👶 Awal Mula 👶

4.5K 447 53
                                    

Changbin merebahkan badan dengan nikmat di atas kasurnya. Meskipun terbilang singkat, akhirnya ia bisa melepas rindu dengan apartemennya selama seminggu karena libur minggu tenang sebelum ujian akhir. Tapi Changbin rasa itu sudah cukup untuk sejenak berhenti dari kegiatannya untuk menjadi mahasiswa seni kriya. Ia tak perlu begadang untuk menyelesaikan tugas nirmana yang menyebalkan ataupun gambar lain, karena tugas ujiannya sudah semua ia kerjakan, tinggal bersiap untuk beberapa ujian mata kuliah teori. Malam ini Changbin bebas!

ㅡMeski cuma beberapa jam sebelum Chan mengirimnya pesan chat.

Abang Chan
Sibuk gak bin? Katanya lagi libur?

Iya bang, seminggu doang:")
kenapa dah?

Abang Chan
Minta bantuan lu bole ga?

Bantu paan?

Abang Chan
Nitip anak gue.

Changbin terperanjat kaget. Bagaimana Chan dengan berani menitipkan anaknya pada dirinya yang bahkan tak punya pengalaman akan hal itu.

Abang Chan
Gausah nolak, nanti gue ceritain di rumah lo. Tunggu, bentar lagi gue otw.

Kenapa gak di titipin di penitipan anak aja sih bang?

Chan tak membaca pesan Changbin, itu membuat Changbin sedikit frustasi.

Tapi ia kemudian berpikir tidak apa-apa jika anaknya berumur 10 tahun kan? Ia tak perlu repot mengurusnya, tapi jika memang 10 tahun kenapa sampai dititipkan?

Changbin menutup matanya, berharap pikiran-pikiran negatif menjauh dari benaknya. Ia kembali menatap layar ponselnya yang menampilkan chat room Chan. Mencoba mengetik pesan chat padanya.

Bang gak bisa, pengen menyibukkan diri.

"Ting tong!" Suara bel membuatnya bangkit dari kasur. Itu pasti Chan, pikirnya. Ia berjalan ke pintu apartemennya.

Ya, Changbin tinggal di apartemen. Kedua orang tuanya merupakan pengusaha furniture yang sukses di beberapa kota-kota besar bahkan sampai ke luar negeri. Jadi, jangan aneh ya.

"Krek" Changbin membuka pintunya, dan benar saja, itu Chan.

"Ayo anak-anak ucapkan salam sama paman Changbin."
"Halo paman Changbin."
"Halo paman Changbin."

Kedua anak Chan menuruti perintah ayahnya, membungkuk dan menyapa dengan sopan pada Changbin yang berdiri kaku dengan kaos polos hitam dan kolor abu.

Bangchan mendorong dua kopernya ke dalam apartemen Changbin diikuti oleh kedua anaknya yang bermain-main dengan koper yang dibawa.

"Lo gak keberatan kan bin?" Tanya Chan sambil tersenyum menampakkan gigi pada Changbin.

"Ya jelas keberatan lah bang, gak baca sih chat dari gue."

Chan mengeluarkan ponsel dari mantelnya. "Ah iya." Ia kembali nyengir. Membuat Changbin tambah ill feel.

"Ayo dong bin, gue gak punya sobat lagi selain elu."
"Halah."
"Serius nih."

Changbin tak ingin melihat wajah Chan, ia hanya menatap lurus sedari tadi.

"Gue ada shooting MV seminggu di pelosok, gak mungkin gue bawa anak-anak."
Changbin menatap Bangchan dengan terkejut "Seminggu?"

ngasuh ; changbin x jilix baby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang