👶 Ketiga di Hari Rabu 👶

2.3K 313 24
                                    

"Felix! Jisung! Ayo mandi!" Changbin dengan mata yang masih berusaha terbuka, tank top hitam dan celana tidur panjang warna biru motif bulan berteriak setelah keluar dari kamarnya mendapati Jisung dan Felix yang sedang asik kejar-kejaran.

"Jicung gamau mandii!" Jisung berteriak sambil berlari-lari kecil mengejar adiknya.

Changbin membuang nafasnya kasar, merenggangkan badannya sejenak dan menuju kulkas hendak mengambil jeli sebagai bahan bujukan.

belum sampai Changbin 'memamerkan' bujukannya,

"BRAK!"
Changbin menoleh dan reflek menuju ke arah Felix yang sudah terduduk di lantai memegang dahinya dan menangis.

Jisung tentu ikut menghampirinya. "Felix, kenapa?" Changbin mengangkat tubuh Felix menuju sofa. Felix terduduk di dekapan Changbin masih dengan tangisan yang semakin kencang.

"udah, udah, ini makan dulu jelinya." Changbin memberikan jeli rasa jeruk yang sudah ada di tangan kanannya. Jisung yang mengikuti sedari tadi sambil keheranan juga mendapat jeli yang sama.

Tangisan Felix reda walaupun air matanya masih menetes saat memakan jeli dalam kemasan.

"Jeli nya enak kan Felix?" tanya Jisung setelah berhasil menaiki sofa dan duduk di samping Changbin, menghadap Felix. Si Adik mengangguk atas jawaban pertanyaan kakaknya.

Changbin memundurkan wajahnya hendak melihat wajah balita yang nyaman bersadar di dadanya.

"Felix? kamu gak papa?" Changbin memastikan, yang ditanya mengangguk sebagai jawaban.

tapi changbin ragu, perlahan dia mencoba mengangkat sedikit tubuh felix agar tidak bersender dan benar saja. "felix! jidat kamu berdarah." reflek changbin beranjak dan membiarkan Felix yang sibuk menyantap jeli duduk disamping saudara kembarnya.

"sakit?" tanya jisung sambil mengusap usap pucak kepala felix. si adik mengangguk, tanda iya.

"nanti jicung bakal hukum kursinya." felix lagi-lagi mengiyakan perkataan jisung.

"sekarang," jisung menjeda kalimatnya dan kembali membelai halus pucuk kepala adiknya. "sakitnya, sakitnya, pergi jauh!" tangan mungil jisung menyapu udara. menghapus rasa sakit. di dahi felix akibat menabrak kursi.

changbin datang dengan kasa, kapas, betadine dan plester. sempat kewalahan dengan amukan felix karena rasa perih, namun akhirnya selesai juga meski membekaskan luka cakaran ringan di lengannya.

ㅡ 👶 ㅡ

"jjiks! ada bebek!" jisung berteriak, tangannya meraih sebuah bebek karet yang tersimpan di samping bath. felix menyusul masuk bath yang sudah berisi air sabun.

"kwek! kwek!" jisung menirukan suara bebek, dengan tangannya yang menggenggam bebek karet mendekat ke arah felix, si adik hanya tertawa gembira.

changbin yang melihatnya ikut tersenyum sambil sibuk menggosok tubuh dua balita kembar itu bergantian.

"be-bek." ucap changbin mengeja
"kwek!-kwek!" keduanya menjawab serentak.
"pinter." puji changbin.

lengan changbin mengusap dahinya, memandikan balita tak mudah apalagi tak bisa diam seperti ini. untungnya hal itu segera disadari jisung, "paman capek? jicung bisa mandi juga!"

"oiya? mandi sendiri?" tanya changbin dengan senyum yang mengembang, bagaimana tidak jisung terlihat seperti bayi tupai saat ini.

jisung menggeleng kuat, "jicung bisa mandiin felix."

felix menoleh merasa terpanggil, "jjiks juga!" percayalah, dia hanya ikut-ikutan tak mau kalah.

"yaudah kalo gitu coba kamu mandiin felix." perintah changbin yang segera disetujui jisung.

ngasuh ; changbin x jilix baby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang