Part 8 - Secret of Sehun

422 58 4
                                    

Sorry for typo
&
Happy reading

🎶Bumkey - Breathing All Day🎶
-
-
-
-
"Jika menatapmu sudah membuatku tenang, maka dapatkah aku memilikimu untuk membuatku merasa nyaman?"
*
*
*
*


"Kau yakin sudah baik-baik saja? Kulihat tubuhmu masih lemas, Ironing."

Untuk kesekian kalinya Irene mendengus sebal. Pertanyaan yang dan dikatakan pada orang yang sama membuatnya cukup jengah. Dengan malas Irene kembali mengatakan,

"Aku sudah baik-baik saja Wannie... sungguh..." ucap Irene dengan kedua mata yang menatap sahabatnya dengan malas.

"Bagaimana jika besok saja kau bekerja. Aku bisa meminta izin untuk—"

"Tidak! Tidak! Tidak!" jawabnya seraya menggeleng tegas. "Ayolah Wannie... Jangan berlebihan seperti ini, tubuhku sudah membaik, percayalah..."

"Okay, aku percaya padamu. Kau tahu bukan jika semalam kepala divisi keuangan dikantor cabang Busan menghubungiku untuk datang kesana?"

Irene hanya mengangguk ringan sambil menyantap kembali bubur abalonnya. "Aku tahu, lalu kenapa?" tanyanya enteng.

Wendy mendengus kesal. Kapan sahabatnya ini bisa peka?

"Jadi aku tidak bisa menemanimu, bahkan tidak bisa berangkat bersamamu. Aku khawatir terjadi sesuatu padamu disaat aku tidak ada!" cemasnya dan berhasil membuat perasaan Irene senang. Mengingat bagaimana sifat posesif sahabatnya ini padanya. Itulah kenapa Irene sangat menyayangi Wendy selayaknya saudara kandungnya sendiri.

"Dengar! Aku akan baik-baik saja, arra? Lagipula aku—"

Tok! Tok! Tok!

"Eoh? Siapa yang datang sepagi ini?" tanya Irene ketika ucapannya harus terhenti akibat ketukan pintu rumah mereka.

"Entahlah, biar aku yang buka."

"Andwe! Biar aku saja, kau lanjutkan saja sarapanmu.." baru saja Wendy hendak melayangkan protes, Irene sudah terlebih dulu berjalan cepat menuju pintu. Sahabatnya ini cukup keras kepala!

Tok! Tok! Tok!

"Nde, chakkaman.." ucap Irene dengan sedikit berteriak pada sang pengetuk pintu. Dibukanya pintu tersebut.

"Iya, siapa— S-Sajangnim?" Irene membulatkan kedua matanya ketika melihat tamu yang datang kerumahnya sepagi ini adalah atasannya sendiri, Oh Sehun?!

"Hai?" sapanya dengan canggung. Namun nampaknya sapaan itu tak sampai menghilangkan keterkejutan gadis cantik didepannya. Wajah polos itu nampak menggemaskan sekali. Bahkan jika bisa, rasanya Sehun ingin mencubit kedua pipi chubby Irene.

"Sekretaris Bae?" tegur Sehun sambil melambaikan satu tangannya didepan wajah Irene.

"Eoh? N-Nde Sajangnim. M-Mianhamnida.." Irene meruntuki dirinya sendiri atas sikap memalukannya pada atasannya sendiri. "A-Ada perlu apa kemari?" rasanya Irene ingin mengutuk dirinya sendiri sedari tadi akibat ketidak sopanannya.

Nampak Sehun tersenyum tipis. "Apa aku mengganggumu?" tanya Sehun dengan kata non- formalnya.

Lantas Irene menggeleng cepat. "A-Aniyo Sajangnim. S-Saya hanya tidak menyangka Anda datang kerumah saya sepagi ini." dan Irene yang masih ingin menyelamatkan pekerjaannya memilih untuk berkata formal dengan Sehun.

"Tidak usah seformal itu padaku jika diluar kantor." ucap Sehun dengan ramah. "Ahh, kudengar Wendy hari ini akan berangkat menuju kantor cabang di Busan?" tanya Sehun seakan baru mengetahuinya. Percayalah, padahal itu hanyalah akal-akalan Sehun agar dapat menghabiskan waktu seharian dengan sekretaris cantiknya ini.

Touching You || H I A T U S ||Where stories live. Discover now