- c; fate

376 74 14
                                    


chan mengusap wajahnya kasar. kali ini dia sungguh kehabisan ide. track barunya terasa hambar, tak berwarna, tak hidup. matanya melirik jam di dinding studionya, pukul delapan malam. masih ada waktu untuk sekadar keluar dari sangkarnya dan menyatu dengan hiruk pikuk manusia di hongdae. yah, untuk berburu inspirasi juga sebenarnya. pria itu mengenakan jaket kulit hitamnya lalu bergegas pergi. 

hongdae tengah begitu ramai saat ia tiba, dipenuhi kaula muda yang tengah mencari kesenangan. dan chan baru ingat kalau ini akhir pekan. matanya menangkap beberapa kerumunan orang yang tengah melakukan busking. mulai dari menari, menyanyi, dan pertunjukan seni lain yang berhasil menarik perhatian orang-orang.

chan berjalan melewati beberapa kerumunan, sayup-sayup terdengar berbagai jenis genre musik di tiap kerumunan itu. namun ada satu kerumunan yang membuat chan tertarik ikut serta di dalamnya. suara yang samar ia dengar seolah familiar di telinga.

chan mencoba untuk bisa berada di depan. suaranya semakin jelas dan oh, iringan gitarnya luar biasa. suara ini... suara yang begitu familiar. jantung chan berdegup begitu cepat, pikirnya melayang menuju ketenangan tatkala suara pria itu mengalun. seolah takdir tengah mengingatkannya akan suatu masa yang indah.

chan seolah jatuh lagi, hanya karena suara ini; suara yang membuatnya jatuh cinta.

lelaki itu masih di sana, menyanyikan sebuah lagu dengan tangan yang tak henti memetik gitar. matanya terpejam sesekali, menyelami perasaan dalam penghayatan terhadap lagunya. rambut ikalnya berwarna hitam, alisnya tebal pun bulu matanya, hidungnya bangir dengan tahi lalat kecil sebagai pemanis di ujungnya.

chan terkesiap saat mata itu terbuka, menatap lurus ke matanya seiring selesainya lagu yang dinyanyikan pria itu. saat semua orang pergi setelah menaruh uang di depan lelaki itu, chan berhenti bergeming. chan menghampirinya, ada suatu keinginan besar dalam benak chan.

"um, halo, bisakah kita bicara sebentar?"

lelaki yang tengah merapikan peralatannya itu menghentikan kegiatannya. "ya, ada apa?"

"um, pertama-tama namaku chan, bang chan. aku seorang produser. setelah mendengar suaramu, akuㅡ oh baiklah, langsung saja, maukah kau bergabung di agensiku?" chan menatapnya dengan binar harap.

dia terdiam sebentar lalu menjawab, "maaf, aku belum seserius itu untuk menjadi penyanyi. lagipula aku sudah bekerja. jadi, aku tak bisa menerima tawaranmu."

pundak chan menurun kecewa. "ah, aku sedikit kecewa mendengarnya. tapi bagaimana jika hanya sekadar satu rekaman di studioku? aku benar-benar berharap kau bisa melakukan yang satu ini."

tanpa chan sadari, pria itu telah selesai merapikan alat musiknya. "mungkin bisa kupikirkan terlebih dahulu, dan omong-omong namaku woojin, kim woojin."

chan menatap uluran tangan itu untuk beberapa saat sebelum ia membalasnya diiringi senyuman. woojin pun balas tersenyum.

oh, sepertinya chan telah jatuh cinta dua kali hari ini.


ㅡto be continued.

hi! akhirnya aku update chap 1 huhu. awalnya aku ga berani publish cerita ini, apalagi sampe nyebar di twitter. tapi karena momen woochan akhir-akhir ini bikin pusing, jadi aku memberanikan diri bilang ke temenku. TERUS HUHU GA NYANGKA ADA YANG MAU BACA :")

aku ngerasa fic ini ga begitu bagus penulisannya, makanya aku minder banget. tapi makasih buat yang udah mau baca, apalagi sampai vote sama komen, itu bikin semangat nulis aku bangkit lagi. dan teruntuk woochanㅡ ugh, you guys are really my source of happiness♡

woochan radiates 'jangan lupa bahagia!' vibe here, jadi jangan lupa bahagia!💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

woochan radiates 'jangan lupa bahagia!' vibe here, jadi jangan lupa bahagia!💕

voice. [ woochan ]Where stories live. Discover now