Suasana kantin terasa sangat ramai dan sesak, dengan lemahnya Dini berjalan bersama Retno membeli makanan ringan untuk mengganjal perut mereka
"Woi" tiba tiba tangan seorang menyentuh siku Dini, ternyata Rafli partner Dini kelas XI dulu
Tanpa ambil pusing Dini hanya menoleh sekilas dan tersenyum kemudian melanjutkan perjalanannya, bukannya sombong hanya saja ia sedang tidak bersemangat karena terlalu kelelahan"Lo ngapain mukul mukul dia?" tiba tiba terdengar suara Darma yang berbicara kepada Rafli, tidak perlu takut akan terjadi perkelahian karena Rafli dan Darma itu sepupu jadi ucapan Darma tadi bisa saja hanya bercandaan
"Tuh Din, dia belain lo" ucap Retno setelah mereka berhasil keluar dari kantin
"Paling juga orang lain bukan gua yang lo maksud" balas Dini
"Siapa lagi coba? Orang tadi aja Rafli mukul lo doang"
"Ck, udah ah gak penting tau"
--
Citra🌼
•Buku IPS gue mana? Abis ini ada
mapelnyaKe kelas gue aja, mager turun tangga gue
(Read)Dasar, tanpa babibu lagi Dini langsung saja keluar kelas dan menuju kelas Citra di lantai dua
Bruk...
"Woi lo punya mata gak sih" Dini mendongak ketika mendengar suara itu padahal yang menabraknya tadi itu bukan Darma, tapi kenapa ada suara Darma
"Sory Din tadi gue buru buru" ucap anak yang menabrak Dini, Dini langsung bangun dan tersenyum lalu kembali melanjutkan perjalanannya meninggalkan Darma
"Dimana mana ada Darma" - batin Dini
Setelah sampai depan kelas Citra, Dini langsung saja memanggilnya dan mengambil buku IPS nya lalu bergegas turun dan kembali ke kelas
"No lo tau gak?" ucap Dini ketika sudah sampai kelas dan duduk di bangkunya
"Nggak" balas Retno
"ih serius"
"Ya orang lo gak ngasih tau"
"Tadi tuh ya gue ketemu Darma, lagi lagi Darma, dia tuh kayak selalu ada di sekitar gue gitu"
"Dia suka sama lo kali" sudah, diam sudah Dini jika berurusan dengan kalimat itu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMA
Teen Fictionaku sastra; cinta yang diciptakan diantara sebelum dan sesudah pertemuan lama kau bahasa; garis yang menghubungkan dan memutuskan kita berkoneksi tapi tidak pernah diketahui, kita alami tapi diimitasi, kita mencintai tapi kata kita sudah mati sudah...