《 CLARETTA • 4 》

17 3 2
                                    

Komen dan vote
yak! Hargai kami yang udah berfikir keras hehe^^

Jangan jadi silent readers okee😙
Share juga yak Cerita ini ke temen-temen kalian :)

》》》》》🐣《《《《《

"Na, Retta itu temen gue. Sahabat gue dari bayi!!" Jelas Aga.

"Gue tau!! Gue tau!! Dan lo juga harus tau, kalau gue udah muak dengan kalian!! Lo tau betapa sakitnya hati gue ketika pacar gue sendiri lebih memihak pada orang lain!!" Ucap Viona sedih.

"Terus mau lo apa?" Tanya Aga to the point.

"Gue mau lo lebih mentingin gue daripada Retta!!"

"Egois tau nggak!!"

"Dan dengan sikap lo ke Retta yang kayak gini, apa itu gak bisa disebut egois, Hah?!"

Retta yang tadinya tertawa kini jadi diam, Viona itu benar-benar keterlalun. Haruskah masalah seperti itu dibesar-besarkan? Dasar manusia ular.

"Udah lah Na, ini cuma masalah sepeleh jangan jadi anak kecil deh." Desah Aga,

"Sepeleh?! Lo bilang sepeleh?! Sekarang gue tanya, Lo lebih milih siapa RETTA ATAU GUE?!"

"Lo itu orang yang gue sayang Na!!" Kata Aga dengan memegang lengan Viona namun langsung gadis itu tempis.

"Dan Retta? Bagi lo Retta itu apa?"

"Gue juga sayang sama dia, gue kenal Retta lebih dulu daripada gue kenal lo Na!!"

"KITA PUTUS!!"

"Oke." Entah apa yang terjadi dengan Aga, ia tak merasakan apapun. Ia hanya mengehela nafas panjang. Pria berkulit putih ini lantas memilih bangkit dari duduk kemudian melengang pergi.

"Ga!! Gue bilang putus, Loh!!" Teriak Viona, jelas telinga Aga masih benar-benar berfungsi namun kali ini Aga memilih diam dan tak menghiraukan teriak gadis yang notebanenya sebagai mantannya.

"What? Putus? dan reaksi tuh bocah cuma bilang 'Oke'? sumpah ya tuh emaknya ngidam apaan sih?!" Kesal Retta kemudia gadis itu keluar dari tempat persembunyiannya.

》》》》》🐣《《《《《

Mau putus apa tidak Aga sama sekali tak mau memgambil pusing toh ini hanya cinta monyet. Tapi kali ini, bercandanya Retta benar-benar kelewatan.

Anehnya, Aga tak menyesal sekalipun putus dengan viona. Tak ada gelagat sesak, maupun sakit. Entahlah, sekarang dari kejauhan nampak seorang gadis berdiri dengan senyum yang menghiasi parasnya.

"AGA!!!" Pekik Retta keras. Aga yang merasa namanya dipanggil menoleh kesumber suara matanya menangkap Retta yang berjalan mendekatinya dengan senyum cerianya.

Aga tak menggubris Retta. Memutar kepalanya kembali menatap tanganya yang disibukkan dengan baju basket yang dia keluarkan dari loker.

"Aga?" Retta menatap lekat wajah Aga yang datar tanpa eksperesi. Bisa diduga, wajah kesal, marah, semaunya menjadi satu. Ah, tolong Retta bisa gila.

"AGA!! Marah yah sama Retta?!" Lagi-lagi tak ada jawaban. Senyum ceria yang sedari tadi menghiasi wajah Retta kian menghilang. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.

"AGA!! Maafin Retta!!" Retta mengoyang-goyangkan lengan kekar milik aga yang disibukkan berbenah perlengkapan basket.

"AGA!!" Retta melongo menatap Aga yang masih diam mengacuhkannya. Aga kemudian menentengkan tas hitam miliknya. Kemudian pamit dengan Retta tanpa menatap wajahnya.

"Lo pulang sendiri!! Gue mau latihan basket!!" Oke, fix, Aga marah, Retta hanya bisa menghela nafas panjang.

"Tapi, Ga!!"

Tanpa sepatah katapun Aga melenggang pergi dari hadapan Retta. Sedangkan Retta berdecih pertanda kesal. Ia hanya bisa menatap punggung aga yang mulai menjauh.

"Hari ini tuh nggak ada jadwalnya eskul basket, AGA!!" Lanjut Retta menumpahkan kekesalannya.

"AGA BOONG!! Retta sumpahin hidung Aga panjang biar kayak bebek, Huh!!" Teriak Retta ketika Aga sudah mulai jauh dari pandangan matanya.

"Tapi kan kalau bebek yang panjang itu bibirnya, bukan hidungnya, ya?!"

"Nggak kok sama aja!!"

Retta berjalan lesu keluar menuju teras sekolah.
Hari ini, adalah Hari tersial bagi Retta. Mata Retta melonggo menangkap Rintik hujan yangmulai berjatuhan, membasahi rambut gadis yang tengah dirunduk kekesalan itu.

****

Retta berjalan melawan hujan, matanya berbinar ketika melihat sosok yang tengah berdiri disamping motor sport.

"Alfa." Panggil Retta.

Alfa, yang namanya merasa terpanggil pun menoleh kearah gadis yang tengah tersenyum ceria dibawah derasnya hujan.

"Apa?" Tanyanya dingin.

"Boleh nebeng gak"

"G."

"Aga lagi marah sama Retta, jadi Retta gaada yang anterin pulang."

"Hubungannya sama gw apa?" Tanyanya acuh.

"Ya kan kita temen sekelas."

"Emng iya?"

"Iya ALFA! pliss Retta nebeng ya."

"G."

Retta lantas menunduk, meremas ujung rok nya kuat-kuat.

"Naik."

"Hah?" Retta mendongak menatap lelah

》》》》》🐣《《《《《

Mon maap udah ngantungin... 
Aku am temenku @naaeee13 aja bingung mau lanjutin apa nggak cerita ini....

So, semoga kalian bisa nikmati crita ini.
.
.
.
.
Thank's

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ClarettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang