Nadia berjalan tergesa-gesa melewati gedung beberapa fakultas, Nadia juga sempat bertegur sapa dengan beberapa senior dan teman-teman barunya yang ia kenali ketika ospek kemarin
Hari pertama ia masuk dan sudah resmi menjadi seorang mahasiswa, tentunya Nadia tidak ingin terlambat, dia sudah sangat tidak sabar untuk memulai aktivitas barunya kali ini, akan tetapi setelah ia pulang bersama Gunawan, karena laki-laki itu mengajaknya menghabiskan waktu semalam sehingga membuat Nadia mendadak tidak bisa tidur.
Nadia sulit memejamkan matanya, Nadia merasa senang bahwa dia resmi menjadi mahasiswa, di satu sisi, Nadia merasa gelisah karena dipastikan dia akan bertemu dengan Doni. Seseorang yang membencinya, Apalagi mereka satu fakultas dan satu jurusan, dipastikan mereka akan bertemu setiap hari
Gadis itu kini tengah menaiki tangga, karena fakultasnya berada di lantai 5. Sesekali Nadia mengecek ponselnya, melihat beberapa pesan masuk di groupchat yang Nadia buat khusus untuk dia dan keempat sahabatnya
Alvin
Semangat semuaWulan
Pastii 👌Adit
Akhirnya yeayyPutri
Woyy berisik woyyAdit
Biarin huh, dasar cabe-cabeanPutri
Eh loe tuh cabe-cabeanAlvin
Husst jangan ribut, sesama cabe-cabean harus akurWulan
Iya nih, cabe-cabean kok pada ribut sihNadia terkekeh geli melihat isi beberapa pesan yang dikirim oleh teman-temannya itu, beberapa pesan terus masuk, namun Nadia melihat 1 pesan yang membuatnya kaget dan heran. Gunawan nama itu muncul di WhatsApp groupnya,
Gunawan
Yey semangat dan selamat ya buat kalian. Akhirnya. Btw mana nih Nadia gak ikut nimbrung 😊Begitulah isi pesan Gunawan, gadis itu terbelalak, kenapa Gunawan bisa ada dalam grup chatnya. Setahunya, dia hanya membuat grup chat hanya untuk dia dan keempat temannya atau lagi-lagi Putri yang memasukan Gunawan di grup chatnya; tak lama Nadia mulai mengetik beberapa pesan
Nadia
😕 Sejak kapan ya, kakak senior ada di grup ini, perasaan aku gak masukin deh. Ngaku deh siapa yang masukin"Send" ujarnya. Sambil berjalan perlahan menaiki satu persatu anak tangga, sesekali ia melirik ponselnya namun tak ada balasan dari siapapun, gadis itu akhirnya mematikan ponselnya.
Tanpa terasa Nadia sudah sampai di lantai 5 dimana Fakultas Ekonomi Bisnis berada, lalu-lalang beberapa mahasiswa keluar masuk ruangan, Nadia berjalan dengan ragu melewati beberapa mahasiswa yang berpapasan dengannya dan melewati beberapa ruangan jurusan, ruang dimana jurusan yang ia pilih berada diujung. Nadia melangkahkan kakinya perlahan, ia benar-benar ragu.
Apakah ia harus bertemu dengan Doni sekarang, apakah ia harus pulang lagi dan kali ini dia tidak usah berkuliah, fikirnya. Apakah ini akan menyelesaikan masalah? Apakah dengan menghindarinya akan membuatnya tenang? Tentu tidak, justru ini akan menambah masalah baginya, dengan menghindari Doni sama saja Nadia tidak punya pendirian, dia seperti seorang pengecut yang tak mau menghadapi masalah, dan lebih memilih menghindari masalah
Kedua orangtua Nadia tidak pernah mengajarkan sifat seperti itu, keduanya selalu mengajarkan hal positif untuknya apalagi Nadia dikenal sebagai seorang gadis yang kuat dan tegar. Segala macam gunjingan dari tetangga tentang keputusannya selalu menjadi bahan gosip
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bukan Milik Kita
RomanceNadia seorang gadis yang bekeinginan besar ingin melanjutkan pendidikannya, namun terkendala dengan biaya, suatu ketika dia memeperoleh beasiswa Doni seorang remaja dan baru memasuki jenjang perkuliahan seorang atlet dan juga kaya. Keduanya bertemu ...