Hari ini, hari pertama Lia masuk sekolah barunya. Bunda tercintanya terus saja menasihatinya, harus inilah ... itulah ....
Tapi dia tidak bisa membantah sang bunda, herannya dia tidak terganggu sama sekali jika bundanya ini mengomel dan menasihatinya.
Beda jika orang lain mengomel dan menasihatinya, mungkin Lia akan menonjok orang itu karena muak mendengar omelannya.
Seperti waktu lalu, dia menonjok ketua OSIS saat di sekolahnya dulu, karena ketua OSIS itu sangat bawel dan menyebalkan dan akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah gara-gara itu.
Lia masuk ke mobil, di situ ada Lio dan Leo yang sudah menunggunya, Lia menyuruh sopir berangkat sekarang. Yeah ... biasanya dia dan kedua kembarannya ini kalau berangkat sekolah selalu memakai motor ninjanya, tapi ... sekarang berbeda, motornya, motor Lio dan motor Leo disita oleh bunda tercinta mereka.
Motor mereka disita ya karena itu, karena mereka sudah membuat ulah dan membuat kekacauan yang besar di sekolah sebelumnya, tidak hanya motor yang disita oleh sang bunda tercinta, uang jajan mereka pun dipotong 90%. Kalau biasanya triple L bekal 100 ribu perhari, tapi sekarang? Mereka hanya bekal 10 ribu rupiah.
"Woy! Melamun saja, sudah sampai nih," ucap Lio.
"Eh? Iya, yuk turun."
Lia membenarkan kacamatanya lalu turun dari mobil bersamaan dengan Lio dan Leo, sekolah sudah sepi karena sekarang memang sudah jam masuk. Mereka berjalan ke ruang kepala sekolah, kepala sekolah memberitahu di mana kelas mereka masing-masing, ternyata Lia tidak sekelas dengan Lio dan Leo, sedangkan Lio dan Leo sekelas.
Lia menaiki tangga menuju kelasnya.
"Loh? Adel, kan? Ini benar dirimu?"
Lia menoleh mendapati Alben yang sedang menahan tawanya. "Kak Alben? Jadi beneran sekolah di sini ya?"
"Hahahahaha, kau Adel? Rasanya aneh melihat penampilanmu begini, hahahaha-"
"Iiiih Kak Alben, aku seperti ini juga disuruh bunda, jangan tertawa!" seru Lia pada Alben yang tertawa terpikal-pikal.
"Habisnya kau lucu sekali, lebih imut."
"Aku memang sudah imut dari dulu. Sudah ah, aku mau ke kelas, dah, Kak Alben."
"Dah, Adel sayang," ucap Alben sambil memberi kiss bye membuat Lia merona lalu berjalan cepat menjauhi Alben.
Lia mengetuk pintu kelas lalu membukanya, semua murid yang ada di kelas menatapnya heran.
"Nah itu dia, aku melihatnya sendiri, dia menggoda kak Alben," seru seorang gadis kuncir kuda sambil menunjuk dirinya.
"Eh?" Lia mengernyit heran, ada apa dengan dirinya? Dan kenapa mereka tidak mengenali dirinya? Oh, apa mungkin karena dia berpenampilan nerd? Jadi mereka tidak mengenalinya dan kenapa kelasnya tidak ada gurunya?
"Kau, masuk sini," suruh seorang gadis yang menatapnya sinis.
Lia melihat penampilan gadis itu, penampilannya biasa saja, tapi sikapnya itu membuat Lia tidak suka. Dia melihat name tag gadis itu. Oh ... ternyata namanya Sisilia Putri.
Lia masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan diri, tapi beberapa murid yang ada di kelas malah tertawa membuat Lia mengernyit bingung.
"Kau mimpi ya? Kami semua tahu Lia itu bukan nerd, sepertinya kau salah masuk kelas, atau mungkin salah masuk sekolah. Lia itu sudah terkenal sebagai bad girl, kami tidak percaya," seru seorang laki-laki bernama Nino.
"Bukannya kau tadi dipanggil Adel oleh kak Alben? Kau itu Adel, bukan Lia."
Nino dan Sisil menghampiri Lia. "Bagaimana bisa seorang nerd masuk ke sekolah elit seperti ini? Ah ... mungkin juga kau masuk hanya karena beasiswa atau jika bayar pun, kau menjual tubuhmu dulu baru kau bisa bayar, iya kan?" hina Nino.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Struggle of Lia and Alben✔
RomanceZenoraf-Al Chaxiel ✔ 🔗🔗🔒🔗 Di sarankan buat baca My Baby Triplets dulu, karena ini sequel My Baby Triplets 〰★★★〰 Tidak semua kehidupan berjalan dengan lancar. Ada saja masalah yang mau tidak mau harus dihadapi. Adelia Faranisa Al Chaxiel, setelah...