"Itu cowok ngeselin banget anjir. Seenak jidat bilang kalo gue bau belum mandi" ucapnya kesal.
Dia Keisya, lebih tepatnya Keisya Lintang Varranya. Cewek berambut panjang itu terus mengoceh disepanjang jalan sehabis dari minimarket diujung jalan tadi. Dia menghentak hentakan kakinya kesal. Dia masih ingat jelas ketika cowok yang entah diketahui siapa namanya berani membuat dirinya malu.
Benar memang apa yang dikatakan cowok itu kalau dirinya belum mandi sore. Setelah dia pulang sekolah tadi dirinya tidak mandi dulu, dia hanya mengganti pakaiannya dan menyemprotkan parfum secukupnya.
"Tapi kan yang dia bilang bener kalo lo itu belum mandi" ucap Kinanti. Sahabat dia dari bangku kelas dasar sekaligus sepupunya.
Keisya memukul lengan Kinanti dengan barang belanjaannya tadi.
"Tapi kan gak bau juga kali Nan" ucapnya. Lalu dia menggesek gesekkan telapak tangannya dibagian ketiak. Lalu dia berikan ke sepupunya itu untuk mencium.
"Bau gak?" ucapnya polos. Kinanti refleks berteriak dan menjauhkan tangan Keisya dari hadapannya.
"Cium bego! Bau ketiak apa kaga?!" gemasnya. Kinanti menurut dengan bodoh. Dia langsung mencium telapak tangan Keisya kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Tuh kan gue bilang apa! Walaupun gue belum mandi tapi badan gue itu tetep wangi!" pekiknya.
"Sepupu gila dasar!" guman Kinanti.
Tin... Tin... Tin...
Mereka berdua menoleh kesumber suara, disana sudah terdapat mobil berwarna putih sedang berhenti. Lalu tak lama kemudian Pak Ujang sopir Kinanti menghampiri mereka berdua.
"Haduuhh si eneng berdua bapak cariin ternyata ada disini toh?" ucapnya. Keisya dan Kinanti hanya menampilkan cengiran polosnya. Tanpa menunggu lama mereka berdua masuk kedalam mobil.
"Pak Ujang antarin Keisya dulu ya" ucap Kinanti. Pak Ujang hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah sampai didepan gerbang rumahnya Keisya turun, tidak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Pak Ujang karena telah mengantarnya. Dia juga melambaikan tangannya ke arah Kinanti yang sedang menjelujurkan lidah.
"Assalamualaikum!" ucapnya penuh semangat. Dia melewati ruang tamu dan tidak sengaja melihat Mama nya sedang berciuman dengan seorang lelaki berjas kantoran yang jelas itu bukan Papa nya.
Keisya hanya mematung menatap Mama nya itu. Matanya sudah memanas melihat ini semua. Dia langsung menjatuhkan kantung belanjaan dan langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Tapi ketika berada di dekat tangga dengan sengaja dia mendorong gucci besar yang sangat mahal itu hingga pecah berkeping keping. Hingga suara pecahan itu membuat mereka terkejut dan langsung menghentikan ciumannya.
Karin terkejut saat melihat anaknya berlari menaiki tangga. Apakah Keisya melihat dirinya yang sedang berciuman tadi? Pikirnya.
Keisya menutup pintunya dengan kasar dan tidak lupa mengunci pintu kamarnya. Dia langsung menangis sejadi jadinya. Hingga isakan terdengar dikamarnya itu. Untung saja kamarnya kedap udara.
"GUE BENCI!" teriaknya disela isakan tangisnya.
Dia tidak habis pikir dengan perbuatan Mama nya itu. Tega sekali dia mengkhianati Papa yang sangat dia sayang.
🌠
"Sya, kamu belum makan? Kata bibi kamu dari pulang sekolah belum makan, sini makan bareng Papa sayang"
Pintu kamarnya masih terkunci sampai ketukan dari balik pintu masih terdengar jelas ditelinganya. Dia tidak tidur, yang dia lakukan hanya menangis. Bahkan kedua matanya sudah bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile Heart
Ficção AdolescenteDia Keisya, lebih tepatnya Keisya Lintang Varranya. Murid baru di SMA Taruna Nusantara yang membuat geger satu sekolah karna kedatangannya. Wajar saja kalau dirinya tranding topik disekolah barunya, selain dia cantik dia itu pintar serta murid telad...