Part 10 - Touch for love

598 46 3
                                    

Sorry for typo
&
Happy reading

-
-
-
-
"Pria jatuh cinta pada wanita yang membuatnya terpana. Wanita jatuh cinta pada pria yang membuatnya tertawa."
*
*
*

Irene menyelimuti tubuh Sehun sebatas dada. Ya, setelah beberapa jam yang lalu dimana Sehun memaksa untuk menyentuhnya, ruam-ruam merah kembali muncul ditubuh pria itu.

Irene menatap sendu pada pria yang tengah tertidur akibat pengaruh dari obat yang ia suntikan. Dirinya cukup sadar jika ini merupakan kesalahannya. Akibat dirinya yang menyentuh tubuh Sehun hingga membuat syndrom itu muncul. Memang awalnya Irene sempat menolak, namun melihat guratan wajah memohon begitu dalam dari atasannya lantas membuatnya tidak tega.

"Mianhae, Sehun..." lirih Irene menunduk dalam. Merasa begitu bersalah pada pria itu.

"Ini semua salahku. Aku minta maaf.." sekuat mungkin Irene menahan tangisnya. Tidak! Ia tidak boleh menangis! Ia harus menjaga daya tubuhnya.

"Itu bukan salahmu..." kedua mata Irene sukses membulat. Dia mendongak dan melihat Sehun, atasannya itu tengah menatap kearahnya sambil tersenyum tipis.

"Ini semua bukan salahmu.." Sehun berusaha mendudukkan tubuhnya. Rasanya Irene ingin membantu namun ia urungkan.

"Karena aku yang memaksamu, so jangan merasa bersalah seperti itu." pria itu dapat melihat dengan jelas jika kedua mata Irene nampak berkaca-kaca. "Jangan menangis atau kau mau aku memecatmu?" desis Sehun.

Sontak saja Irene menggeleng cepat. "Mianhamnida Sajangnim.." cicit Irene yang malah membuat senyum tipis Sehun terbit begitu saja.

"Tidak perlu meminta maaf." ucap Sehun sambil menyingkap selimut tebalnya.

"Anda mau kemana Sajangnim?" tanya Irene mengernyit bingung. "Anda harus banyak istirahat."

"Aku akan mengantarmu pulang, kajja!" saat Sehun hendak mengambil kunci mobil dimeja tepat dibelakang Irene, gadis itu refleks menghindari Sehun membuat pria itu menghela nafas pelan.

"Gwenchanayo Sajangnim. Saya akan pulang naik taksi saja. Permisi." Irene membungkuk tipis. Baru saja Irene membalikkan tubuhnya, sebuah tangan begitu cepat menarik tali tasnya sampai langkah Irene terhenti.

"Apa kau akan menganggapku sebagai seorang monster?" pertanyaan itu terucap begitu saja dari mulut Sehun tanpa ada tatapan yang ia tuju pada gadis yang menatapnya bingung.

"Maksud Anda apa?"

Perlahan Sehun mendongak menatap wajah cantik Irene. "Tolong jangan anggap aku seperti itu.. aku manusia, aku bukanlah monster. Dan tolong..." ditatapnya dengan sendu kedua manik mata indah Irene. "Jangan jauhi aku, seperti yang lainnya... jebbal..." ucap Sehun dengan lirihannya yang terdengar pilu.

"Sehun..." panggil Irene dengan suara lembutnya. Bahkan ucapan formalnya kini hilang entah kemana. "Kau dengarkan aku baik-baik.." seperti terhipnotis, Sehun pun mengangguk patuh.

Sejenak Irene memberikan senyum hangatnya. Mencoba memberikan ketenangan pada pria itu. "Aku tidak pernah menganggapmu sebagai seorang monster. Dan aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, Oh Sehun.." ucap Irene tegas dan penuh penekanan.

Mendengar ucapan yang mengalir begitu saja dari bibir tipis Irene sangat memberikan efek pada perasaannya. Hatinya begitu menghangat mendengar ucapan yang begitu tulus. Entah mengapa ada sesuatu yang baru kali ini Sehun rasakan, dimana ia seakan begitu bergantung pada sosok Irene. Ia hanya ingin gadis itu berada disampingnya, selalu ada dalam jarak pandangnya, serta dalam hati terkecilnya, ada rasa ingin memiliki gadis itu seutuhnya, hanya untuknya.

Touching You || H I A T U S ||Where stories live. Discover now