PESONA SANG DUDA

9K 216 3
                                    

Lelaki tampan itu mengalihkan perhatian Ibu-Ibu komplek yang sedang senam pagi.
Jam 07.00 dia seperti kebingungan mencari alamat, di parkirnya motor besar itu, dan dihampirinya para Ibu-Ibu yang terpesona.

"Pagi Ibu-Ibu, maaf mau nanya, rumah Pak RT sebelah mana ya, kok saya putar-putar malah bingung," tanya lelaki itu.

"Oh cari rumah saya, ayuuuuk saya antar ke rumah," jawab Bu Rita Ibu RTnya.

Spontan Ibu yang lain bergumam, "wah curang ambil start duluan," tawa Neng Irma janda cantik dan ramah di komplek ini.

Dengan senyum kemenangan, Bu RT langsung bonceng si Tampan, berlagak dia adalah pasangan yang terpilih.

Hari senin seperti biasa kesibukan di rumah masing-masing di komplek ini, namun ada yang berbeda, rumah ujung bekas rumah Pak Dewa yang pindah ke Bali, rupanya ada yang menempati.

Pantasan beberapa hari kemarin rumah itu tampak banyak tukang, mungkin sedang renovasi.

Ternyata lelaki tampan bernama Wisnu, calon penghuni rumah, hari ini mereka pindahan, Ibu-Ibu pun mulai bergosip, kata Bu RT Pak Wisnu beli rumah itu, dia seorang duda, anaknya dua, istrinya baru meninggal.

Wisnu seorang PNS lulusan STPDN, baru pindah dinas ke kantor BAPPEDA di kota ini.

Wajahnya yang memang tampan, gagah tinggi seperti aktor Chico Jericho memang membuat Ibu-Ibu di komplek perumahan maupun di kantornya kedip-kedip.

Di tambah sikap Wisnu yang sopan dan ramah, bukan type lelaki mata keranjang.

Anaknya dua yang besar umur sepuluh tahun sudah kelas 5 SD, sedangkan adiknya tujuh tahun kelas 2 SD anak-anak yang tampan mirip Bapaknya.

Mereka berdua diasuh neneknya, ibunya Pak Wisnu, juga ada pembantu Bik Rum namanya, sudah ikut mereka dari jaman si Jefry anak keduanya masih kecil.

Yang tua namanya Fredy, sementara Ibu mereka meninggal saat melahirkan adik perempuannya yang juga ikut tiada.

Sejak Wisnu pindah ke komplek itu, anak-anak gadis pun mulai banyak yang cari perhatian, yah Ibu-Ibu saja terpesona apalagi mereka yang masih lajang.

Ada saja alasan untuk mendekati Wisnu.
"Selamat siang Nenek, Fredy dan Jefry," sapa Irma janda muda tanpa anak itu.

"Siang juga," jawab Nenek sedangkan kedua anak itu memalingkan muka seolah tau, maksud dan tujuannya.

"Hai jagoan, ini tante buatin kue, enak lho," kata Irma merayu.

"Iya tante makasih, tapi kami habis makan," jawab keduanya serempak.

"Ya udah, tante taruh sini, siapa tau Ayah kalian suka," jawabnya kekeh.

Karena merasa di cuekin dan tak di anggap Irma pun pamit pulang.

Malam itu jam 19.25 Irma dataang lagi, Jefry dan Fredy yang melihat pun terlihat sebal, dan marah.

"Hai Mas Wisnu, lagi apa nich?" suaranya terdengar di buat-buat.

"Hai Mbak, ini lagi nyantai, temani anak-anak belajar!" jawab Wisnu.

Sang Nenek yang tau maksud si Irma pun hanya menghela nafas, bosan.

"Ayah, aku sudah selesai kerjakan PR, mau tidur sekarang," kata Jefry.

"Tunggu sedikit lagi Abang selesai, kamu tunggu sebentar" jawab Fredy.

"Aku mau tidur sama Ayah, ayo temani aku," rayunya sambil menarik tangan Ayahnya.

"Iya, sebentar tunggu Abang, sekalian Ayah temani kalian tidur," jawab Wisnu.

"Maaf ya Mbak Irma, saya mau nidurin anak saya, selamat malam," kata Wisnu seperti mengusir si Irma secara halus.

#PESONA_SANG_DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang