap hari aku selalu menangis tertahan. Tahukah apa yang kusebut menangis tertahan bagiku?.Saat kau menangis tanpa air mata. Saat kau berteriak tanpa suara. Saat kau meluapkan semua rasa pada udara yang tak berbentuk tak bisa di raba tapi selalu mngitari kita.

Apakah ada yang sama denganku?-Jika ada, bersabarlah karena tidak hanya kau yang merasakannya,aku juga tahu bagaimana rasa itu.Rasa yang menyesakkan rasa yang membuat kita seakan seperti orang yang menyedihkan sekali di dunia. Bahkan setiap waktu aku selalu bertanaya kepada tuhan, Kenapa aku harus menjalani semua ini,kenapa takdirku sepahit ini,dan kenapa harus aku?

Aku ingin bahagia tuhan,aku ingin seperti mereka.

Terlepas sudah genggaman tanganku,saat seseorang mencarimu,aku justru kehilangan diriku. Mengapa jantungku seolah berhenti berdetak?

Mengapa air mataku mnetes?. Karena kau adalah detak jantungnya dan aku jantungnya. Dalam jejakmu kutemukan kesadaran diri.

Mataku basah dengan air mata,dan hatiku penuh dengan derita,penuhi harapanku wahai yang terpuji.

Kau tahu isi hatiku,kau hitung detaknya.Keluh kesahku akan menuju bulan.Bintang-bintangmu akan menjawab doaku.Hati butuh ketenangan dan kenangan yang manis.Setiap harapannya ingin terkabul.Apapun itu akhir dari semua ini, aku ingin jadi awal mulaku.



Serangkai KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang