PESONA SANG DUDA

3.9K 167 0
                                    

#PESONA_SANG_DUDA

PART 4

Hari jumat, di kantor ada kegiatan, seperti biasa Pak Herman dan Ela bercanda saja kerjanya, pas Wisnu datang muka Ela berubah, yang membuat Wisnu heran.

Ela langsung pamit, mau ke toilet katanya.

"Ela kenapa Pak, kok sepertinya dia menghindar dari saya," tanya Wisnu heran.

"Dia dapat teguran dari Tante Ambar, katanya kalau mau fokus cari PNS ga boleh terlalu ganjen sama orang kantor, ya sudah pasti yang dimaksud Pak Wisnu," jelas Prita dengan muka masam.

Katanya dia juga diingatkan ga boleh dekat-dekat sama Wisnu, padahal Prita sendiri sudah punya pacar, seorang Polisi.

Mungkin karena takut bersaing dengan yang muda, sikap Bu Ambar jadi memakai kekuasaan demi kepentingan pribadinya.
Yang pasti membuat Wisnu tambah kesal.

Hari-hari di kantor jadi terasa sepi, jarang lagi terdengar sikap konyol atau tertawanya Ela, dan jujur Wisnu rasa kangen, sudah tiga bulan sikap Ela berubah.

Dan hari ini Wisnu seperti dapat durian runtuh, dapat kabar Bu Ambar dimutasi, tanpa sadar Wisnu melompat kegirangan.

"Wah kok malah senang pak, bukannya jadi susah ga ada yang manjain," tanya Bu Endang tertawa renyah.

"Pak Wisnu mah bukan type penjilat kali Bu!" bela Pak Herman kesal.

"Iya pak, saya tau dan saya kan bercanda," jawab Bu Endang jadi tidak enak hati.

"Hai," tegur Wisnu

Yang di tegur angkat kepala langsung nyengir dan niat untuk pergi.

"Eiiit tunggu, kamu sudah dengar kabar belum," kata Wisnu ke Ela.

"Sudah," jawab Ela datar.

"Trus kenapa masih menghindar? Kan sudah tidak ada larangan lagi, emang ada masalah lagi?" tanya Wisnu agak kecewa.

"Saya tidak mau jadi penghalang orang yang mau dekat sama bapak, biar orang lain yang mau dekatin bapak bebas, saya hanya mengganggu," jawab Ela.

"Siapa yang bilang?? Lah suka -suka saya dong mau berteman dan bergaul sama orang, selama ini saya diam, di larang dekat kamu, karena memikirkan karir kamu, bukan karena takut sama Bu Ambar, saya kecewa kalau sikap kamu seperti ini." Wisnu menjawab sambil beranjak pergi.

Ela hanya bisa menangis, andai Wisnu tau apa yang dia alami, desahnya pelan.

Pak Herman yang tidak tahan dengan situasi Ela dan Wisnu akhirnya angkat bicara, di hampirinya Wisnu.

"Jangan salahkan Ela, dia hanya tertekan, ada beberapa SMS yang menerornya, agar menjauh dari Pak Wisnu,"

"Kok Pak Herman baru bilang, sejak kapan dia di teror SMS," tanya Wisnu.

"Sudah tiga bulan ini," jawab Pak Herman.

Wisnu hanya bisa ambil nafas, tidak menyangka semua sepelik ini.

Pagi jam 04.30, Wisnu berjalan ke Masjid, sudah lama tidak jamaah subuh, karena biasanya hanya bisa ikut jamaah maghrib dengan anak-anak sekalian jemput ngaji.

Pulangnya bareng Pak Ustadz Hasbi, sampai depan rumahnya tiba-tiba Ustadz Hasbi nyeletuk,

"Wah pak Wisnu harus perbanyak sholat malam dan dekatkan diri sama Allah, sholat lima waktu jangan sampai telat!"

"Wah kenapa pak Ustadz," tanya Wisnu heran.

"Itu rumah pak Wisnu, auranya tidak baik, seperti ada hal-hal yang tidak baik yang sengaja dibikin orang!"

"Masak sih pak, emang dulu saya sempat dapat kiriman kue penuh belatung, belum lagi bau yang aneh," jawab Wisnu.

"Banyakin baca doa saja pak, sama sholat itu kuncinya, dekatin sama Allah, asal kita dekat sama Pemilik dunia ini, Insyaallah tidak ada makhluk apapun yang bisa mendekati kita, minggu depan kita adakan pengajian saja di rumah Pak Wisnu," tawar Pak Ustadz.

"Boleh pak, saya siap, kira-kira berapa orang biasanya yang ikut, biar saya siapkan tempat," jawab Wisnu senang.

"Orang komplek kita yang aktif sekitar empat puluh orang pak," kata Pak Ustadz.

Dan minggu itu sehabis pengajian, sorenya dengar kabar dari Bik Rum, kalau Irma sakit, kabarnya masuk Rumah Sakit, tapi tidak tau sakitnya apa.

Sementara itu dari WA grup angkatan STPDN ada info kalau Irene sakit dan opname, Wisnu hanya menghela nafas.

Jika benar apa yang dikatakan Pak Ustadz, sudah pasti Allah sudah membalas langsung apa yang di niatkan jahat kepadanya.

Hari Senin, waktunya ambil raport anak-anak, Wisnu minta ijin datang terlambat, sampai di kantor sudah jam 11.00.

Begitu masuk ruangan ada Irene di sana, ada yang berubah, wajah cantiknya terlihat menghitam, badannya pun nampak kurus.

"Aku mau minta maaf,"

"Atas kesalahan apa?" tanya Wisnu.

"Aku tak bisa menjelaskan, tapi aku meminta keikhlasanmu untuk memaafkan semua salahku," jawab Irene pelan.

"Kamu yang mengirim aku kue penuh belatung? Yang menyebarkan bau anyir? Dan yang meneror Ela?" Berondong Wisnu.

"Tuduhanmu berlebihan, aku hanya satu kali mengirim kue ke rumah, itupun karena saran orang pintar karena kamu selalu menolakku, dan sekarang aku merasakan akibatnya," jawab Irene terisak.

"Ya sudah, jangan lakukan lagi, perbanyak doa dan ingat Sholat, jangan cuma berpikir kesenangan dunia," saran Wisnu.

Setelah mereka bersalaman Irene pamit.

"Ehem," suara Ela menggagetkan Wisnu.

"Besok saya sama Pak Herman sama anak istrinya mau pergi makan-makan, saya Ulang tahun, hmmmm Pak Wisnu mau ikut?" tanya Ela malu-malu.

"Cieeeee yang sudah mau 22tahun , jadi tua," suara Pak Herman menggoda.

"Undangannya buat saya apa juga untuk anak-anak?" tanya Wisnu tersenyum.

"Semua lah pak, tadinya cuma mau undang Fredy sama Jefry, tapi sama Nenek suruh ijin Pak Wisnu,"

"Wah kamu sudah hubungi Ibu saya??? Ckckckck, ga sopan," kata Wisnu tergelak.

Dan Wisnu pun seolah merasakan hatinya bagai es yang mencair, terasa sejuk hanya karena sikap Ela yang sudah kembali seperti biasa.

'ungkin aku jatuh cinta sama Ela?' Pikir Wisnu senyum sendiri.

-BERSAMBUNG

#PESONA_SANG_DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang