Empress Running Away with the Ball

Bab 845: Aturan di istana

Bab 845: Aturan di istana

Meskipun mereka saat ini bertindak di bawah perintah Janda Permaisuri, jika mereka benar-benar mengalahkan Xiao Si sampai mati dan kaisar tahu. Janda Permaisuri adalah ibunya dan dia tidak akan melakukan apa pun padanya, tetapi orang-orang ini tidak bisa melarikan diri.

Jika kaisar marah, hukuman ringan akan dipenggal kepalanya dan mungkin bahkan keluarga mereka akan dilibatkan.

Para penjaga mengangkat tongkat mereka, tetapi tidak berani memukul.

Ketika Janda Kaisar Zhou melihat ini, dia dipenuhi dengan amarah dan menampar meja.

“Pelayan anjing, mulutmu benar-benar licik, itu adalah pelayan sepertimu yang menyesatkan kaisar yang baik. Tanpa Anda, bagaimana mungkin kaisar menjadi seperti sekarang ini! Sangat memukul janda ini, pukullah hamba anjing ini sampai mati. Ketika kaisar kembali, tunggu dia mengumpulkan mayatmu. Apa gunanya mempertahankan pelayan yang tidak berguna seperti Anda, Anda hanya akan menahan kaisar! Seseorang, tutup mulutnya dulu untuk janda ini dan hentikan dia berbicara omong kosong lagi! Apa yang kamu lakukan, kamu bahkan tidak akan mendengarkan janda ini? Kenapa kamu tidak menggerakkan tanganmu! "

Xiao Si diam-diam mengeluh, dia tahu bahwa Janda Kaisar Zhou marah, tetapi pemukulannya masih merupakan ketidakadilan. Dia hanya berharap bahwa ketika kaisar kembali, dia masih akan sedikit bernafas dan bisa melihat kaisar untuk terakhir kalinya.

Ketika penjaga mendengar perintah Janda Permaisuri Zhou, tanpa daya, mereka hanya bisa menemukan kain untuk menutupi mulut Xiao Si. Kemudian mereka mengangkat tongkat mereka tinggi-tinggi dan mulai memukuli pantat Xiao Si.

"Lima belas, sepuluh ..." Orang-orang di samping mulai menghitung.

Janda Kaisar Zhou dengan marah berkata, "Untuk apa kamu menghitung, pukul dia sampai mati!"

Su Jin tidak berani bergerak. Dia diam-diam melihat penjaga beberapa kali agar mereka menunjukkan belas kasihan, tidak benar-benar memukuli Xiao Si sampai mati.

Dia tahu bahwa hidup dan mati Xiao Si ada di tangan para penjaga ini. Orang-orang tua istana tahu bahwa ketika tongkat ini mengenai dan suaranya keras, dampaknya kecil, seperti menonton petasan. Korban hanya akan menderita luka daging dan tidak akan patah tulang.

Yang lebih buruk adalah hit yang dalam yang tidak keras sama sekali, tetapi masuk jauh ke dalam daging. Hanya beberapa pukulan akan mematahkan tulang orang dan membuat mereka muntah darah.

Sebenarnya bahkan jika dia tidak memberi mereka tatapan, para penjaga punya ide sendiri. Meskipun hit beberapa lusin kali berturut-turut, membuat pantat Xiao Si berdarah, itu tidak menyebabkan cedera berat.

Hanya jika Su Jin tahu trik ini dengan tongkat, bagaimana mungkin Permaisuri Zhou tidak tahu dengan pengalaman bertahun-tahun di istana?

Dia melihat itu setelah beberapa lusin hit, meskipun pantat Xiao Si berwarna merah, tetapi dia masih terlihat baik-baik saja. Dia mulai dipenuhi dengan lebih banyak kemarahan setelah ini.

"Kalian semua bermuka dua, kamu pikir janda ini tidak bisa melihatnya! Dalam sepuluh pukulan, jika pelayan anjing ini masih bisa bernapas, Anda tidak lagi memiliki tempat di istana. ”

Ketika para penjaga mendengar ini, bagaimana mungkin mereka masih berani menunjukkan belas kasihan.

Dengan pukulan telak, meskipun mulut Xiao Si terikat, dia masih menjerit kesakitan.

“Permaisuri Permaisuri, Permaisuri Permaisuri kamu tidak harus ……” Wajah Su Jin memucat. Dia dengan cepat jatuh ke lantai dan membantu Xiao Si memohon ampun. ”

“Su Jin, jika kamu mengatakan sepatah kata pun untuk pelayan anjing ini, kamu akan dihukum bersamanya. Jangan menyalahkan janda ini karena tidak mengetahui hubungan, "Janda Kaisar Zhou memandangnya.

Su Jin menutup bibirnya saat hatinya dipenuhi kekhawatiran. Dia tahu bahwa Janda Permaisuri Zhou melampiaskan amarahnya pada Xiao Si, tetapi Xiao Si tidak bersalah, jadi haruskah dia dihukum karena kaisar seperti ini?

Ketika kaisar kembali dan melihat Xiao Si dipukuli sampai mati, bukankah ia akan menyalahkan Janda Kaisar Zhou?