Malam mungkin telah berlalu menjadi pagi, saya masih tetap berada di peraduan sambil bergumam "apa jadinya dunia tanpa Tuhan?", Sepi dan sunyi saya rasakan ketika saya masih menggeliat seperti cacing yang baru bisa bergerak.
Secangkir kopi telah di hidangkan di meja depan, saya keluar rumah dan mengetuk rumah John yang ternyata ada di sebelah rumah saya, "kamu bikinin kopi buat saya?" Tanya saya sambil memicingkan salah satu alis, "bukan saya" jawab John dari dalam rumah, lalu siapa? Pagi pukul 07.00 ada yang membuat kopi di rumah saya, tiba-tiba ada seorang kakek datang ke rumah saya, dan saya ternyata tidak asing dengan wajah kakek ini, "lho, kakek?" Saya menyapa sedikit ragu, ada apa gerangan kakek ini kemari? Barangkali ada perlu dan keinginan yang ingin segera disampaikan, "ehh, Abi Cucuku. Alhamdulillah... Gimana kabarmu nak?" Tanyanya sambil menepuk pundak saya, "lho.... Kakek. Ayah gimana?" Tanya saya sambil memasang wajah penasaran, mendengar pertanyaan dari saya sepertinya Kakek berubah raut wajahnya, "Ayah kamu..... Me... meninggal" sontak aku pun berdiri dengan berlinang air mata seraya menyebut Sholawat Nabi, Kakek bercerita tentang kehidupan Ayah semasa hidupnya,
"Ayah kamu rutinitasnya minum kopi tiap jam 07.00, dia pengangguran, perusahaannya bangkrut, dia tidak pernah sholat, mengaji pun tidak pernah, kerjaannya marahin orang padahal dia yang salah" cerita Kakek, "jadi ini kakek yang bikinin kopi buat saya?" Ujarku sambil menerawang pikiran Kakek, "iya" jawabnya singkat. "Cari makam Ayahmu secepatnya" pinta Kakek seraya tersenyum, "terus, bagaimana dengan sholat saya?" Tanya saya dengan bingung, "utamakan lah orangtua sebelum kamu memperbaiki sholat" pintanya dengan menatap mataku tajam, saya sempat berpikir bahwa berita ini adalah hoax karena sulit sekali untuk dipercaya, pertanyaan yang ada di dalam benak saya adalah "apa benar Ayah meninggal? Kenapa tidak ada yang memberitahu" tapi yasudahlah, namanya juga maut, tidak ada yang tau.
"Kakek, mau nemenin Abi cari makam Ayah?" Tawarku sedikit berharap, beliau hanya mengatakan "dan jika kamu mulai lelah, kamu cari masjid" pintanya kembali penuh harap, "hmm, saya... Saya masih belajar" saya menjawab dengan agak terbata-bata, tapi yasudahlah.
"Kek... Abi pamit dulu ya.." ucap saya pamit
"Hati-hati kamu dijalan" ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimana Tuhan Berada?
Randomtidak seperti orang pada umumnya, dia penuh kebimbangan, seakan tidak mengenal adanya Tuhan, tidak tau arah membuatnya harus bersabar dengan kehidupan yang dia jalani, agama pun dia tidak tau, apa yang harus di lakukan sementara waktu ini?