The Pain

31 8 1
                                    

Sinar mentari menembus melewati celah tirai berwarna dark blue. Di sebuah ruangan luas terdapat dua kamar tidur yang hanya dibatasi kaca transparan dan tirai lebar berwarna putih. Udara dingin masih menyelimuti mereka di kamar masing-masing karena AC yang dibiarkan menyala sepanjang malam.

Suara pintu kaca berderit, mengiringi langkahnya menghampiri seorang gadis yang meringkuk di atas ranjang tersebut.

"Bangun," ucapnya sambil menggoyangkan lengannya.

Gadis itu mengusap matanya, "iya." Jawabnya.

Mereka pun masuk ke kamar mandi dan menggosok gigi bersama. Mereka berdua adalah kakak beradik yang tinggal di mansion megah ini.

Kakaknya bernama Jake Evanders, dan adiknya bernama Lily Annastasia.

Setelah bathub terisi air penuh, mereka mulai berendam. Posisi mereka saling berhadapan. "Kemari, biar ku gosok punggungmu," Ucap Evan, Anna pun mendekatkan diri dan membelakanginya.
Ia mulai menggosok punggung adiknya, kemudian ia melihat bekas luka berwarna merah keunguan di bahunya. Anna meringis saat bahunya ditekan pelan oleh kakaknya.

"Sejak kapan luka ini?" tanya Evan

"Kemarin, setelah pulang sekolah." Jawabnya

"Dia memukulmu?"

"Iya." jawabnya sambil menganggukan kepala.

Anna terisak pelan, "hiks.. hiks.. aku tak sengaja menjatuhkan gelas."

Evan menatap datar punggung adiknya. Ia mendekapnya dari belakang, dan mencium bahunya. "Jangan menangis, aku akan mengobatimu."

Setelah selesai mandi, ia mengobatinya.

Mereka memakai seragamnya masing-masing. Anna duduk di depan cermin dan Evan mulai menyisir rambut panjang dan hitamnya. Ia mengikat rambut adiknya menjadi dua, kemudian memutar lengan Anna agar berhadapan dengannya yang duduk berjongkok.

Evan mengambil sesuatu dari laci meja belajarnya. Benda berbentuk persegi panjang, dan memberikannya pada Anna.

"Ini untukku?"

"Iya, Ayah membelinya kemarin."

"Terima kasih, kak."

"Tekan 1 untuk menelponku,"

"Jika ibu mendatangimu lagi, segera telpon aku." Lanjutnya dengan nada yang datar.

"Baiklah. Ayo berangkat!" Ucap Anna semangat.

Mereka menaiki mobil, menuju sekolah. Pak supir menurunkan 2 bersaudara itu di depan pintu gerbang Starlight High School.

"Semangat sekolah nona, tuan." Ucap supirnya berlalu, Anna melambaikan tangan padanya sedangkan Evan hanya melenggang pergi tak peduli.

Umur Anna dan Evan hanya berjarak 2 tahun. Hampir semua orang mengenal dua bersaudara tersebut. Evan atau yang biasa dipanggil Jake, terkenal akan ketampanannya dan juga ia pintar dalam bidang akademis di sekolahnya. Sedangkan Anna terkenal karena ia merupakan adik Jake sang juara sekolah.

Anna duduk di bangkunya dan teman-teman perempuannya mulai mengerubunginya, ia tau maksud mereka. Mereka menitipkan banyak kado pada Anna untuk kakaknya. Anna sudah terbiasa dengan semua ini.

Mendekatinya hanya untuk memanfaatkan.

"Good morning, everybody." Guru memasuki kelas. Pelajaran berjalan seperti biasa.

Tak terasa bel istirahat berbunyi, Anna segera berlari menuju kantin dan tak sengaja menabrak Erick yang sedang membawa aquarium berisi ikan.

Pyarrr...

The BreathlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang