6. Benci atau ...

49 8 0
                                    

      Nadia berjalan tergesa-gesa melewati gedung beberapa fakultas, Nadia juga sempat bertegur sapa dengan beberapa senior dan teman-teman barunya yang ia kenali ketika ospek kemarin

Hari pertama ia masuk dan sudah resmi menjadi seorang mahasiswa, tentunya Nadia tidak ingin terlambat, dia sudah sangat tidak sabar untuk memulai aktivitas barunya kali ini, akan tetapi setelah ia pulang bersama Gunawan, karena laki-laki itu mengajaknya menghabiskan waktu semalam sehingga membuat Nadia mendadak tidak bisa tidur.

Nadia sulit memejamkan matanya, Nadia merasa senang bahwa dia resmi menjadi mahasiswa, di satu sisi, Nadia merasa gelisah karena dipastikan dia akan bertemu dengan Doni. Seseorang yang membencinya, Apalagi mereka satu fakultas dan satu jurusan, dipastikan mereka akan bertemu setiap hari

Gadis itu kini tengah menaiki tangga, karena fakultasnya berada di lantai 5. Sesekali Nadia mengecek ponselnya, melihat beberapa pesan masuk di groupchat yang Nadia buat khusus untuk dia dan keempat sahabatnya

Alvin
Semangat semua

Wulan
Pastii 👌

Adit
Akhirnya yeayy

Putri
Woyy berisik woyy

Adit
Biarin huh, dasar cabe-cabean

Putri
Eh loe tuh cabe-cabean

Alvin
Husst jangan ribut, sesama cabe-cabean harus akur

Wulan
Iya nih, cabe-cabean kok pada ribut sih

Nadia terkekeh geli melihat isi beberapa pesan yang dikirim oleh teman-temannya itu, beberapa pesan terus masuk, namun Nadia melihat 1 pesan yang membuatnya kaget dan heran. Gunawan nama itu muncul di WhatsApp groupnya,

Gunawan
Yey semangat dan selamat ya buat kalian. Akhirnya. Btw mana nih Nadia gak ikut nimbrung 😊

Begitulah isi pesan Gunawan, gadis itu terbelalak, kenapa Gunawan bisa ada dalam grup chatnya. Setahunya, dia hanya membuat grup chat hanya untuk dia dan keempat temannya atau lagi-lagi Putri yang memasukan Gunawan di grup chatnya; tak lama Nadia mulai mengetik beberapa pesan

Nadia
😕 Sejak kapan ya, kakak senior ada di grup ini, perasaan aku gak masukin deh. Ngaku deh siapa yang masukin

"Send" ujarnya. Sambil berjalan perlahan menaiki satu persatu anak tangga, sesekali ia melirik ponselnya namun tak ada balasan dari siapapun, gadis itu akhirnya mematikan ponselnya.

Tanpa terasa Nadia sudah sampai di lantai 5 dimana Fakultas Ekonomi Bisnis berada, lalu-lalang beberapa mahasiswa keluar masuk ruangan, Nadia berjalan dengan ragu melewati beberapa mahasiswa yang berpapasan dengannya dan melewati beberapa ruangan jurusan, ruang dimana jurusan yang ia pilih berada diujung. Nadia melangkahkan kakinya perlahan, ia benar-benar ragu.

Apakah ia harus bertemu dengan Doni sekarang, apakah ia harus pulang lagi dan kali ini dia tidak usah berkuliah, fikirnya. Apakah ini akan menyelesaikan masalah? Apakah dengan menghindarinya akan membuatnya tenang? Tentu tidak, justru ini akan menambah masalah baginya, dengan menghindari Doni sama saja Nadia tidak punya pendirian, dia seperti seorang pengecut yang tak mau menghadapi masalah, dan lebih memilih menghindari masalah

Kedua orangtua Nadia tidak pernah mengajarkan sifat seperti itu, keduanya selalu mengajarkan hal positif untuknya apalagi Nadia dikenal sebagai seorang gadis yang kuat dan tegar. Segala macam gunjingan dari tetangga tentang keputusannya selalu menjadi bahan gosip

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Bukan Milik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang