hati batu

36 4 0
                                    

Alan langsung membuka pintu ruangan ayahanya
"Lan papah mau ngomong sama kamu" ucap pria berumur 45 dia adalah Anggara papah Alan

"Hmmm" jawab Alan singkat

"Gimana kamu udah pikirin keputusan papah? Cuma kamu yang belum setuju" balas Anggara sambil menatap sang anak

"Udah" jawab alan singkat lagi
"Lalu?" Tanya Anggara lagi
"Terserah papah aja" balasan Alan dengan nada dinginnya
"Kalau begitu besok kamu mau kan ketemu sama calon ibu baru kamu?" Sang papah kembali bertanya kepada anaknya

"Kalau untuk ketemu maaf Alan nggak bisa" Alan langsung pergi meninggalkan papahnya sendiri

Alan sangat benci dengan wanita yang akan menggantikan posisi ibunya itu Alan tak akan pernah menerima dia meskipun ibunya sudah tiada tapi bukan berarti ada wanita yang berhak menggantikan posisinya di hidupnya.

Alan melangkahkan kaki menuju kamarnya ia tak ingin bertemu atau pun bicara dengan siapapun.

*****
"Pagi mah" suara gadis berambut panjang sambil mencium pipi mamahnya

"Pagi juga sayang sarapan dulu yah ini udah mamah olesin selai ke roti kamu." Ucap mamahnya

"Iya mah makasih mamah Asya yang paling baik dan Asya sayangi" suara menggemaskan Asya terdengar begitu lucu

"Ya udah cepetan di makan sya nanti terlambat" kemudian papahnya angkat bicara karena papahnya tau kalau ibu dan anak sudah mulai bicara pasti akan memakan waktu sangat lama

"Iya pah" kemudian Asya pun duduk

Asya adalah anak satu satunya dia tidak memiliki saudara sehingga dirinya sangat disayangi oleh kedua orang tuanya tapi meskipun begitu asya bukanlah anak yang manja dia selalu mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain

"Mau papah anterin sya?" Tanya papahnya
"Nggak usah pah asya bisa kok berangkat sendiri naik bis" jawab sang anak

"Anterin aja sya mamah kasian sama kamu" muka cemas mamahnya mulai terlihat

"Mamah tenang aja nggak papa kok ya udah Asya berangkat dulu yah" Asya langsung pergi setelah menyalami kedua orang tuanya

****
Sesampainya di sekolah
"Syaaaaaaa sini cepetan lo duduk" suara Andin terdengar begitu semangat
"Apa sih pagi pagi ko udah seneng gini" jawab Asya sedikit bingung dengan Andin

"Lo tau tadi pas di depan perpus gue jalan di pinggir Alan jantung gue berasa mau copot gue nggak nyangka apa lagi kalau gue bisa ngobrol sama alan jantung gue bisa bisa copot beneran oh iya satu lagi dia bener bener ganteng nya 2 kali lipat kalo diliat dari deket" cerita Andin sangat antusias sambil memegangi jantungnya yang berdegup kencang

"Ah lo Lebay banget si kemarin malah gue kecipratan air gara gara si alan nyebelin itu terus udah gitu dia nggak minta maaf lagi sama gue pokoknya gue benci sama dia lo nggak usah cerita tentang dia lagi buat kuping gue sakit denger namanya" jawab Asya dengan nada yang sangat kesal

" btw kenapa ya lo sering banget dipertemukan sama Alan" tanya Andin bingung

"Ah bodo amat" jawab Asya masa bodo

Akhirnya guru pun datang pelajaran berlangsung cukup lama hingga akhirnya jam menunjukan pukul 10.00 itu artinya waktu istirahat datang semua siswa berniat menuju kekantin

"Oh iya Tasya sama Caca katanya nggak ke kantin dia harus kumpul sama anak eskul tari" suara andin sambil bersiap menuju ke kantin

"Oh gitu " mereka pun akhirnya berjalan menuju ke kantin tapi sebelum sampai ke kantin didepan perpus Asya berhenti

You And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang