Part 16

4.4K 226 13
                                    

"Dari mana aja semalem?".

"Maaf ya, aku gak pulang semalem".

Tanpa menjawab maaf dari Ali, Prilly mulai gemetar karena menahan rasa sakit dan air mata yang ingin menetes.

"Kamu kenapa sih?", tanya Ali heran.

Prilly yang tidak bisa menahan air matanya, langsung mengalir deras.

Kayak sungai. Eh.

"Loh kok kamu nangis? Kenapa sayang? aku salah ya? maaf deh kalau aku ada salah.., coba cerita ada masalah apa. Coba bilang apa kesalahan aku", sambil memegang bahu Prilly.

'Plak'
Sebuah tamparan mendarat di pipi Ali.
Ali tentu saja bingung. Dia tidak tau ada apa sebenarnya.

"Kakak jahat", hanya dua kata itu saja yang terlontar dari mulut Prilly.

Prilly langsung berlari meninggalkan Ali dan menghiraukan Ali yang sedang berteriak memanggil nama Prilly. Ali pun mengejar Prilly di jalanan.

"Prilly, hei. Tungguin aku sebentar dong. Tolong jelasin ke aku kenapa kamu sampai nangis kayak gini", ucap Ali setelah berhasil memegang pergelangan tangan Prilly.

Prilly hanya diam dengan isak tangisnya.
"Kenapa? apa ada masalah? bilang ke aku ada apa sebenernya", Ali memandang Prilly lesuh.

"Udah deh kakak tuh gak usah pura pura gak tau! Aku udah tau semuanya! Ternyata kakak sama aja ya. Kakak tega banget sih. Apa aku ini udah gak ada di hati kakak lagi? iya?! Aku ini lagi hamil anak kita! Kalau kakak emang udah gak sayang dan gak cinta lagi sama aku yaudah kita tinggal pisah aja. Biar aku hidup sendiri, gak perlu kakak ngelakuin hal kayak gitu! Kakak tau gak gimana perasaanku hah?! Enggak kan? Sakit kak, sakit banget", jelas Prilly panjang lebar dengan tangis isaknya.

Ali hanya terenyuh mendengar penjelasan Prilly. Ali seperti orang kebingungan. Tentu saja, karena dia tidak tau apa yang sedang terjadi.

"Kamu kok ngomongnya gitu sih? Aku tuh masih sayang dan cinta sama kamu, aku gak mau pisah sama kamu. Aku pengen terus sama kamu, aku udah bahagia dan bersyukur banget punya kamu dan calon anak kita", Ali pun mulai sedikit meneteskan air mata.

"Aku gak mau lagi denger ucapan kamu! Lepasin tangan aku sekarang", Ali tidak juga melepaskan tangan Prilly.

"Lepasin!", bentak Prilly sambil menghempaskan tangannya agar terlepas dari Ali.

Prilly berlari hingga tak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.

Eh, kalian pada tau gak?
kalau gak tau yaudah // Plakk
Hiraukan author_-

"Aaargghhhh", jerit Prilly.

"Prilly!!!".

Semuanya mulai buram dan akhirnya hitam. Gelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seseorang membuka matanya yang sedikit agak buram karena kejadian tadi. Bau khas yang berada di ruangan menjadi tidak mengenakkan badan. Ada 2 orang di dalam ruangan tersebut.

"Ugh, aku dimana ini?", sambil memegang kepalanya yang di perban.

"Udah sadar? Alhamdulillah kalau gitu. Maafin aku ya, aku gak bermaksud bikin kakak jadi kayak gini", ucap Prilly sambil menangis.

"Gapapa kok, yang penting kamu baik baik aja", Ali tersenyum.

Ohhhh ternyata begini kejadiaannya.
Tiiiiiitttt.........

*FlashBack

"Aaarrrgghhh".

"Prilly!!, Ali berlari dan mendorong Prilly ke tepi agar tidak tertabrak. Alhasil Ali yang tertabrak oleh mobil tersebut.

"Kak Aliiii!".

Prilly menghampiri Ali yang sudah berlumuran darah.
"Kak Ali!! Bangun kak.., maafin aku. Maafin aku.. aku gak bermaksud buat bikin kakak celaka. Maaf. Maaf. Aku mohon bangun. Jangan tinggalin aku. Jangan tinggalin anak kita yang belum lahir ini. Kak Ali... Hiks", Prilly menangis tak henti hentinya sambil menggoyang goyangkan badan Ali beranggapan bahwa Ali akan bangun.

Prilly langsung meminta bantuan dari para warga dan membawa Ali ke rumah sakit.

Rumah sakit.

"Dokter, tolong suami saya dok", ucap Prilly kepada dokter yang akan mengobati Ali.

"Sebentar ya, ibu tunggu di sini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Cukup
mendoakan suami ibu agar semuanya lancar".

"Iya dok terima kasih".

Prilly menunggu hasil dari dokter yang sedang melakukan operasi terhadap suaminya itu, Ali.
Prilly tidak tenang. Dia mondar mandir sambil terus berdoa. Dia merasa bersalah.

"Maafin aku. Aku benar benar minta maaf. Aku menyesal. Aku keras kepala waktu itu. Aku tidak mau mengatakan ada apa sebenarnya. Aku begitu sakit hati. Aku tidak rela jika kamu pergi dariku. Aku begitu takut. Entah kenapa, aku langsung percaya dengan foto itu. Aku tidak menanyakannya kepadamu. Seharusnya aku percaya kepada suamiku sendiri. Dia tidak mungkin berbuat seperti itu. Aku menyesal. Maaf. Maaf. Maaf. Jika terjadi hal yang buruk padamu, mungkin aku tidak akan memaafkan diriku. Seumur hidup aku akan menyesal jika hal itu sampai terjadi", batin Prilly sambil menangis terisak.

Prilly selalu menyalahkan dirinya. Dia sangat menyesal.

Dokter yang mengoperasi Ali pun akhirnya keluar dari ruangan operasi.
"Bagaimana dok dengan keadaan suami saya?", tanya Prilly cemas.

"Ibu jangan cemas, suami ibu sekarang sudah membaik. Tinggal menunggu suami ibu siuman", dokter tersebut tersenyum.

Prilly bernafas lega dan tersenyum. "Terima kasih banyak dok. Apa boleh saya menemui suami saya?".

"Sama sama bu, oh iya silahkan. Yasudah saya permisi dulu".

Dokter tersebut pergi dan Prilly memasuki ruangan Ali yang tentunya sudah di pindah ke ruang rawat inap.

Prilly duduk di samping tempat tidur dimana Ali berbaring dan memegang tangan Ali yang terdapat sebuah jarum infus dan perban di kepalanya.

"Maaf", sambil mencium tangan Ali yang terasa sedikit dingin itu.

Entah sudah berapa kali Prilly mengucapkan kata 'maaf' dan meneteskan air mata.

Prilly terlihat sangat lemah. Dia tidak bisa jika melihat suami yang sangat dia cintai itu terluka dan terbaring tidak berdaya. Prilly mengusap lembut rambut Ali dan sesekali mengecup kening suaminya itu.
Dan akhirnya Prilly terlelap. Tidur.

*Back

"Aku sangat menyesal. Aku minta maaf. Hiks. Aku sangat takut. Aku berfikir kalau kakak tidak akan baik baik saja. Kalau itu terjadi, aku gak akan maafin diri aku sendiri. Maaf...", Prilly mulai menangis lagi. lagi. dan lagi.

"Hey, udah kamu jangan nangis. Aku kan gapapa. Udah yaa. Sini sini", Ali langsung memeluk istri tercintanya itu seraya menenangkannya.

"Maaf ya kak".

"Kamu nih gak capek apa bilang maaf terus. Kan aku udah bilang, jangan minta maaf dan terima kasih terus. Aku ini suami kamu. Udah seharusnya aku menjaga dan melindungi kamu, oke", Ali tersenyum.

"Iya deh iya".

"Udah ah, liat tuh hidung kamu merah banget kayak badut", Ali terkekeh.

"Ish kakak mah", Prilly langsung menutupi hidungnya yang merah karena kebanyakan menangis.

Ali tertawa dan di susul oleh Prilly.

_______

Waahh akhirnya selesai juga part ini. Lega banget.
Readers gimana? Gak dapet ya feel nya? maafkanlah:'(
Aku cepet up karena lagi happy:v
Eh nggak deh biasa aja sih.
Eh happy apa enggak ya.

Au lah yang penting kalian udah baca story aku. Semoga bahagia.
Author gak bahagia.
Tapi bahagia.

Author sengklek:v
Besok senin.
Sekolah.
Dan selasa libur.
Ok.
Bye.

Hehe makasih yaaaaaa
Ketemu lagi di part selanjutnya.
Dapet kasih sayang dari author. Eh.

My Cool Teacher (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang