Part 2

1K 82 4
                                    

"Oh Tuhan pria itu secepat kilat, baru saja dirinya mengganti pakaian hidung pria itu tak terlihat.

"Terserahlah aku akan pakai ini, lagi pula pria macam apa yang meninggalkan wanita seorang diri, setelah mengambil keperawanan ku."Kinanti pun mengerucut kan bibirnya.

Setelah mengenakan pakaian itu Kinanti pun segera keluar dari Apartemen itu, dia berlari dengan tergesa-gesa dia harus secepatnya sampai di tempat kerjanya kalau dia tak mau dipecat.

"Sial lama banget si ni taksi," ucap nya.

"Neng, neng, ojek neng." seorang pria sudah berumur itu memarkirkan kendaraannya tepat di depanku.

Pucuk dicinta ulampun tiba, dengan sigap Kinanti menaiki ojeg itu.

"Wah mang pas banget datengnya dah, ke Mall Blok M ya." ucap Kinanti lagi.

"Iya Neng, abang biasa anter jemput cewek Mr. Bule." jawab si tukang ojek.

"Mr. Bule siapa mang?" tanya Kinanti yang sudah mengernyitkan dahinya karena kebingungan dengan ucapan si tukang ojek.

"Ono noh, Mr. Bule yang semalem dateng ama eneng."

"Eumhhh," Kinanti hanya mengangguk-anggukkan kepanya.

"Neng, kenapa eneng mau si kerja begituan. Apa eneng kagak takut ama dosa apa?" lanjut si tukang Ojek.

'Buset dah ini si mamang ojek, mulutnya lemes banget dia kira gue PPO (perempuan prostitusi online) apa?' bisiknya dalam hati.

"Mang maaf ya, saya itu cuma kerja sama si Mr. Bule itu.  Saya bukan temen kencannya" jawabku bohong.

Kinanti berfikir keras untuk mengingat kejadian semalam, dan kenapa dia bisa berakhir dengan si pria bule yang dimaksud mamang ojek, soalnya dia kagak sadar. Klo sadar dia bakal seneng tidur bareng bule.

* * *

Kinanti mengernyitkan dahinya karena melihat toko DVD sudah terbuka, padahal semua kunci ada padanya bahkan dia harus kembali ke kost nya untuk mengambil kunci.

Dengan langkah yang hati-hati dia melangkah memasukki Toko itu, shitt, betapa terkejutnya ketika melihat seorang wanita dengan tubuh yang bak gitar spanyol, dengan dres diatas lutut berwarna pink, rambut terurai panjang, dan wajah yang cantik tersenyum padanya.

"Selamat pagi mbak, ada yang bisa saya bantu?" tanya si wanita itu.

"Pagi, kamu siapa? Seharusnya aku yang ada disana!" tujuk Kania di meja kasir.

"Oh jadi anda Nn. Kinanti, mulai hari ini saya bekerja disini, dan ini gaji kamu bulan ini."

"Nama saya Cleo," lanjut wanita itu sembati memberikan amplop berwarna coklat.

"Gue kagak tanya nama lo, bilang ama majikan lo 'dia cuma bajingan mecat orang tanpa alasan'."

Setelah menerima amplop itu Kinanti berjalan pergi meninggalkan toko itu, dia keluar dengan wajah lesu, "Hari ini benar-benar sial, sudah hilang keperawanan, di pecat pula dari kerjaan. Ratihhhhhhhhh." teriaknya frustasi.

Kini dia harus berfikir keras bagaimana caranya untuk mendapatkan pekerjaan yang tidak memandang fisik, berkali-kali dia membuka isi amplop itu melihat satu - persatu, sudah pasti uang yang di pegangnya hanya mampu untuk bertahan satu bulan, Saat ini dia hanya bisa berharap Ratih bisa membantunya dengan mencarikannya pekerjaan.

Kinanti pun memilih menunggu Ratih di Cafe, dia harus menceritakan kejadian semalam dan juga mencari tahu siapa pria yang sudah menodainya.

Iya menodainya Kinanti pun berfikir keras mengingatnya terkadang dia bertingkah aneh, memukul-mukul kepalanya, sesekali dia mengacak rambut frustasi.

Secret WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang