Chapter 4

23 7 0
                                    

“Kak lha lagu empat saya gimana Kak? Semua pathokan saya ada di Dwi Kak,” suaranya sendu, Fadila mengungkapkan kegelisahannya.

“Ya mau gimana lagi ?” jawab salah satu pelatih mereka.

“Kak lha katanya Bapaknya Dwi tadi Dwi mau ikut, Dwi kuat kok kak, kan masih nanti jam dua , kita do’akan aja Kak, bisa ikut kok Kak bisa, kita yakin!”ujar salah satu anak untuk menenangkan Fadila dan yang lainnya, walaupun sebenarnya kemungkinan kecil Dwi bisa ikut gabung nanti siang.

“Amin , do’a aja ya , tapi kalau nyatanya emang dia gak bisa gabung kalian tetep harus support dia ya!” Kak Nanto menanggapi.

“Kendala buat street kemarin apa aja ?” seolah tau bahwa mereka sedang gelisah, Kak Nanto mengalihkan topic pembicaraan.

“Yang kasih kondak ndadak kak,”

“Nggak hafal gerakan Kak”

“Suara perkusi dari Semarang keras banget Kak, jadi perkusinya kita gak kedengeran”

“Penontonnya usil kak”

“Kalau kaya gitu kira-kira kalian bakal nomor berapa?” Tanya Kak Oki.

“Enggak dapet nomor,” jawab mereka yakin.

“Dengan kendala kalian yang kaya gitu
apakah kalian jadi gak bisa tampil maksimal? Yang topinya kecil kak, sepatunya kegedean kak, gak hafal gerakan, apa itu semua jadi alasan kalian biar gak tampil maksimal? Nanti jangan gitu lagi ya, mau gimana aja keadaannya mau sepatu kalian jebollah, jilbab kalian nyangkutlah, topi kalian jatuhlah tetap tampilkan yang terbaik, ini ni lihat kita BS One, ini hasil latihan kami dengan segala kendala kami , kami tetep bisa tampil maksimal. Yang penting kalian fokus.”

“Terus street kalian kemarin, yang katanya kalian gak dapet nomor itu sebenarnya dapet,”

“Alhamdullilah.” Anak- anak bersyukur karena usaha mereka membuahkan  hasil.

“Nomor berapa Kak?” Tanya salah satu anak.

“Kalian mau tak kasih tau nomor berapa?” Tanya Kak Nanto meyakinkan.

“Enggak usah Kak gak usah, nanti malah bikin gak fokus. Udah biar nanti kita tau sendiri.” Saut salah dari mereka.

“Kalian nomor berapa di street kemarin bakal ada effeknya enggak ke kalian ? kalau enggak ya udah gausah tau dulu kalian. Intinya sekarang kalian fokus, nanti fokus. Kalian dateng kesini untuk apa sih? kalian ikut lomba ini buat apa?” tanyanya.

“Juara kak” jawab anak-anak serentak.

“Terus kalau kaya gitu yang harus kalian lakukan apa? Denger ya kalau kalian ikut ajang ini buat bawa pulang piala,besuk Kakak buatin piala, piala bisa dibeli gampang juga carinya, tapi kalau kalian kesini untuk menampilkan yang terbaik, maka berusahalah!”

“Kalau kalian mau bawa pulang piala Kakak cariin piala yang mirip ke gitu, tapi kalau kalian mau cari pengalaman mau buat bangga mereka yang dukung kalian , ayo!” lanjutnya memberi semangat anak-anak. Tak lama kemudian sarapan mereka datang.

“Kalau kalian sarapan jadi fokus gak?” tanyanya.

“Fokus!” teriak anak-anak antusias.
“Kalau kalian sarapan jadi semangat gak?” tanyanya lagi.

“Semangat dong Kak!” teriak mereka lebih bersemangat.

“Kalau gitu sarapan dulu, ketua-ketua alat bantuin bu guru bawa masuk makanannya ya!”  tanpa berfikir panjang anak-anak yang disuruh membantu  bu guru langsung berlari keluar mengambil nasi kotak dan air minum untuk sarapan mereka dan membagikannya.

              Selesai makan pagi anak-anak diminta untuk mengumpulkan pakaian mereka yang digunakan untuk street kemarin. Setelah itu mereka latihan di lapangan voly. Awalnya mereka berencana latihan di lapangan futsal tetapi ternyata sudah digunakan oleh Banjarmasin. Akhirnya mereka latihan di lapangan voly, tetapi karena lapangannya tidak terlalu luas  mereka hanya latihan konser saja. Saat latihan ada beberapa anak yang gantian meminta izin untuk kebelakang , karena sudah tidak bisa ditahan akhirnya meminta izin saat latihan, jika ditahan terlalu lama malah akan menimbulkan penyakit .

Selesai latihan mereka mandi , setelah mandi mereka dimake up. Saat adzan dhuhur berkumandang mereka cepat-cepat sholat mau seperti apa saja kondisi dan situasinya mereka sudah dilatih untuk tidak meninggalkan ibadah. Setelah semua urusan di penginapan dirasa  selesai, mereka lalu berjalan menuju GOR Among Rogo. Jaraknya tidak terlalu jauh sehingga tidak terlalu menyita tenaga mereka.

Sesampai di sana mereka latihan lagi. Latihan yang terakhir kalinya untuk mereka, tanpa Dwi. Tempanya kecil sehingga lagi dan lagi anak – anak color guard saling mengensi satu sama lain.

“Weh Maaf gak sengaja !” sesal salah satu anak karena sudah mengenai kepala temannya.

“Santai mbak bro!” jawabnya sembari tertawa riang.

“Pelukan dulu dong pelukan!” Kak Nanto menyaut, dan akhirnya mereka semua berpelukan.

“Tempatnya emang kaya gini ya mau gimana lagi , tempatnya kecil permukaannya gak rata sedangkan kalian cukup banyak jadi wajar kalau pukul – pukulan. Nanti di dalem kalian harus bisa bawa penonton ikut menikamti lagu yang kalian bawakannya! Yang bisa full cuma kalian aja , anak battery gak mungkin ,pianika juga, mereka bisa bantu tapi cuma sedikit. Fokus, fokus, fokus , harus fokus , gak peduli topi kalian nanti jatuh gak peduli ada yang neriakin kalian, gak peduli baju kalian copot, yang penting fokus kalian ke penampilan kalian. Katanya Abel sama Putri kemarin pas di Siyono nangis bawain lagu duanya? Iya kan, nah sekarang di sini , di sini kalian harus bisa nangis lagi, kalau di sana bisa di sini enggak sama aja sia-sia. Enggak harus kalian kalahin Semarang buat bikin Kakak bangga, dengan kalian main secara maksimal , bagi Kakak kalian udah juara . Fokus, Fokus!” Katanya lembut, lagi-lagi mereka tidak bisa menahan air matanya, hanya aliran kecil yang langsung mereka hapus.

Selesai latihan mereka makan siang. Sebelum mereka menuju ke marching in mereka meminta restu kepada bapak ibu guru mereka dan sebagian orang tua mereka yang ada di sana. Mereka mendapat nomor undian keempat, mereka tampil setelah Semarang.  Sebelum mereka masuk Kak Dumas memberikan mereka motivasi.



.
.
.
.

Maaf ya readers di chapter gak ada foto kegiatannya. Karena emang saat itu kita bener - bener fokus buat latihan.

Terimakasih sudah mampir ya😘😘😘

Jangan lupa vote dan komen ya man teman 😍😍😍😍😍

.
.
.
.

DAILY BS ONE PLAY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang