《 CLARETTA • 1》

44 12 4
                                    


Aku kembali terhanyut dalam tawamu yang entah mengapa selalu saja terngiang-ngiang di kepalaku hingga aku sadar kita tak lebih dari sahabat.


》》》》》》¤《《《《《《

"AGA!!!" Pekik gadis berkulit putih dengan senyum manisnya.

Claretta Pricilla, Gadis cantik nan polos. Gadis dengan sejuta tingkah konyolnya. Retta, panggilannya.

Dua sejoli yang hendak menaiki motor pun membatalkan aktifitasnya. Menoleh kesumber suara.

"Apa sih Retta?" Ucap Aga malas.

"Anterin Retta pulang!" Rengeknya, Sedangkan gadis yang berdiri disebelah Agam memutar bola matanya dengan jengah.

Perkenalkan dia, Agamaldy Devano, Panggil saja, Aga!! Cowok ganteng yang menjabat sebagai sahabat oroknya.

Dan gadis yang berdiri ogah-ogahan dibelakang Aga, adalah Viona. Viona Fabiolla, Gadis yang baru saja dipacari Aga selama 2 bulan terakhir ini.

"Ta, Gue sama Aga mau jalan." Sahut Viona malas,

"AGA!!" Rengeknya,

"Apasi ta?"

"Mama gabisa jemput Retta, Terus Retta pulangnya gimana?" Kata Retta memelas.

"Gojek lah!" Sahut Viona malas,

"Kalau Retta naik gojek boleh?" Retta seperti tak merespon ucapan Viona, Dirinya seperti tak menganggap kehadiran gadis itu.

"GAK!!" Jawab Aga cepat, Viona mendelik hebat kearah Aga. Baru saja satu jam lalu, Ia berjanji akan nonton bersama dirinya tapi sekarang?bullshit. Kecewa? Banget.

"Yauda anterin." Kata Retta dengan senyum kemenangan.

"Oke,"

"Aga, Katanya mau nonton." Ucap Viona lesu,

"Maaf Na, Nggak jadi kita bisa nonton lain kali." Jawab Aga sambil menggenggam tangan Retta.

"Tapi kan Retta bisa pulang naik gojek Ga?!" Lirihnya

"GAK!!" bantah Aga dengan suara lebih meninggi.

Alasan itulah yang tak pernah Retta tahu dari Aga. Entah apa alsananya, Namun Retta tak ingin membantahnya jika berakhir pada kemarahan Aga yang tidak jelas.

Vionna menduduk lesu sembari menahan rasa sesak didadanya. Rasanya Sesak kayak asma permirsah, Sedangkan Retta malah tertawa penuh kemenangan kearah Vionna.

》》》》》🐣《《《《《

"Ta!!" Gadis yang tengah tersenyum sedari tadi menyahut panggilan Aga. Yah, mungkin kalian bisa lihat senyuman itu dari balik spion ninja merah milik Aga itu.

"Apa?"

"Gue mau ngebut! Lo pegangan gue!!" Titahnya, mata Retta terbelalak terkejut.

Kenapa jantungnya berdegup kencang seperti ini? Kenapa perutnya terasa banyak kupu-kupu yang berterbangan. Ah, Retta bisa gila.

"Nggak, Aga modus kan?!" Retta masih tak percaya.

"Bentar lagi hujan, Ta!!" Benar saja, awan hitam masih menyelimuti langit ditambah rintik hujan mulai turun.

"Retta pegangan jok belakang sepeda motor kok!!" Ucapnya meyakinkan.

"Nggak!! Peluk gue!!"

Deg

Siapa saja tolong Retta, Sepertinya Retta akan terbang. Ah, Retta bisa gila. Degup jantungnya berpacu cepat. Rasa apakah ini?

"O-gah!!" Ucapnya terbata-bata.

"Kalo lo jatuh jangan nyalahin gue!"

Retta tetap bersi keras tak mau memeluk Aga. Dan Aga pun menambah kecepatan motornya lantaran rintik hujan akan menyerbu sewaktu-waktu.

"Badan lo tuh udah kayak gagang sapu!! Kalo lo terbang jangan salahin gue!!"

Dan benar

GEDEBUK

Badan kecil Retta terjatuh begitu saja di aspal, Sedangkan Aga menghela nafas kasar lalu memberhentikan motornya.

"Ngapain lo tiduran diaspal hah?" Sinis Aga.

"Aaaa mamaaaa Retta jatuhhh...mama..., Aaaa Retta udah beda dunia." Ucap Retta asal.

Aga memutar bola mata jengah melihat kelakuan aneh sahabatnya itu.

"Pertama, Ini mau hujan lo gamau berdiri terus pulang gitu?"

"kedua, Lo nggak malu apa teriak-teriak dijalanan gini?"

"Dan ketiga lo masih hidup dan belum beda dunia ama emak lo." Kesal Aga.

Retta mengerucutkan bibirnya kemudian bangkit dengan asal-asalan. Ia mencoba bangkit namun kakinya begitu lemas untuk menurutinya.

Aga yang sedari tadi menatap jengah sahabatnya ini langsung tergopoh-gopoh meraih tubuhnya dan kemudian mengangkatanya ala bridel ke atas ninja merah miliknya.

Ah, bolehkah Retta berteriak. Degup jantungnya terus saja bertambah cepat ditambah perutnya yang terasa seperti bertebaran kupu-kupu. Siapa saja tolong Retta disini. Retta pengap, sesak nafas, panas dingin, oh, No.

"Lo nggak papa kan?"

"Yee, nggak papa gundulmu!! Ini sakit!!" Ucapnya sambil menatap sebelah kakinya yang tergores dan terasa perih.

"Gue lagi nggak bercanda, Ta!!"

"Maafin Retta." Lirihnya. Aga tak mengubrisnya ia kemudian berjongkok dihadapan Retta yang terduduk manis kemudian menarik dasi yang terbingkai rapi dilehernya, Aga melilitkannya di lutut yang nampak darah segar yang sedang mengalir.

"Lutut lo berdarah."

"Maafin Retta." Retta bungkam hanya kata maaf yang bisa ia lontarkan. Badan Retta semakin panas dingin tak karuan.

Perasaan apakah ini?

"Hm."

Beruntungkah Retta memiliki Aga? Ataukah beruntungkah Aga memiliki Retta? Entahlah biarkan waktu yang menjawab.

》》》》》🐣《《《《《

Colab by : ME & naaeee13
.
.
.

고마워 💗
Saranghaeyo
.
.
.

ClarettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang