#PESONA_SANG_DUDA
PART 5
Akhirnya malam itu tiba, Wisnu sudah dandan wangi, anak-anak sudah siap Nenek juga siap, mereka pun menuju Rumah makan.
Di sana sudah ada Pak Herman dan anak istrinya, juga Ela tapi eh kenapa ada laki-laki di sana, siapa itu? Pikir Wisnu.
Setelah semua duduk, Ela memperkenalkan laki-laki bernama Bagas itu, dia seorang pekerja tambang di Kalimantan, mereka pacaran sudah dua tahun, dan tahun ini sudah rencana mau nikah, Bagas pulang enam bulan sekali, karena satu tahun hanya dapat cuti dua kali.
Trrrrang tak sadar Wisnu menjatuhkan sendoknya, bunyinya pun nyaring.
Suasana makan malam itu terasa sangat menyedihkan buat Wisnu, walaupun semua terlihat bahagia, apalagi Ela dia benar-benar beda, pakai gaun pakai lipstik.
Wisnu baru menyadari kecantikan Ela, yah semua sudah terlambat, bahkan tanggal pernikahan pun katanya sudah ada.
Hati Wisnu seakan terbelah, sama sakitnya saat Diah pergi untuk selamanya.
Wisnu tetap mencoba tersenyum, pura-pura bahagia, walaupun hatinya sakit sekali.
Pulang pun Wisnu hanya diam saja, sampai rumah Nenek pun menemaninya ngobrol.
"Kamu suka ya sama Ela? Ibu juga suka, tapi mungkin dia bukan jodohmu."
"Setelah delapan bulan satu kantor dengannya, kenapa baru sekarang aku tau perasaanku Bu, rasanya sakit sekali!"
"Dia belum nikah, berdoa saja, kalau jodoh tidak akan kemana," kata Nenek membesarkan hati Wisnu.
"Pak Wisnu patah hati ya?" tanya Pak Herman tiba-tiba.
"Iya pak, tidak saya sangka kalau rasanya begini," jawab Wisnu pasrah.
"Hayoooo lagi ngomongin siapa," suara Ela tiba-tiba terdengar nyaring.
Kelihatan sekali dia sedang bahagia."Enam bulan dari sekarang, catat tanggalnya ya, kalian berdua sudah ku anggap kakak laki-laki ku, jadiiii ga boleh pergi cuti titik." kata Ela.
"Iyaaaa adik cantiik," jawab Pak Herman.
Sementara Wisnu hanya senyum dan acungkan jempol, sepertinya dia tak sanggup berkata-kata.
Saat keadaan galau dan putus asa, seminggu itu Wisnu sudah jarang jamaah di masjid, kadang waktu sholat pun dia tunda-tunda, sampai akhirnya bau anyir itu kembali tercium olehnya.
Sore itu pulang kantor, Wisnu masih merasa patah hati, tiba-tiba Irma muncul.
"Hai ganteng, baru pulang nich,"
"Iya Mbak," jawab Wisnu ntah matanya yang salah atau kenapa, dia liat Irma kali ini beda, terlihat cantik sekali.
"Malam nanti ada acara ga, jalan yuk," ajak Irma dengan suara manja.
"Hmmm boleh, nanti jam 19.00 saya jemput ya," jawab Wisnu tiba-tiba semangat.
"Kamu mau ke mana kok rapi," tanya Nenek.
"Jalan bentar Buk, refresing otak," jawab Wisnu cepat, seolah tak sabar ingin segera bertemu dengan Irma.
"Ibu, kayaknya Pak Wisnu sudah kena pelet deh sama Mbak Irma," kata Bik Rum kesal.
"Hussh kamu ga boleh nuduh orang sembarangan tanpa bukti," jawab Nenek.
"Habisnya aneh, mana pernah Bapak mau meladeni si genit Irma, la malam ini kok malah pergi berdua," sungut Bik Rum.
"Ya gapapa, kan Irma single Wisnu juga single, apa salahnya, ga ada yang di rugikan," suara Nenek terdengar bijak, walaupun dalam hatinya juga rasa heran.