5 Years Later

32K 1.8K 44
                                    

Welcome Back
Hati2 typo bertebaram
.
.
5 tahun kemudian

Renata nampak sudah siap dengan balutan setelan kerjanya.

"Mom.. Abang nggak mau sekolah.." adu seorang anak laki-laki berparas tampan yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Renata.

Renata mengamati anak satu-satunya yang masih memakai setelan piyama bergambar doraemon, rambut ikal anaknya begitu berantakan, mata hijaunya juga nampak masih mengantuk.

Renata memasang wajah sedihnya, ia pun mensejajarkan tingginya dengan sang anak.

"Abang kenapa nggak mau sekolah?" tanya Renata lembut.

Anak itu tak menjawab ia lebih memilih memeluk Mommy-nya, tidak peduli kalau tampilan Mommy-nya akan berantakan lagi.

"Abang mau sama mommy, setiap hali mommy kelja telus, abang kangen." adu Cakra dengan nada sedih, hati Renata mencelos seketika, ia ingat, bahkan hampir sebulan ini ia tidak pernah libur, ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Dengan sekuat tenaga Renata mengangkat tubuh anaknya, dengan sayang Renata mengelus panggung Cakra yang kini nampak nyaman berada di pelukannya.

"Maafin mommy ya sayang, mommy kan harus bekerja, kalau mommy nggak kerja nanti kalo abang mau beli ice cream gimana?" ucap Renata yang kini telah duduk disofa, dengan Cakra yang masih nampak nyaman dipelukan Mommy-nya.

"Memangnya Daddy kapan pulang mom? Kata mom Daddy kelja buat beli ice cleam nya abang? telus kenapa mom kelja?" Cakra memberondong Renata, mata hijau cakra seolah menelisik setiap detail wajah ayu Mommy-nya.

Renata kehabisan kata-kata, ia hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang anak yang begitu cerdas.

"Ingat kemarin Cakra dapat kiriman apa?" tanya Renata mengalihkan fokus pembicaraannya dan sang anak.

Cakra berpikir keras, dan dengan semangat ia segera turun dari pangkuan Mommy-nya, dan berlari masuk ke kamarnya.

Tak lama kemudian ia datang kembali membawa kotak besar yang dibungkus kertas kado bergambar doraemon.

Dengan tidak sabaran, wajahnya nampak begitu sumringah mendapati mobil remot control sebagai isi hadiahnya.

"Momm!! Lihat.. Daddy kilim ini buat abang!!" teriak Cakra histeris, membuat Rena tersum lega, setidaknya ini adalah cara ampuh mengatasi Cakra yang belakangan ini sering menanyakan perihal daddy-nya, sudah terhitung hampir setaun belakangan ini, Renata mulai sering mengirim kado ke rumahnya sendiri untuk sang putra, berdalih itu adalah kado dari Daddy-nya Cakra.

"Abang mandi dulu yuk.. Mommy antar ke sekolah. Mau?" tanya Renata saat melihat mood anaknya sudah membaik.

Cakra menggeleng tegas, "I don't want to go to school." ucap nya santai membuat Rena melotot seketika.

"Abang mau ikut mommy ke kantol, boleh ya?? Pliss.." Pinta Cakra sambil mengedipkan matanya dengan begitu imut. Kini ia berdiri tepat ditengah-tengah kaki Mommy-nya yang sedang duduk di sofa.

Tangan kecil bocah tampan itu memengan pipi Rena, ia memfokuskan wajah sang ibu ke hadapannya. "Pliss mom, abang janji abang nggak nakal." pinta anak itu dengan iba.

Renata menghembuskan nafasnya pelan, kalau dipikir-pikir tak ada salahnya lagi pula belakangan ini memang ia jarang ada waktu untuk jagoan kecilnya.

"Yasudah, Abang mandi dulu, minta tolong suster ya. mommy tunggu di meja makan." Perintah Rena membuat Cakra kegirangan. Tanpa disuruh 2 kali Cakra segera keluar dari kamar Renata.
.
.
Sesampainya dikantor, Renata dan Cakra nampak jadi pusat perhatian. Semua karyawan begitu terpana akan keserasian bos mereka dan putra tampannya.

Semua pegawai kantor menyapa Renata dengan ramah, sesekali ada yang menjawil pipi Cakra, saking gemasnya.

Perusahaan property warisan Pandu kini semakin sukses, Renata agaknya berhasil melambungkan nama AXA corp menjadi salah satu perusahaan property besar di ASEAN.

Belum lagi dengan bisnis perhotelan, dan juga kedai mienya dulu yang kini telah membuka 10 cabang di kota-kota besar.

Kendati telah mendulang sukses, Renata tak pernah kelihatan mencolok, ia selalu tampil sama sperti dirinya dulu, sebagian penghasilannya ia sisihkan untuk didonasikan ke panti asuhan, ia juga merupakan donatur tetap untuk sumbangan yang dikirim ke daerah konflik.
.
.
"Mbak Re, setelah makan siang mbak ada meeting pihak investor dari Turkey." lapor Fatimah, asisten Renata saat mereka sedang makan siang diluar bersama dengan Cakra.

Renata hanya mengangguk simpul, ia melanjutkan acara suap menyuap ice cream dengan Cakra.
.
.
Sesampainya di kantor Rena menitipkan cakra pada salah seorang pegawainya, karena dirinya dan Fatimah harus menyiapkan bahan meeting siang ini.

"Abang disini sebentar ya sama Onty Reva, mommy kerja dulu." pamit Rena pada Cakra yang nampak asik bermain mobil-mobilan di bilik kerja milik Reva yang kini sudah digelar karpet kecil untuk Cakra bermain.
.
.
"Onty Repa punya bola?" tanya Cakra pada Reva yang sedari tadi ikut bermain dengan Cakra.

"Nggak punya,.gimama dong?" Jawab Reva lesu, "Ehmm.. Cakra tunggu disini sebentar ya Onty mau pipis dulu.." Reva segera ngacir ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari bilik kerjanya.

Sementara Cakra yang mulai nampak bosan kini tengah asyik berjalan menyusuri kantor megah milik Mommy-nya.

Mata hijau milik Cakra menangkap seseorang yang nampak sedang marah-marah pada OG yang Cakra ingat betul, OG itu yang tadi memberi coklat untuk dirinya.
.
.
"Uncle.." Cakra menarik-narik celana kain yang dikenakan orang yang sedang marah-marah itu.

"Upss.. Maaf, maksud Abang, Opa.. Hihiihi." Cakra tertwa sendiri, orang yang tadi dipanggilnya Uncle ternyata sudah memiliki banyak rambut putih seperti Nenek nya.

"Kenapa tertawa?" Tanya pria tua berwajah indo itu dengan nada tak suka.

"Opa kenapa malah-malah? Mommy abang bilang, kalu malah-malah nanti cepat tua.." ucap Cakrw dengan lugu, membuat pria tua itu tertarik untuk mengobrol lebih jauh dengan bocah tampan di depannya ini.

"Aku memang sudah tua nak.. Lalu bagaimana? Apa aku boleh marah-marah sekarang?" Tanya pria tua itu dengan nada jahil.

"benel juga ya.." Cakra nampak berpikir keras, dan hal itu sontak membuaat pria tua yang sejatinya tak suka pada anak-anak itu kini tertawa lepas.

"Cakra!." Teriak Renata yang sejak tadi mencari Cakra yang lolos dari pengawasan Reva. Hal itu seketika membuat Cakra dan tentu saja pria itu menoleh.

"Mommy!!"

"Renata?!"

Yogyakarta030219🍀

My Son's Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang