Dua

39 12 0
                                    

"Dalam UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup mendefinisikan baku mutu lingkungan. Sebagai ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Dengan kata lain, baku mutu lingkungan adalah ambang batas/batas kadar maksimum suatu zat atau komponen yang di perbolehkan berada dilingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif" jelas Bu Ratna menerangkan materi pelajaran IPA kali ini.

Kenzie mendengarkan penjelasan dari Bu Ratna sambil bertopang dagu. Dia sangat bosan mendengarkan penjelasan gurunya itu sudah lebih dari dua jam. Dia tidak paham, kerjaan dia dari tadi hanya mendengarkan dengan mata yang sayup sayup sesekali dia menguap lebar. Untung saja Bu Ratna tidak melihat ketika dia menguap, jika dia melihat pasti wanita itu akan mengamuk.

"Apa kalian sudah mengerti? Apa ada yang kurang diperjelas dengan pelajaran kali ini?" tanya Bu Ratna ketika dia sudah menjelaskan materi itu sampai selesai.

Semua murid yang berada didalam kelas tidak menjawab, hanya ada beberapa orang yang menggeleng untuk tidak bertanya.

Mata Bu Ratna menangkap sosok murid yang kini sedang dia incar. Siapa lagi kalau bukan Kenzie, cowok yang sering membuat masalah dan paling sering tidak mengumpulkan tugas. Bu Ratna menghampiri meja Kenzie paling belakang, dia sudah berkacak pinggang menatap Kenzie yang sudah tertidur diatas lipatan tangannya.

Semua mata tertuju padanya, Bu Ratna melepas sepatunya kemudian dia memukul meja itu dengan kencang. Refleks Kenzie bangun sambil mengelus dadanya.

"Enak ya kamu tidur dijam pelajaran saya! Saya sudah menerangkan materi ini panjang lebar tapi kamu enak enakan tidur dikelas! Sekarang kamu berdiri didepan kelas, cepat!"

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Kenzie hanya menurut, hari ini rasanya dia malas berdebat dengan siapapun. Apalagi sekarang dia sangat mengantuk, butuh tidur yang ada di pikirannya saat ini.

Bu Ratna keluar kelas, meninggalkan Kenzie yang sudah berdiri didepan kelas. Vikri dan Rakry menertawai temannya itu yang sedang terkena hukuman dari gurunya itu. Kenzie melemparkan tatapan tajam tapi mereka berdua bodoamat. Malahan, Vikri yang terasa puas saat ini.

Setelah lima menit Bu Ratna meninggalkan kelas kini dia sudah kembali bersama OB sekolah dengan membawa dua ember berisi air. Untuk apa ember itu dibawa kekelas? Apakah ada praktek dadakan? Atau gurunya ini ingin menyiram dirinya? Ah itu tidak mungkin.

"Sekarang kamu angkat kedua ember ini dengan satu kaki yang terangkat! Itu hukuman kamu karena kamu sampai sekarang belum mengumpulkan tugas dari saya. Bahkan dalam satu minggu ini kamu tidak masuk dijam pelajaran saya!" ucapnya. Lalu memberikan dua ember berisi air itu kepada Kenzie.

"Busehh Bu ini hukumannya gak ada yang lain apa Bu? Ini mah gak sampe sepuluh menit tangan sama kaki saya udah pada kesemutan Bu, nyiksa saya banget namanya itu. Mending hukumannya godain cewek cewek aja Bu, sampe pulang juga saya jabanin dah" jawabnya membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak.

"Gak bisa! Sekarang lakukan atau saya tambah lagu hukumannya?!" pekik Bu Ratna. Dengan terpaksa Kenzie menurutinya.

Gile berat banget nih ember. Eh tapi beratan nahan rindu deh. Batinnya.

Vikri mengabadikan moment dengan ponselnya ketika Kenzie sedang memikul dua ember berisi air. Dari tadi dia belum berhenti tertawa melihat penderitaan temannya itu.

Cekrek.

Anying blitz nya nyala!. Batin Vikri.

Kenzie menatap Vikri dengan tajam, dia itu paling tidak suka di foto, apalagi kalau ada diam diam yang memotret dirinya. Tapi Vikri nampaknya biasanya saja, hari ini dia sedang sangat kesal dengan Kenzie. Makanya dia tidak takut akan tatapan tajam dari Kenzie.

Fragile HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang