Bab 8

41 23 10
                                    

Kamu nggak akan tau siapa yang akan hidup di masa depanmu nanti Ra. -Pinta anggraeni.

...

"Ngapain lo di sini?" Tanya seseorang, suaranya seperti tidak asing lagi. Lalu aku menoleh, melihat laki-laki memakai topi hitam dan hoddie merah miliknya itu.

"Ini kan tempat umum, terserah aku dong mau di mana aja." Jawabku ketus. Aku menyembunyikan kertas yang ada pada tangkai bunga lily.

"Lo suka taman bunga ini?"

"Suka, tapi aku baru pertama kali ke sini."

"Suka bunga lily?" Tanyanya sambil memetik bunga lily di dekatnya.

"Hari ini aku baru suka bunga lily."

"Kenapa baru hari ini?"

"Bunga lily terasa indah hari ini."

"Lo suka bunga lily, nggak yang lain aja gitu kan banyak tuh yang lebih bagus dari pada bunga lily."

"Kalau aku sukanya lily kamu kenapa?" Tanyaku supaya dia berhenti mengatakan hal-hal yang aneh.

"Terserah lo." Dari sorot wajahnya sudah tampak kesal denganku.

Aku tersenyum, lalu aku melangkahkan kaki ku untuk pulang ke rumah nenek.

"Eh cewek aneh lo mau kemana?"

"Nama aku Nara bukan cewek aneh!" Ucapku geram.

"Iya Nara lo mau kemana, kok pergi?" Tanyanya sambil mengejarku.

"Mau pulang lah, kenapa harus nanya lagi." Aku ketus.

"Kalau gue nggak bolehin lo pulang gimana?" Ucapnya dan menahan lenganku.

"Lepasin nggak, aku capek mau pulang." Aku melepaskan tangannya.

"Kalau gitu gue anterin pulang ya." Aku melongo tak percaya, laki-laki ini sangat menyebalkan tau aku tadi tidak bertemunya.

"Nggak, aku bisa sendiri." Ucapku kekeh.

"Gue anter ya, lagi rawan penculikan nih sekarang di bandung." Hah? Apa maksudnya? Memangnya aku anak kecil yang akan di culik oleh penculik lalu di jualnya ke orang-orang kaya.

"Nggak mungkin aku di culik, aku ini udah bukan anak kecil lagi tau!"

"Gue anterin."

"Huft, terserah kamu deh." Aku menyerah, semua alasan yang ku keluarkan pasti tidak tepat untuknya.

"Nah gitu dong Ra."

...

Pagi hari ini aku tidak akan telat lagi, alarm ku berbunyi tepat pada waktunya. Di bawah cahaya matahari yang tertutup tirai putih di kamarku, memperlihatkan sebuah nakas. Nakas yang berisikan kotak rahasia ku.

Aku mulai membuka nakas itu dan mengambil beberapa yang di tulis oleh Arka. Aku mulai membaca kembali satu persatu, karena hanya itu yang bisa ku lakukan saat aku merasakan rindu padanya.

FairylateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang