Part 1 - First bad meet

1.7K 132 11
                                    

Tring.. Tring..

Suara dentingan spatula dan wajan saling beradu dibawah kendali seorang gadis cantik berambut blonde yang tengah sibuk membuat sarapan untuknya dan tentu juga untuk sahabatnya.

Dengan perlahan ia menaruh dua nasi goreng kimchi pada dua buah piring yang sudah ia sediakan. Setelahnya ia mencuci peralatan masak tersebut, namun sesuatu membuat dahinya mengernyit heran. Ia menoleh kearah jam dinding yang berada didapur, sudah jam tujuh tepat. Tapi kemana gerangan sahabatnya ini?

"Astaga... Kemana sih gadis itu?" tak menunggu waktu lama, gadis bernama Son Wendy atau yang akrab disapa Wendy itu segera melangkah cepat menuju kamar sahabatnya, Bae Irene.

"Ck! Mwoyaaa... Apa gadis ini tidak ingin pergi bekerja? Apa sekarang jabatannya sudah menjadi CEO?" dengan langkah lebar, Wendy berjalan mendekati kasur yang tertutup oleh sprai berwarna ungu cream itu.

"Irene... Irreona!! Apa kau tidak ingin bekerja, eoh?" Wendy menarik-narik selimut yang menutup tubuh mungil Irene, tetapi gadis itu sama sekali tidak bergeming.

"Hallo... Bangunlah putri tidur! Ini sudah siang!!"

"Eunggh.." Irene sedikit membuka kelopak matanya hingga perlahan cahaya dari celah jendela memasuki retina matanya. "Jam berapa sekarang??" Irene malah semakin merapatkan selimutnya yang sukses membuat Wendy berdecak kesal.

"Sudah jam tujuh..."

Mendengar jawaban itu sontak Irene membelalakan matanya dalam posisi terduduk. "JEONGMALYO????..."

"AAAAAAAAA!!!!!!" Wendy refleks menutup kedua telinganya, ia menatap Irene yang langsung memasuki kamar mandi.

Wendy hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat bagaimana sikap sahabatnya itu. "Aku sampai lupa dengan umurnya saat ini.." ia memutuskan untuk bersiap lalu segera sarapan sebelum mereka berangkat bekerja.

                                                   💗💗💗

"Ayo kita berangkat sekarang Wannie.." ucap Irene sambil memakai sepatu hells sepuluh sentinya. Ya, Irene memang termasuk kategori gadis yang memiliki tinggi badan tidak terlalu tinggi hingga setiap bekerja Irene selalu memakai hells, meski terkadang ia juga suka memakai flat shoes atau sneakers untuk pergi jalan-jalan.

"Kau tidak sarapan dulu?" tawar Wendy yang baru saja selesai memakan nasi goreng kimchi yang tadi pagi ia buat.

"Aku tidak sempat, nanti kita telat, kajja kita berangkat sekarang!" Irene meraih kunci mobilnya diatas meja tepat didekat televisi.

"Yasudah kau duluan saja ke mobil, aku akan menaruh nasi goreng ini untuk bekal nanti kau makan dikantor." Wendy bergegas cepat membereskan meja makan dan memindahkan nasi goreng Irene pada tempat bekal.

"Gomawo Wannie.." Irene menatap sahabatnya sambil tersenyum manis. "Aku duluan ya, tapi kau jangan lama-lama!"

"Iya Nona Bae..."

Irene dan Wendy berlari kecil memasuki sebuah gedung perkantoran elit di Korea Selatan, Arround Corp. Ya, Irene bekerja sebagai sekretaris kepercayaan diperusahaan tersebut. Ia sudah bekerja selama enam tahun lamanya. Sedangkan Wendy kepala bagian keuangan yang mengurus semua administrasi masuk maupun keluar dari perusahaan, Wendy terlebih dahulu bekerja disini selama sembilan tahun.

"Ommo... Kita sudah hampir telat Wannie.." ucap Irene panik sembari menatap arloji soft pink yang melingkar ditangan mungil nan putihnya. "Kita masih ada waktu dua menit lagi untuk absen.." jawab Wendy yang sudah terengah.

Kepanikannya semakin menjadi kala lift yang akan mereka tumpangi terlihat penuh. Sebenarnya mereka bisa saja melewati jalur alternatif -tangga darurat- tapi berhubung ruangan mereka berada diatas, belum lagi ruangan Irene yang berada dipaling atas tepat didepan ruang CEO, membuat mereka harus rela menunggu lama agar dapat menaiki lift yang sialnya terus menerus penuh. Dan dengan terpaksanya mereka berdua harus rela berdesakkan dengan pegawai lain demi menaiki lift. Pagi yang sial memang.

Touching You || H I A T U S ||Where stories live. Discover now