Bete

507 46 8
                                    

Pagi ini tak seperti biasanya, matahari tampak muram tak menunjukkan pancaran sinarnya. Hal ini mengiringi jejak langkah Rara menaiki tangga menuju koridor sekolahnya, kaki jenjangnya tampak sangat perlahan menaiki satu persatu anak tangga. Dia berhenti sejenak di koridor sekolahnya sembari melihat sedikit gumpalan awan hitam yang menandakan akan adanya hujan. Sama hal nya dengan sang mentari, Rara tak seperti biasanya, wajahnya tampak muram, tak ada sedikitpun senyum di bibir manisnya, tak seperti biasanya, dia yang ceria kini telah lesu. Hal ini pun di curigai oleh kedua sahabatnya Tasya dan Putri.

Putri: Ra, tumben amat di koridor, biasanya Lo gak pernah kesini deh
Tasya: iya nih, biasanya kalo baru datang langsung ke ruang osis, kok sekarang nggak?
Rara: nggak, gue nggak papa
Putri: cerita cerita lah Ra, nggak biasanya Lo kaya gini
Rara: kalian gak usah khawatirin gue, udah gue gapapa, gue mau ke ruang osis dulu ya

Memang sejak kelas 10 Rara sudah terjun di kegiatan OSIS, ketekunan nya dalam mengikuti kegiatan kegiatan osis pun tidak diragukan, sehingga pada kelas 11 ini dia dipercaya untuk menjadi sekretaris osis.
Ruang osis terletak di lantai bawah, Rara kembali turun melewati anak tangga yang sama.
Sesampainya di ruang osis, sebelum Rara masuk ke ruang osis, ia melihat ada sesuatu di ruang BK yang berada di samping ruang osis itu, ia melihat Pak Agus selaku guru BK sedang memarahi seseorang, Rara terlihat tak asing lagi dengan seseorang lelaki yang berada di depan Pak Agus itu.

Rara: kok kayak kenal ya?
Ia bertanya kepada dirinya sendiri
Rara mendekat pada ruang BK, ia menyisipkan dirinya pada sekat di dekat jendela ruang BK sembari mengintai pembicaraan pak Agus dengan lelaki tersebut, dan apesnya, Rara tak menyadari bahwa dibelakang nya terdapat sebuah sapu yang berdiri, ia tak sengaja menjatuhkan sapu tersebut.
"Byuukk" suara sapu tersebut yang jatuh ke lantai.
Rara: aduh, mati gue!
Hal ini juga didengar oleh pak Agus yang sedang memarahi lelaki tersebut, konsentrasi pak Agus pun pecah, lalu ia keluar ruang BK dan melihat Rara sedang berdiri di depan jendela.
Pak Agus: Rara, Lapo Kowe nak kene toh nduk?
Pak Agus memang keturunan Jawa, sebenarnya ia tidak menakutkan, tetapi pak Agus mempunyai sifat yang sangat disiplin, ia sangat menghargai waktu, ia masih berpegang teguh pada pepatah waktu itu adalah uang, berbeda halnya dengan pemuda Indonesia saat ini, mereka jarang sekali menghargai waktu yang ada dengan baik.
Rara: eh, enggak pak, enggak, tadi mau lewat aja, mau ke ruang osis, hehe
Rara sedikit merasa gemetar
Pak Agus: oh, untunglah kau ada disini Ra, Jan, sini!
Pak Agus memanggil sepatah nama yang sepertinya Rara mengenalnya.
Rara: Jan? Jadi itu Jan?
Ujarnya dalam hati

Ya, Jan memang teman sekelasnya, ia terkenal sangat jahil dan jadi trobel maker di sekolah, namanya tak asing lagi jika berhadapan dengan guru bk.

Jan: iya pak
Pak Agus: Iki Yo, mumpung ono Rara, Saiki Ra, cateten jenenge Jan, gawe surat panggilan wong tuwo
Rara: enggeh pak
Rara memang sedikit mengerti bahasa Jawa.
Rara: Jan, ikut gue! Permisi ya pak
Pak Agus: oh iya iya

Di ruang osis
Jan: tadi pak Agus ngomong apa sih?
Rara: suruh nyatet nama Lo, buat surat panggilan orang tua, duduk situ Lo Jan!
Jan: ya, makasih,
Jan memandang sekitar ruangan osis, ia memasang wajah heran.
Jan: Lo gak budek seharian di ruangan kaya gini? Berhadapan dengan layar laptop, buat laporan, buat ini buat itu, gue sih ogah.
Rara: ini asyik menurut gue
Sembari menyiapkan surat panggilan orang tua untuk Jan.
Jan: oh iya, lu tadi ngintipin gue di ruang BK ya?
Rara: eh enggak, enggak, gausah ngarang deh
Sedikit gerogi
Rara: eh, nama panjang lu siapa?
Mencoba mengalihkan pembicaraan
Jan: percuma aja Lo nanya nama panjang gue, kalo akhirnya juga Lo manggilnya sayang
Rara: ih, pd amat lu, lagian Lo kenapa sih selalu aja berhadapan dengan BK, gak ada pemikiran untuk berubah gitu?
Jan: mau tau kenapa gue selalu ada di ruang BK?
Jan mendekat kan wajahnya ke wajah Rara
Rara: eh, apaan si

S4F1T121🐾🐾

BETWEEN FRIENDS AND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang